Beberapa jam yang lalu, Juan sudah membuka matanya. Tentunya dia kaget kenapa dia yang awalnya tidur di bathup bisa nyampe diranjang rumah sakit. Apalagi dengan keberadaan ke-6 temannya yang gelesotan dilantai sambil makan kuaci dengan rutinitas hape miring mereka, maen game.
Awalnya mereka terlalu asik maen hingga tidak memperhatikan keadaan Juan. Ojin yang diam menghabiskan kuaci merasa kalo bulu keteknya merinding. Dan seperti dugaannya, saat dia mendongakkan kepala terlihat Juan yang udah melek ngeliatin dia dengan pandangan ' ngapain lo disini ? ' . Langsung saja Ojin menyenggol Mino memberi tau jika si limbad udah siuman. Segera Mino memencet tombol emergency button agar dokter segera datang.
" Lo udah nggakpapa Ju ? " Tanya Mino kepada Juan
" kenapa lo disini ? "
" masih ngerasa lemes gitu ? Atau pusing ? "
" Kenapa lo semua ada disini ? "
Mino menghela nafasnya. " Lo itu hampir aja koit gara-gara kedinginan!. Emang berendem di bathup bisa nyelesain masalah ? Lo kira lo itu putri duyung ? Mikir Ju! Selama ini lo nganggep kita apa. Kalo ada masalah itu bilang bukanya dipendem sendiri trus sok sok an berendem di aer. Mungkin emang bokap nyokap lo nggak bisa perhatiin lo setiap saat. Tapi inget, lo punya kita. Apa gunanya kita kalo lo nggak bisa terbuka sama kita "
Juan terdiam di ranjang rumah sakit yang dia tempati. Dia mencoba memikirkan perkataan Mino yang terlihat frustasi. Juan pikir dia bisa berendem berhari hari sampe rohnya lepas dari tubuhnya. Dia mulai berpikir, kegoblokannya itu nggak akan nyelesaiin masalah. Dia memandang Ojin Danil Jean Habib dan Yoyon yang sedari tadi terdiam.
Pintu terbuka menampilkan seorang dokter dan perawat memasuki ruangan. Mereka memilih keluar dari ruangan, membiarkan Juan dicek oleh petugas medis.
Yoyon menepuk pundah Mino yang terlihat masih terbawa emosinya." Udah Min... jaga emosi lo, Juan pastinya juga kaget karna selama ini nggak ada yang ikut campur urusan dia " Mino menghela nafasnya mencoba untuk menenangkan diri
" Lo pada makan dulu sana, biar gue sama Habib yang nunggu Juan " Kata Yoyon kepada mereka. Mereka menganggukan kepalanya lalu menarik Mino pergi menuju kantin rumah sakit.
---3A2---
Yoyon dan Habib memasuki kamar Juan. Yoyon duduk di kursi samping ranjang Juan sedangkan Habib duduk di sofa. Baru saja, Juan dipindahkan di ruang VVIP atas utusan orang tuanya. Mbak Rini datang untuk mengurus administrasi serta kepindahan Juan lalu memitipkan Juan kepada Yoyon dan Habib karna Mbak Rini harus pulang menjaga rumah.
Yoyon menghela nafas " tadi temen-temen kerumah Ju nengokin lo rencananya.. Mino, gue dan yang lain nyoba buat ngetok kamar lo. Karna nggak ada respon akhirnya Ojin nyuruh Iren buat ngebobol pintu kamar lo. Dan akhirnya kita tau keadaan lo yang sekarang ini " Diam-diam Juan menyimak dengan seksama apa yang dikatakan Yoyon kepadanya
" Waktu itu Mino yang keliatan paling panik Ju.. sebagai ketua kelas dia juga tanggung jawab sama temen-temennya. Tentunya semua Juga ikut panik ngeliat lo yang basah kuyup dibopong ke ambulan. Walaupun emang kita diem tapi kita peduli Ju sama lo, kita bingung gimana caranya bikin lo mau terbuka sama kita "
Juan mengarahkan pandangannya kepada Yoyon " gue nggak tau harus gimana... gue udah terbiasa apa apa sendiri. Gue bingung harus apa kalo sama kalian " kata Juan perlahan. Sebenarnya dia juga kepengen bisa becanda bareng temen-temennya, ketawa bareng, gila bareng, tapi... Juan nggak bisa.
Yoyon memegang tangan Juan " Cukup bilang terima kasih sama mereka dan mulai sekarang apapun yang pengen lo omongin.. omongin sama kita. Coba buat terbuka sama kita, kita ngerasa nggak ada gunanya kalo lo kayak gini. Oke "
KAMU SEDANG MEMBACA
Idiot Virus : 3 MIPA 2 ✔ Wanna One
Fanfiction'Masa muda akan bermakna jika kita membuat masalah' *** Kisah Mino dan kawan kawan mengisi tahun terakhir mereka didalam masa putih abu-abunya dengan segala ulah kebobrokan dan otak encer mereka 'Gapapa nakal yang penting gak goblok' -Ojin Buluk 2k...