Hari ini Zhuoyue bangun setengah lima pagi. Dia segera membereskan tempat tidur. Dia pergi ke kamar mandi untuk mencuci muka dan mengosok gigi. Setelah segar, dia pergi ke tempat ketiga pelayannya. Setelah itu, itu dia pergi berlari berkeliling kediaman. Para pengawal sudah tahu kebiasaan tuan muda mereka, jadi tidak ada tatapan aneh.
Dari kejauhan ada orang yang sedang memperhatikan mereka.
"Sudah ku bilang dia selalu bangun pagi."
"Kau benar. Aku jadi lebih menyukainya."
"Kau ingin menyapanya sekarang?"
"Tidak. Setelah mereka selesai berlari, kita akan menemui mereka."
Setengah jam kemudian mereka kembai ke kediaman mereka untuk beristirahan sebentar. Ketika mereka tiba di halaman, mereka melihat seseorang sedang duduk di teras depan.
"Selamat pagi Zhuoyue. Kita bertemu lagi,"
"Ah. Anda adalah orang yang membantu kami masuk ke pesta setahun yang lalu."
"Hebat kau masih ingat."
"Senang bertemu dengan anda lagi. Aku belum mengucapkan terima kasih sebelumnya pada anda."
"Tidak apa-apa."
"Silahkan masuk. Mei-mei bisakah kau mempersiapkan teh dan kue untuk kami?"
"Tentu tuan muda." ketiga pelayannya pun pergi ke dapur.
Zhuoyue dan An Shizi masuk ke ruang tamu.
"Ketiga pelayanmu masih setia mengikuti mu."
"Ya. Mereka begitu penurut dan manis. Tidak mungkin aku akan meninggalkan mereka."
"Bukankah leih enak menjadi pelayan istana? Tinggal di istana, mempunyai gaji yang besar. Dan mengenakan pakaian cantik."
"Benarkah? Tapi aku dengar, pelayan di istana tidak boleh menikah."
"Ah, kau benar juga."
Mei Li dan Mei Lan datang membawa teh piring-piring kue.
"Kami kemarin memetik jahe banyak sekali. Jadi kami menjadikannya kue. Semoga Anda suka."
"Aku dengar dari jenderal kau pintar menyulam sapu tangan. Apa kau juga pandai memasak?"
"Kalau yang mudah masih bisa. Untuk rasa... Setidaknya masih layak untuk dimakan."
"Selain menyulam dan memasak, apa ada keterampilan yang ingin kau pelajari?"
"Kemarin aku memberitahukan ayah. Aku ingin belajar musik dan menari."
'Musik dan menari!?'
"Apa......ayahmu menyetujuinya?"
"Ayah bilang akan memberiku guru ketika berumur tujuh tahun."
'Sepertinya aku tahu apa yang dipikirkan jenderal Qiang.'
An Shizi menceritakan perihal dia yang akan mengajarkan Zhuoyue bela diri. Dia juga mengajaknya untuk pergi ke kamp pelatihan pasukan.
"Pergi ke kamp pelatihan?"
"Benar. Dengan pergi ke kamp. Kau akan lebih leluasa untuk berlatih beladiri."
"Tidak boleh!" ini bukan Zhuoyue yang bicara.
Gurunya Fuzi yang datang. Dia terlihat sangat kesal.
"Aku tidak mengijinkan muridku pergi ke kamp pelatihan."
"Oh kau rupanya Fuzi. Asal kau tahu saja, Zhuoyue juga murid ku. Jadi aku berhak membawanya kemana saja."
Kedua gurunya saling menatap tajam. Zhuoyue dapat melihat background kilat dan petir di sekeliling mereka. Fuzi dan An Shizi adalah murid seperguruan, tapi mereka memilih menekuni bidang yang berbeda. Entah kenapa, dari dulu, An Shizi selalu mengerjai temannya itu. Mereka berdua adalah sahabat yang tidak akur.
"Aku ingin muridku menjadi orang yang pintar dan bijaksana. Bukan seperti otak otot sepertimu." kata Fuzi.
"Hah? Apa maksudmu dengan otak otot? Ini adalah kekuatan. Laki-laki itu harus kuat dan tangguh. Tidak loyo sepertimu."
"Siapa yang kau bilang loyo? Kau butuh pukulan untuk otakmu itu. Ayo keluar. Aku akan memberimu pelajaran."
"Ayo! Aku akan memperlihatkan apa itu kekuatan."
Zhuoyue menyaksikan kedua gurunya mulai berkelahi. Sungguh kekanak-kanakan. Tapi perkelahian itu terhenti karena ayahnya datang.
"Kalian berdua sama sekali tidak berubah ya." ucap jenderal Qiang.
Kedua guru tersebut memberi hormat pada ayahnya.
"Ayah datang tepat waktu."
Mereka kembali ke dalam rumah. An Shizi menceritakan idenya kepada jenderal. Fuzi pun asih bersikeras pada pendiriannya. Jenderal
Qiang sebenarnya sangat setuju dengan An Shizi. Itu dapat membuat putranya menadi kuat. Tapi dia juga tak ingin berpisah dengan anaknya.
"Begini saja. Bagaimana jika Fuzi ikut bersama kalian ke tempat pelatihan. Kalian bisa mendidik anakku secara berdampingan. Lagi pula kalian berdua itu saudara seperguruan."
Para guru pun setuju.
"Bagaimana dengan ketiga pelayanku?"
"Kau ingin membawa mereka?" tanya jenderal.
"Tidak tahu."
"Sebaiknya jangan. Disana banyak orang yang akan membantu mu. Kau akan ceat belajar mandiri tanpa pelayanmy di sana." kata An Shizi.
Sudah di putuskan bahwa ketiga pelayan Zhuoyue tidak ikut bersama mereka. Zhuoyue akan pergi ke kamp pelatihan besok lusa.
KAMU SEDANG MEMBACA
BECAME A PRINCE
Historical FictionZhuoyue, gadis yang bekerja sebagai guru. Demi menyelamatkan muridnya dari penculikan, dia meninggal. Ketika terbangun dia menjadi anak laki-laki berumur 3 tahun. Seorang pangeran yang lahir dari seorang pelayan istana. Setelah lolos dari percobaan...