15. The Another Side

25 1 1
                                    

Saat ini terlihat Ojin dan yang lain sedang memakan cemilan mereka. Bahkan belom ada 30 menit mereka disitu, cemilan udah ludes disapu habis oleh anak-anak 3A2.

" Sumpah ya.. kalo nengokin orang sakit bikin kenyang kaya gini, mau gue nengokin Juan Mulu " Kata Ojin sambil mengemut jarinya yang penuh bumbu cemilan

Rosi mengeplak punggung Ojin " Jorok goblok... nih bersihin pake tisu " Kata Rosi sambil menyodorkan tisu yang dibawanya

" Hemm.. lembut, halus, dan tidak lengket " Kata Ojin ala-ala iklan tisu yang selalu nongol di tv. Toyoran kembali didapatkan Ojin dari arah Kirinya. Terlihat Jeni yang jijik melihat kelakuan teman sekelasnya itu.

Mereka kembali menyapu habis cemilan sambil gibah menggibah yang dipimpin oleh Dawi si lambe turah yang kaya akan informasi. Pandangan mereka teralihkan saat mendengar seseorang grasak grusuk turun dari tangga.
Danil mengernyit heran melihat wajah panik Jean yang menuruni tangga dengan tergesa-gesa

" Ojin Habib Danil buruan ikut gue... cepet goblok knapa malah bengong!! " Ojin Habib dan Danil yang tersadar segera mengikuti Jean berlari menaiki tangga.

Tentunya yang dibawah juga ikut khawatir melihat Jean yang datang grusa grusu dengan wajah paniknya. Mereka hanya bisa mendoakan yang terbaik untuk Juan.

-3A2-

Sesampainya mereka didepan pintu kamar Juan, Mino segera menyuruh mereka untuk mendobrak pintu kamar Juan. Terlihat Ojin Danil dan Habib bersiap-siap mendobrak pintu tersebut. Sedikit sulit karna pintu kamar Juan tentunya dibuat dengan kualitas bagus no kaleng-kaleng.

Akhirnya Mino dan Jean membantu mereka untuk berusaha membuka pintu tersebut. Lagi-lagi terasa sulit. Ojin teringat sesuatu, segera ia berlari menuruni tangga mencari seseorang yang bisa diandalkan untuk membuka pintu. Mino dan yang lain hanya terheran melihat Ojin yang berlari dengan sendirinya.

Mereka tambah heran saat Ojin naik dengan menarik tangan Irene si anak baru. Irene sedikit menggerutu saat Ojin yang tidak sabar menarik tangannya.

Ojin terengah- engah " Ren.. gue percaya sama lo, tunjukin bakat terpendam lo yang selama ini lo sembunyiin "

" bacot " Jawab Irene Santai sambil mendekati pintu kamar Juan.

Mino dan yang lain keheranan, apa yang bisa dilakukan oleh sosok Irene si cewek judes dengan segala kecantikannya. Mereka mengernyit bingung saat Irene menarik jepit rambut lidi yang digunakan untuk mencepit poninya. Irene berjongkok dan mulai melakukan sesuatu dengan modal jepit lidi tersebut. Cukup lama mereka menunggu

Ceklek..

Irene menyunggingkan senyumnya, dia merasa keahlian yang dia punya belum hilang. Segera Mino Yoyon Ojin dan Danil masuk kedalam kamar meninggalkan Habib dan Jean yang terbengong-bengong

" Gilak!... cantik-cantik tapi bakat ya jadi maling "   Kata Habib memandang Irene yang menuruni tangga. Jean segera menarik Habib kedalam saat terdengar suara teriakan Mino

Mereka menelusuri kamar Juan yang seluas kelas mereka. Melihat kamar mandi terbuka, Yoyon segera berlari memasuki kamar mandi. Yoyon tercengang saat melihat Juan yang berendam di bathup sampai wajahnya membiru. Yoyon juga melihat tetesan darah dilantai kamar mandi.
Segera Yoyon keluar, berteriak memanggil Mino dan yang lain.

Mino ikut tecengang melihat kondisi juan saat ini, begitu Juga Danil Ojin Habib dan Jean. Mino mengintrupsi yang lain untuk segera mengangkat tubuh Juan keluar dari bathup. Tubuh Juan basah kuyup dan kulitnya terasa dingin. Yoyon sedari tadi sudah menelfon ambulance supaya mereka segera datang. Mereka semua naik motor, tidak mungkin mereka membawa Juan yang tidak sadarkan diri dengan motor.

Idiot Virus : 3 MIPA 2 ✔ Wanna OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang