34 Lomba Mengecat

520 102 0
                                    


Zhuoyue merasa dengan adanya rumah bulat dari batok kelapa memudahkan orang miskin untuk mengontrak rumah. Tapi dia merasa rumah itu sedikit suram. Hanya berwarna cokelat mengkilap seperti bola kotoran yang biasa dikumpulkan oleh serangga. Jadi dia memiliki ide untuk mengadakan lomba mewarnai rumah bulat. Selain dapat menghias rumah, lomba ini dapat mengasah kebersamaan, kreativitas, kegembiraan, dan keindahan lingkungan. Ketika ide ini di ajukan, mereka terlihat sedikit enggan, tapi merasa ini akan menyenangkan. Guang Sheng adalah yang paling semangat dalam hal ini.

"Lomba ini akan sangat menyenangkan. Ayo sekalian buat festival. Tempat ini akan banyak dikunjungi turis, banyak stand makanan enak, banyak hiasan warna warni. Kau memiliki ide yang bagus."

"Benarkan?"

"Hm. Kapan itu akan dilaksanakan?"

"Bulan depan. Aku akan mengundang beberapa orang untuk datang kemari."

"Hm."

Dengan demikian pengumuman tersebar. Zhuoyue akan menghadiahkan seekor sapi untuk masing-masing juara satu dari setiap kabupaten. Untuk tiga besar, mereka mendapatkan rumah yang mereka cat secara gratis. Mereka tak perlu membayar sewa rumah lagi. Untuk sepuluh besar akan diberi 10 koin tembaga.

Setiap orang yang menyewa rumah bulat ini merasa termotivasi. Mereka semua memikirkan pola dan warna apa yang akan mereka buat. Tentu saja cat dan kuas akan di sediakan oleh Zhuoyue. Dalam hitungan jam, berkarung-karung cat bubuk sudah terbentuk. Kuas-kuas juga sudah berjejer rapih. Kekuatan sihir ini adalah metode yang sangat curang tapi bermanfaaat.

Untuk sistem penjurian, Zhuoyue menyerahkannya pada beberapa pejabat. Mereka tak diperbolehkan untuk menerima suap. Zhuoyue menekankan keadilan dan kejujuran dalam hal ini. Lagi pula, bagaimana orang miskin akan menyiap pejabat?

Seminggu sebelum lomba di mulai, hadiah dan peralatan sudah dikirim ke masing-masing kabupaten. Zhuoyue tidak akan pelit jika menyangkut kepentingan rakyatnya.

Selama persiapan, Zhuoyue menyibukan diri dengan hal-hal sekolah dan percetakan buku bergambar untuk bacaan para murid. Guang Sheng juga membantunya menyalin buku. Terutama buku puisi yang membutuhkan tulisan bersambung.

"Tuan Gubernur, seseorang datang untuk menemui anda." Yingsu datang ke ruang kerja.

"Siapa?" tanya Zhuoyue tanpa melirik.

"Seorang wanita."

"Wanita? Siapa?"

"Nyonya Zhi."

"Nyonya Zhi? Siapa? Aku tak kenal."

"Beliau adalah pedagang. Dia ingin membuka bisnis di sini."

BECAME A PRINCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang