31 Berkemas

539 105 0
                                    


Ini adalah pertama kalinya Zhuoyue mengunjungi istana pangeran lain. Istana seorang pangeran memanglah besar. Halaman mereka pun ssangat indah. Zhuoyue mengikuti Guang Sheng ke kamarnya. Kamarnya penuh dengan lukisan-lukisan. Zhuoyue melihat sekeliling. Anak ini benar-benar di sayangi. Zhuoyue khawatir dia tak akan betah tinggal di rumahnya.

"Aku harus memanggilmu apa saudaraku?" tanya Guang Sheng.

"Hmmm. Terserah."

"Baiklah. Lalu kira-kira apa yang harus aku bawa?"

"Pertama. Apa tujuan mu ingin ikut dengan ku?"

"Eh? Hm.. Aku tidak tahu. Aku hanya ingin ikut saja."

"Kedua. Apa kau bersedia hidup sederhana? Rumahku tak semegah istanamu."

"Tidak apa-apa. Aku hanya ingin tahu bagaimana kehidupanmu."

"..."

"Sebenarnya aku ingin belajar sesuatu darimu. Tapi aku tak tahu apa itu."

"..... Baiklah. Pertama pilihlah beberapa pakaian yang sederhana. Kemudian jangan lupa kau harus membawa uang."

"Oh. Baiklah."

Saat Guang Sheng memilih pakaian dengan pelayannya, selir Gu datang.

"Nak, kau sedang apa?"

"Ibu. Aku sedang bersiap-siap."

"Bersiap-siap untuk apa? Ibu tak mengijinkan mu pergi."

"Ibu. Aku harus pergi. Aku ingin pergi."

"Tapi. Bagaimana jika kau kenapa-napa?"

"Aku tidak akan kenapa-napa. Lagi pula aku pergi bersama saudaraku." Guang Sheng lalu berkonsentrasi lagi memilih pakaian.

"Tidak nak. Bagaimana jika ada bandit yang menyerang mu?"

"Tidak akan ada bandit nyonya. Aku pergi sendiri dan aku tidak terluka sedikit pun."

"Kau pangeran ke lima?"

"Anda sudah melihat ku tadi."

"Bisakah kau membujuk putra ku untuk tidak pergi?"

"Aku tidak bisa. Ini keinginannya dan sudah disetujui oleh kaisar."

"Tapi..."

"Anda tidak usah cemas. Cukup doakan saja dia, maka saudaraku itu akan baik-baik saja."

"Kau masih kecil jadi kau tak tahu apa-apa. Banyak orang yang mengincar hidup Guang Sheng."

"Menurutku dia lebih aman tinggal bersamaku. Setidaknya aku bisa melindunginya dari orang-orang yang haus kekuasaan."

"Mengapa kau berbisara seperti itu?"

"Anak itu tumuh berdasarkan lingkungannya. Jika lingkungannya mendidik dia menjadi ambisius, maka jadialah begitu. Jika lingkungannya mendidiknya menjadi boneka, maka jadilah dia. Jika lingkungannya baik, maka dia akan menjadi anak yang baik. Aku tak perlu memberitahumu secara detail. Anda tahu sendiri maksud saya."

"....."

"Apakah saya terdengar seperti orang tua?"

"..... Tidak."

"Saudara. Aku sudah berkemas." Guang Sheng membawa buntalan kain.

"Apa kau sudah mengepak uang mu?"

"Sudah."

"Berapa?"

"lima tael emas."

"...... Berapa lama kau akan tinggal di tempatku?"

"..... Aku belum memikirkannya."

"Seminggu." ucap selir Gu.

"Ibu, itu terlalu singkat."

"Itu benar. Perjalanan nya saja butuh waktu dua minggu lebih." ucap Zhuoyue.

"Sejauh itu?"

"Ya. Lumayan jauh."

"Kalau begitu..."

"Ibu. Aku akan tinggal bersama saudara cukup lama. Aku sudah memutuskannya."

"......"

"Kalau begitu ayo kita berangkat."

"Kenapa harus sekarang? Kenapa tidak besok saja?"

"Selir Gu. Kaisar sudah memberi wewenang padaku. Jangan halangi kami."

"K-kau."

"Ayo Saudara Gu." ucap Zhuoyue

Zhuoyue dan Guang Sheng pergi dengan sembunyi-sembunyi. Mereka pergi ke kediaman Jenderal Qiang. Kemudian membawa Guang Sheng ke kamarnya.

"Kenapa kau membawa ku ke sini?"

"Tentu saja untuk menyamar. Wajahmu cukup terkenal."

"Oh. Bagaimana kita menyamar?"

Zhuoyue memberi kan senyum misterius. Kemudia dia tak sadarkan diri.

Ketika Guang Sheng bangun, dia sudah berada di kereta. Di depannya ada Penampilan Zhuoyue yang biasanya. Butuh beberapa saat untuknya benar-benar sadar.

"Um.."

"Kau sudah bangun."

".....Saudara kelima"

"Ya."

"Kalau tidak salah... Kau Zhuoyue gubernur provinsi Huang?"

"Ya."

"..... Kau... Orang yang sama!?"

"Ya."

"...... Wah...."

Kemudian Guang Sheng kembali diam untuk seberapa lama.

BECAME A PRINCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang