-----
Yewon membuka matanya perlahan-lahan dan ia mendapati bahwa dirinya sekarang tengah tertidur di dalam sebuah kamar yang tentu saja bukan kamar di apartemennya.
Gadis itu menguap sebentar dan mengamati keadaan sekitar. Dari jendela kamar, hari sudah terang dan sinar matahari tampak masuk menembus kaca jendela tersebut.
Ia pun bangkit berdiri dan perlahan berjalan keluar dari kamar tersebut.
"Hmm...bau harum apa ini" gumam Yewon begitu indera penciumannya menangkap bau makanan yang sedang dimasak di dalam dapur.
Ia pun masuk begitu saja dan mendapati seorang lelaki tampan yang sedang menggoreng telur dan memanggang roti pada pemanggang.
Lelaki itu tampak terkejut begitu menyadari kehadiran Yewon dan setelah itu menampakkan senyumannya yang lebar lengkap dengan lesung pipinya yang manis.
"Oh kau sudah bangun, Yewon-shi? Aku sedang memasak sarapan untuk kita berdua" ucap Bangchan yang sedang meletakkan roti dan telur goreng masing-masing di atas dua buah piring.
"Tidak usah repot-repot, Bangchan-shi. Nanti aku bisa sarapan di apartemenku sendiri setelah pulang dari sini" seru Yewon yang merasa tidak enak karena telah banyak membuat repot lelaki di hadapannya.
Tentu saja, karena semalam Bangchan juga merelakan kamar tidur satu-satunya yang ia punya digunakan oleh Yewon untuk beristirahat. Sementara ia sendiri tidur di atas sofa ruang tamunya.
"Tidak apa-apa, aku tidak merasa direpotkan olehmu" ujar Bangchan dengan tulus,"Ayo duduk, kita sarapan bersama-sama"
Mau tidak mau, Yewon akhirnya menyerah dan duduk berhadapan dengan Bangchan di meja makan dan mulai menghabiskan sarapan yang ada di atas piring masing-masing.
"Setelah ini biar aku yang mencuci piring" seru Yewon setelah mengunyah dan menelan potongan telur goreng yang telah ia potong-potong menjadi berukuran lebih kecil sebelumnya,"Hitung-hitung sebagai ucapan terima kasih dan balas budiku"
Bangchan ingin sekali menolak permintaan Yewon karena ia merasa tidak enak pada tamunya, tetapi buru-buru Yewon kembali bersuara sehingga membuat lelaki itu terdiam seketika.
"Tidak ada penolakan. Titik."
Baiklah kalau begitu. Bangchan akhirnya mengijinkan Yewon untuk mencuci piring-piring kotor.
Sembari Yewon melaksanakan tugas balas budinya itu, Bangchan segera keluar dari dapur dan duduk di atas sofa, kembali mengecek pesan dari seseorang berinisial c.b. yang sepertinya mengingkari janjinya karena ia tidak muncul dan menemuinya kemarin malam.
Bangchan berpikir, siapa orang itu dan kenapa orang itu memanggilnya dengan sebutan hyung? Apakah ia kenal dengan orang itu sebelumnya?
Entah kenapa Bangchan lupa terhadap semua hal yang berhubungan dengan dirinya sendiri, bahkan ia sendiri lupa siapa nama orangtua dan keluarganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] GLITCH ✔
FanficGLITCH Series #1 "Dunia ini tidak nyata, dan kita semua telah terperangkap di dalamnya" By. Hanna1604