12 Bela diri

617 121 19
                                    


Bela diri memang harus di mulai sejak dini. Dengan begitu kekuatan dasar akan terbentuk dengan baik.

Jenderal Qiang sedang duduk di ruang belajarnya. Dihadapannya ada seorang pria muda.

"Aku benar-benar tersanjung anda mengundangku kemari, jenderal."

"Aku juga tak menyangka kau mau menerima undanganku."

"Anak itu pangeran kelima kan? Aku sudah menyukainya sejak pertama kali bertemu."

"Tapi dia sekarang anakku. Jangan sampai lidahmu tergelincir."

Jenderal Qiang mengundang seorang guru bela diri untuk Zhaoyue. Sebenarnya dia ingin mendidiknya sendiri. Tapi dia tak punya waktu. Untungnya dia menikahi istri yang kuat. Jadi bebannya sedikit ringan.

"Aku dengar Zhuoyue berbakat."

"Ya. Tidak. Dia hanya berusaha keras."

"....."

Jenderal Qiang sangat memperhatikan Zhaoyue. Dua tahun yang lalu dia dipanggil oleh kaisar. Kaisar menceritakan tentang memberikan pangeran kelima sebagai putranya. Tentu saja dia senang. Dia sangat sedih ketika dokter mengatakan bahwa dia tidak akan memiliki anak lagi. Sejak saat itu dia mulai menyelidiki pangeran kelima. Bahkan dia melihatya sendiri dari jauh. Setiap pagi dia dan ketiga pelayannya berlari mengelilingi rumahnya. Dia dengan rajin belajar memegang kuas dan belajar menulis sendiri. Dia juga belajar menyulam saputangan. Masih kecil tapi tak pernah menangis. Kerja keras Zhuoyue membuatnya tersentuh.

Saat tinggal disini, Zhuoyue juga sangat rajin. Gurunya pun memujinya. Hanya saja dia agak tertutup. Dia tidak banyak bergaul dengan saudara-saudaranya. Cheng Lan putri ke tiganya sedikit sinis. Tapi dia membiarkannya. Pendidikan seorang putri adalah tanggung jawab ibu nya. Zhuoyue tak meminta banyak hal seperti anak yang lainnya. Dia kadang-kadang meminta di belikan buku, alat tulis, atau kain dan benang.

Zhuoyue pandai menyulam. Sangat pandai. Kadang-kagang jenderal Qiang menghawatirkan hobi putranya itu. Tapi dia tak bisa melarangnya. Dia cukup kaget ketika dia tahu bahwa putranya itu menyimpan semua uang yang dia berikan selama satu tahun ini. Dia bahkan menjual saputangan yang dia sulam untuk menghasilkan uang! Apakah uang yang dia berikan masih kurang? Sepertinya bukan seperti itu. Apakah ada barang yang dia ingin beli?

"Apa yang anda pikirkan?" tanya An Shizi.

"Tidak ada. Besok pagi datanglah kemari. Jangan sampai terlambat. Biasanya Zhuoyue mulai berlari pukul 5 pagi."

"Pagi sekali! Tapi baiklah. Aku juga suka anak yang rajin."

Jenderal Qiang pergi ke kediaman Zhuoyue. Semenjak zhuoyue datang dia tidak pernah mengunjungi kediamannya. Saat masuk, dia sangat terkejut. Apa yang sebenarnya terjadi. Sejak kapan kediaman ini berubah?

Jenderal Qiang memperhatikan halaman. Seingatnya, haaman ini hanyalah tanah kosong tanpa satupun rumput yang tumbuh. Kenapa menjadi hijau dan berwarna warni? Siapa yasng menanam bambu di sana? Siapa yang enanam bung-bunga ini? Lalu pot-pot yang digantung itu. Bahkan warna rumahnya jadi berbeda. Apakah dalam satu tahun Zhuoyue merombak kediamannya?

Jenderal Qiang melihat Zhuoyue menyulam di teras.

"Ayah. Kau datang mengunjungi ku." Zhuoyue meletakkan sulamannya di teras dan menghampiri jenderal Qiang.

"Ya. Kau sedang merajut?"

"Ya. Aku sedang belajar merajut sarung bantal."Ucap Zhuoyue.

Zhuoyue dan jenderal Qiang duduk di teras depan. Mei Li menyajikan teh dan kue untuk mereka.

"Cobalah kue ini. Aku dan Mei Li yang membuat ini. Semoga ayah suka." Zhuoyue menyodorkan piring kue kering.

Jenderal Qiang jarang memakan kudapan. Tapi untuk menghargai putranya, dia mencicipi satu. Kue kering renyah terasa enak dimulutnya.

"Ini enak."

"Benarkah? Syukurlah."

'Ini gawat. Kalalu begini terus dia akan menjadi seerti putri idaman. Pandai menyulam dan pandai memasak.'

"ayah tahu kalau kau menyulam dan menjual sulamanmu. Apakah uang yang ayah berikan kurang?"

Zhuoyue menatap jenderal.

"Sebenarnya ada beberapa yang aku inginkan."

"Apa itu? Kenapa tidak kau beritahu saja ayah?"

"Sebenarnya aku ingin belajar bermain alat musik dan juga menari." jawab Zhuoyue.

'Eh? Bermain alat musik dan menari?'

"Membeli alat musik membutuhkan uang. Menyewa guru tari juga butuh uang. Jadi...."

"Sebenarnya kau hanya harus bilang pada ayah. Ayah akan membantumu."

"Benarkah?"

"Tapi ada syaratnya."

"Syarat?"

"Ayah berencana untuk memberimu guru bela diri. Jadi pagi kau berlatih dengan guru barumu An Shizi dan siang kau akan belajar dengan guru Fuzi. Sore hari adalah waktu bebasmu. Bagaimana?"

"Kalau ayah mengaturnya seperti itu maka baiklah. Jadi berlatih musik dan menari di sore hari?"

"Bukan. Ayah akan membiarkanmu berlatih musik dan menari ketika kau berumur tujuh tahun. Ayah takut kalau kau sekarang, kau akan kelelahan."

"Begitukah. Terima kasih ayah."

"Tak perlu berterimakasih."

Walaupun jenderal Qiang hanya mengijinkannya berlatih ketika dia berumur tujuh tahun, tapi jenderal mengirimkan guqin dan beberapa buku musik, bela diri, dan sastra. Tak ada buku tentang menari.

'Belajar musik masih baik-baik saja. Kalau putraku pandai menari juga, dia bakal menjadi istri seseorang! Apa yang harus aku katakan pada kaisar jika itu terjadi?'

BECAME A PRINCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang