37 Gadis kecil

507 88 0
                                        


Perjalanan menuju ibukota cukup lama. Butuh 10 hari untuk sampai. Di tambah lagi, dia harus melewai wilayah beberapa suku disana.

Zhuoyue sedang duduk di tempat kusir beberapa saat. Kudanya perlu untuk beristirahat dan makan. Sebentar lagi dia akan memasuki wilayah salah satu suku, yaitu suku serigala merah. Zhuoyue berpikir apakah dia akan pergi kesana secara terbuka atau secara sembunyi-sembunyi. Lagi pula dia tidak tahu siapa yang ingin melukainya. Ataukah dia harus seperti di cerita klasik, menyamar seagai pedagang untuk bisa lewat.

Menyamar sebagai pedagang ada kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya, dia tidak terlalu akan dicurigai, karena statusnya sebagai pangeran bisa di samarkan. Tapi ada beberapa kelemahan berdasarkan kondisinya. Pertama, dia benar-benar terlalu tampan jika harus menyamar sebagai pedagang. Kedua, pedagang harus membayar upeti jika melewati pos penjagaan jika ingin lancar masuk. Emas sebenarnya bukan masalah baginya, hanya saja dia terlalu pelit untuk mengeluarkan nya untuk hal-hal yang tak perlu.

Haruskah dia mengambil dari para prajurit yang menyerangnya?

Zhuoyue masuk ke kereta dan menghitung koin yang telah dia rampas. Hasilnya tidak terlalu buruk. Total ada 20 koin perak, 10 koin emas dan 40 koin tembaga.

Oke, koin bukan masalah. sekarang masalah ketiga adalah barang apa yang perlu dia dagangkan? Dia tak membawa apapun.

Perhisan? Pakaian? Kulit hewan? Dia tak punya!

Zhuoyue bisa saja memakai sihir untuk menyulap beberapa bunga menjadi kain yang sangat indah. Tapi ketika di tanya, 'kain apa ini? Terbuat dari apa?' Sungguh, dia tak bisa menjawabnya. Zhuoyue juga bisa menyulap beberapa perhiasan yang terlihat seperti giok, tapi, dia tidak bisa menipu para ahli.

Akhirnya Zhuoyue memutuskan menjual beberapa barang sederhana. Tak apa jika dia tak mendapatkan uang dari berualan, toh ini hanya sebuah penyamaran.

Zhuoyue turun dari kereta. Dia mengeluarkan buah kelapa dari gelang giok. Kemudian dia menumbuhkan sebuah pohon kelapa. Setelah itu dia mengambil buah-buah kelapa tua. Dia memisahkan sabutnya. Zhuoyue menyulap sejumput sabut menjadi tali dengan panjang 50 meter. Zhuoyue membuat 5 gulung tali. Dari sabut juga, dia membuat beberapa buah karung kasar. Dia juga membuat beberapa sapu lidi.

Selain dari pohon kelapa, dia juga membuat beberapa barang dari tanah liat dan dari kayu. Barangnya tidak banyak dan cukup beragam, tapi kurang menarik. Ini hal yang tepat untuk menyamar.

Zhuoyue mengubah pakaiannya menjadi berwarna cokelat dan sederhana. Model rambutnya berubah menjadi bergelombang. Dia mengepangnya asal dan menyampirkan rambutnya ke bahu. Walaupun wajah tampannya sedikit kurang pas, tapi dia tidak mau menyamar menjadi jelek apalagi kotor.

Zhuoyue mengubah keretanya menjadi kereta pengangkut barang. Untungnya keretanya memiliki dua kuda, adi dia tidak perlu khawatir mereka kelelahan.

Zhuoyue menyusuri jalan yang umumnya di lewati penduduk atau gembala. Dia akhirnya sampai di sebuah desa yang di kuasai oleh suku serigala merah. Desa ini cukup besar, walaupun bentuknya suku, tetapi meraka sudah menetap di desa. Desanya juga tidak terlalu bereda dengan di negranya.

Saat hendak masuk ke desa, dia merasa ada yang memandanginya. Ketika memalingkan badan, dia melihat seorang gadis kecil memandanginya dengan mata berapi-api.

Gadis itu pun terkejut saat Zhuoyue memergokinya. Tapi dia tidak undur diri, malah menghampirinya.

"Siapa kau? Aku belum melihatmu sebelumnya. Pendatang baru?"

"Ya."

"Apa kau seorang pedagang?"

"Ya."

"Kau terlihat sangat muda."

Tanpa ragu gadis itu pun naik ke sampingnya.

"Nona, mengapa kau naik?"

"Karena aku ingin mengobrol dengan mu."

"...."

Sejak gadis itu menaiki kereta, lebih banyak orang yang melihat kearahnya.

"Nona, tidak baik untuk naik ke kerata orang asing."

"Tidak masalah. ngomong-ngomong apa saja yang kau jual?"

Gadis itu pun melihat beberapa barang di kereta. Dia melihat beberapa barang yang tidak menarik perhatiannya.

Zhuoyue sengaja melambatkan keretanya. Dia berharap gadis ini bosan dan turun dari kereta sesegera mungkin.

Tapi harapan tinggal harapan. Tak lama beberapa orang menghadang keretanya.

"Zhi Yu. Kau menaiki kereta acak lagi? Turun!" ucap seorang pemuda.

"Kakak. Kenapa kau disini? Bukannya kau ada di ibu kota?"

"Mengapa kau berbicara seolah-olah tak ingin melihat ku."

"Bukan begitu. Aku bersyukur kau pulang tepat waktu. Bibi mencoba menjodohkan aku lagi."

"Aku tahu, jadi aku pulang lebih cepat. Ayo, turun dari kereta."

"Tidak mau."

"Kau. Apa yang kau pikirkan? Jangan usil, ayo turun."

"Kak. Tidakkah kau lihat dia sangat tampan?"

"Jangan berpikir macam-macam."

"Mengapa? Dia sangat tampan. Dan terlihat baik. Itu bukan masalah kan?"

"Zhi Yu!"

"Kakak. Ku tak suka anak pejabat itu. Dia terlihat seperti penipu."

"Ayo kita bicarakan itu di rumah. Sekarang turun dari kereta."

"Tidak mau!" Zhi Yu buru-buru memeluk lengan Zhuoyue dengan erat.

"Aku tidak akan pulang jika dia tidak ikut dengan ku!"

Sang kakak memelototi Zhuoyue.

'Oi Brother, untuk apa kau memelototi ku aku tidak bersalah dalam hal ini.'

Zhuoyue mencoba melepaskan diri dari cengkraman erat gadis kecil itu.

BECAME A PRINCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang