Dua hari kemudian, rombongan pangeran pertama datang. Suara petasan terdengar. Banyak anak- anak yang ikut bersenang-senang. Penjagaan di tempat pesta diperketat. Mereka yang datang adalah tamu khusus dan melewati pemeriksaan saat masuk.
Zhuoyue memakai pakaian putih dengan bordir bunga peony berwarna merah. Dia memakai hiasan kepala berwarna putih. Dia terlihat tampan tapi juga cantik. Walaupun sudah melakukan latihan militer selama lima tahun, kulitnya tak menghitam. Wajahnya masih memiliki jejak kekanak-kanakan. Penampilannya cukup menarik perhatian yang lain.
Zhuoyue berdiri disamping ayahnya. Dia menyambut pangeran pertama. Walaupun Zhuoyue juga seorang pangeran, tapi statusnya sekarang adalah putera jenderal. Ketika ayahnya harus berutut, dia juga akan ikut berlutut.
Rombongan pangeran sangat megah. Kereta merah dengan hiasan yang indah. Rombongan yang mengantarnya pun bukanlah pejabat biasa. Para tentara berbaris dibelakang rombongan untuk melindunginya. Zhuoyue juga yakin bahwa ada penjaga tersembunyi di tempat lain. Rombongan itu juga membawa banyak kotak-kotak hadiah.
Upacara pernikahan perjalan dengan khidmat. Tak ada kekacauan yang mereka takutkan.
Setelah pengantin perempuan diantar ke kamar pengantin, Zhuoyue dan para pelayannya melarikan diri. Zhuoyue tidak mau bertemu dan bercakap-cakap dengan para pejabat.
'Tak ada pejabat yang tampan disini! Mereka semua orang tua!'
Zhuoyue dan pelayannya pergi menemui kakak pertamanya.
"Jiaoyan jiejie. Kau ingin pergi menemui Ruan jiejie?"
"Zhuoyue. Lama tak bertemu."
"Maafkan aku tak pulang saat kakak menikah."
"Tak apa. Aku juga tahu kau tak sedang bersenang-senang di kamp militer."
"aku juga ingin bertemu dengan Ruan Jiejie. Entah kapan lagi kami dapat bertemu."
"Kau benar. Setelah tiga hari, Ruan akan pergi ke istana yang jauh. Orang biasa tidak akan pernah kesana."
"..........."
Zhuoyue dan Jiaoyan berjalan ke kamar pengantin.
"Ruan. Aku dan Zhuoyue datang berkunjung."
"Masuklah kakak."
Zhuoyue melihat hiasan di kamar kakaknya. Apakah setiap kamar pengantin seperti ini? Ah, aku lebih suka gaun barat yang putih dan indah. Terlalu banyak warna merah terlalu menyilaukan mata.
'Bahkan lihatlah hiasan kepala itu! Berapa kilo itu?'
"Zhuoyue, kau kenapa?"Ruan melihat adiknya yang bingung.
"Kakak, kau tak apa-apa? Kepala mu tidak pusing? Pundakmu tidak sakit? Hiasan itu sepertinya terlalu berat."
"Tentu saja ini berat. Pundak dan badanku sudah pegal dari tadi. Ingin aku meletakkan semuanya. Tapi ini tidak diijinkan."
"Beruntunglah kau menjadi laki-laki." ucap Jiaoyan.
'Eh. Aku lupa! Aku laki-laki disini. Apakah nanti aku juga harus menikah dengan perempuan. Oh tidak. Aku ingin muntah!'
"Zhuoyue kau tidak apa-apa?" tanya jiaoyan.
"Eh! Ti-tidak. Aku tidak apa-apa."
"Ruan. Aku membuatkanmu gelang tali. Aku tau ini sederhana. Tapi aku berharap kau tidak akan melupakan kami."
"Apa yang kakak bicarakan? Aku tak akan pernah melupakan kalian."ucap Ruan.
"Kakak. Aku juga punya hadiah untuk kalian berdua." Zhuoyue menyerahkan pada mereka masing-masing kotak.
Kotak berwarna hijau seperti giok. Kotak itu dihiasi oleh bunga Azalea dan Camelia. Kotak itu berisi 45 gulung benang, 24 gulung pita, 12 gulung renda, tujuh buah jarum sulam berbagai ukuran dan lima jarum perak.
Bunga Azalea
Bunga Camelia.
"Aku tak tau apa yang harus aku berikan. Aku harap kalian berdua menyukainya." ucap Zhuoyue.
"Terima kasih ini indah sekali."
"Ya. Terima kasih."
"Syukurlah kalau kakak suka."
"Ini lucu. Kau laki-laki dan masih suka menyulam? Ayah mengirimmu ke pelatihan, tapi kau masih belum berubah." ucap Ruan.
"Apa yang salah jika laki-laki pandai menyulam. Tidak ada ruginya memiliki keterampilan."
"Kau benar."
Zhuoyue memegang kedua tangan kakaknya.
"Kakak. Istana bukanlah rumah yang aman. Aku harap kakak akan menjaga diri. Jangan makan atau minum sesuatu yang belum diuji. Jangan pergi keluar sendirian. Jangan bergaul dengan orang yang salah. Kakak harus berpikir beberapa kali jika ingin berkata atau melakukan sesuatu. Jangan pernah mencari musuh di sana. Juga..."
"Aku tahu! Ayah sudah puluhan kali menasihatiku."
"Juga. Kami akan merindukan kakak."
Jiaoyan dan Ruan memeluk Zhuoyue erat.
"Duh, kalau saja aku tahu dari dulu kalau kau itu imut." ucap Jiaoyan.
"He he. Aku ini tampan."
.
Setelah puas berbincang, mereka berdua keluar dari kamar dan meninggalkan Ruan sendirian.
"Zhaoyue. Jika kau ada waktu, berkunjunglah ke rumahku."
"Tentu kakak."
"Tapi kau tak boleh datang dengan tangan kosong."
"Ha ha ha. Baiklah kakak."
.
Pesta ditutup. Semua orang kembali ke kediamannya masing-masing untuk beristirahat.
KAMU SEDANG MEMBACA
BECAME A PRINCE
Historical FictionZhuoyue, gadis yang bekerja sebagai guru. Demi menyelamatkan muridnya dari penculikan, dia meninggal. Ketika terbangun dia menjadi anak laki-laki berumur 3 tahun. Seorang pangeran yang lahir dari seorang pelayan istana. Setelah lolos dari percobaan...