9 Keluarga Qiang

673 119 3
                                    

Dua minggu kemudian, rombongan Zhuoyue sampai di kota Hong. Desa Hong sangat subur. Dikelilingi tebing dan gunung yang tinggi. Penghasilan penduduk berdasarkan hasil bercocok tanam dan berdagang.

Zhuoyue terkagum-kagum dengan keindahan alam kota Hong. Di kehidupan sebelumnya dia hanya bisa melihat pemandangan indah dari internet atau dari buku. Ini adalah surga!

Rombongan Zhuoyue pergi ke rumah paling besar dan paling luas di kota tersebut. Hal itu dikarenakan selain menjadi jenderal, jenderal Qiang pun menjadi gubernur di provinsi Hong.

Panji-panji merah berkibar di pintu gerbang. Dengan pintu gerbang yang berwarna merah dan tulidan emas yang mencolok. Di rumah inilah dia akan tinggal.

Mereka semua turun dari kereta. Hadiah Zhuoyue di bawa oleh ketiga pelayannya. Barang-barang bawaannya dibawa oleh pelayang keluarga Qiang.

Di halaman rumah sudah berjejer orang yang menyambut kedatangan mereka. Aku hanya berdiri di samping kanan jenderal Qiang.

"Selamat datang. Senang rasanya anda kembali dengan selamat." ucap Qiang Furen.

"Selamat datang." ucap para perempuan dibelakangnya.

"Hm. Mari kita ke ruang keluarga terlebih dahulu."

Mereka semua tiba di aula keluarga. Para perempuan itu menatap Zhuoyue penasaran.

Di aula, semua orang duduk di posisi masing-masing. Hanya Zhuoyue yang masih berdiri. Bahkan para pelayannya pun sudah duduk di sisi dinding. Zhuoyue kebingungan harus duduk dimana.

"Zhuoyue kemari. Bawakan alas duduk untuknya."

Zhuoyue kemudian duduk di samping kanan jenderal Qian. Walaupun sebenarnya dia sudah 20-an, tapi ini pertama kali dia berinteraksi dengan keluarga tradisional ini.

"Perkenalkan. Nama anak ini Zhuoyue, Qiang Zhuoyue. Dia anakku dari ibu kota."

Semua orang disana menatapnya kaget. Zhuoyue pun bertanya-tanya di dalam hatinya.

"Dimana ibunya?" tanya Qiang Furen.

"Meninggal empat tahun yang lalu saat melahirkannya. Jadi dia akan menjadi asuhan mu Furen. Aku akan merepotkanmu soal ini."

"Itu sudah menjadi tugas saya."

"Zhuoyue, mulai sekarang mereka semua adalah keluarga mu. Kamu tidak boleh sungkan."

"Ba-baik ayah."

"Hore!! Berarti aku punya adik kecil!" Ucap gadis yang paling kecil.

"Zhuoyue, aku akan memperkenalkan kelurgamu. Ini istri ku, Kaihua. Mulai sekarang dia ibuu."

Zhuoyue bersujud pada Kaihua sebagai penghormatan.

"Mereka berempat kakak-kakak mu. Jiaoyan, Ruan, Cheng Lan, Huang Mo."

"Senang bertemu dengan mu kakak." Zhuoyue memberi hormat.

"Berikutnya adalah kedua selirku, panggil mereka selir Cheng dan selir Huang."

Zhuoyu memberi hormat pada mereka bertiga.

"Ayah, Anda tidak lupa hadiah kami kan?" tanya Qiang Ruan.

"Tentu ayah tidak lupa."

Zhuoyue teringat hadiahnya. Kemudian dia menarik ujung lengan baju jenderal Qiang.

"A-ayah, aku mempersiapkan hadiah untuk kalian."

Hadiah untuk kammi?" Tanya Qiang Jiaoyan.

Zhuoyue meminta ketiga pelayannya untuk mendekat. Dia mengambil sebuah kotak .

"Ayah, Zhuoyue memiliki hadiah yang kurang berharga. Mohon maaf." Zhuoyue memberikan kotak tersebut kepada jenderal Qiang.

Jenderal Qiang membuka hadiahnya. Sebuah jubah luar berwarna hijau dengan bahan terbaik. Sangat halus tapi tetap hangat dan ringan.

"Ini bagus, terima kasih." ucap jenderal Qiang.

Zhuoyue juga membagikan hadiah yang dipersiapkannya.

Mereka merasa takjub dengan bahan kain yang mereka terima. Lebih halus dari sutra, dan memiliki motif yang indah..

"Kain-kain ini sangat cantik. Terima kasih." ucap Qiang furen.

Zhuoyue merasa sedikit tenang mendengarnya. Zhuoyue tidak tahu apakah dia akan di terima di rumah ini atau tidak. Setidaknya dia ingin memiliki kediaman pribadi.

Hadiah dari jenderal Qiang untuk keluarganya adalah beberapa set perhiasan. Memang, benda-benda berkilau adalah kesukaan wanita. Sayang sekali, sekarang dia laki-laki., jadi tidak ada kesempatan untuk memakai benda-benda berkilauan. Sebagai hadiah selamat datang, jenderal Qiang memberinya satu set kuas terbuat dari giok. Sangat ringan dan enak di pegang. Mungkin tulisannya akan lebih rapih dari sebelumnya.

"Adik kecil, ketika nanti ada yang menjahilimu, kakak perempuan ini akan melindungimu." Ucap Huang Mo.

'Sepertinya dia sangat senang menjadi seorang kakak.'

Tiba-tiba dia mendapatkan tatapan sinis dari Cheng Lan.

'Kenapa dia memelototiku?'

"Ayah, kenapa hadiah dari Zhuoyue, milik selir ibu Cheng dan selir ibu Huang memiliki motif yang sama? Bahkan kain milikku dan Huang Mo juga sama. Apakah dia membeda-bedakan kami? Apakah karena kami lahir dari seorang selir?" ucap Cheng Lan sedih.

Huang Mo yang tadinya senang, sekarang mengkerutkan kening.

'Anak ini maunya apa? Emangnya kalau anak sah dan anak selir harus di samakan? Kalian hanya anak selir dari bangsawan, bukan seorang anak dari selir dan kaisar.'

"Jika kau tak menyukainya maka kembalikan. Zhuoyue tidak perlu kakak yang tidak mau bersyukur!" Ucap jenderal Qiang.

"Putri dari anak sah tentu saja berbeda dari anak seorang selir. Seorang anak perempuan berbeda dengan anak laki-laki. Bukankah itu adalah hukum yang harus kita ikuti. Itu sudah ditakdirkan." Ucap Qiang furen.

Cheng Lan langsung terdiam.

'Sepertinya keluarga ini juga memiliki beberapa permusuhan.'

BECAME A PRINCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang