[BAG 5] : Rencana Allah itu indah.

110 43 33
                                    

Nakula menghempaskan tubuhnya ke sofa, ia menghela napas kasar. Nakula memijit pangkal hidungnya.

Hari ini benar-benar melelahkan, jadwal meeting sangat padat, deadline yang di kejarnya membuat ia di ambang frustasi.

Ia menyatukan tanganya di depan dada, mengigit bibinya sedikit termenung sesaat.

Sebentar lagi dia akan menikah, Arneeta sang kakak justru tidak mendukung pilihan Nakula, dan Nakula di ambang dilema.

Tok! Tok! Tok!

Nakula melirik pintu, ia mendecak malas. Siapa yang menganggunya di saat jam istirahatnya seperti ini?

"Masuk!" Nakula bangkit dan berjalan menuju kursi kerjanya.

"AssalamuAlaikum, " suara bariton itu membuat Nakula mengangkat wajahnya menatap tanpa ekspresi ke arah sahabatnya.

"Wa'alaikumsalam. ngapain lo datang kesini? Ini Jam istirahat, gak liat peraturan?"

Alano terkekeh. ia berjalan ke kulkas mini Nakula dan mengambil minuman isotonik dikulkas, "Gak usah galak-galak bapak negara, sebentar lagi udah mau nikah juga, masih aja sinis gitu." Alano menyesap minumanya.

Nakula memutar bola matanya jengah, tidak menjawab sindiran Alano ia memperbaiki duduknya, "Kapan baru akad, La?"

Nakula mengendikkan bahunya acuh, "Gak tau, dari mempelai wanitanya aja kapan siapnya, gue ngikut aja."

Alano mencebikkan bibinya, "Lo yang mau nikah, lo yang bodo amat! Gimana sih, " Alano geleng kepala heran.

Tidak habis pikir dengan kecuekan Nakula kepada yang berbau wanita, meskipun begitu dia sangat menghormati wanita. Contohnya seperti sang ibunda Nakula, pemuda itu sangat menghormati dan memperlakukan ibunya bagaikan ratu, bagaikan permata yang sangat berharga.

"Andaikata orang yang jatuh cinta itu boleh memilih, Ia pasti akan memilih untuk selamanya tak jatuh cinta." ucap Nakula.

Alano mengerutkan dahinya bingung, "Maksudnya?"

Nakula berkedip-kedip ia tersadar dari lamunanya."Emang gue tadi ngomong apa?" tanya Nakula sedikit linglung.

Alano mendegus jengkel, ia mengibaskan tanganya tidak peduli. "Orang bego, tetap aja bego, Meskipun otaknya dikata jenius."

Nakula hanya memandang Alano datar. Sebagai karyawan keuangan, Alano adalah sahabat Nakula dari SMA dulu. Ia sudah lama berteman. Membangun silaturahmi yang sangat erat. Jadi meskipun Dia sebagai karyawan keuangan, dia tetap menghormati Nakula sebagai CEO perusahaan AdiRah Wijaya.

"Keluar lo sana, ntar lagi gue mau keluar."

"Kemana?"

"Ke rumah calon mertua gue, " ucap Nakula dingin.

Alano tepuk tangan gembira, "Nyebut juga anda, Ya Allah! Salam sama calon mertua lo yah, kalau lo mau lari pas ijab Kabul nanti, gue siap lahir Batin nerima Dek Ayla jadi calon menantu Mamah gue."

"Keluar gak lo?" Nakula mengacam, ia mulai muak dengan Alano, orang itu sangat pecicilan.

"Kalau gue gak mau?"

Manusia satu ini...

"Gue gak gaji lo selama 2 bulan, 60 hari. 11.189 jam, dan 20.542 menit, 11271900 detik."

"SADIS!!" Alano mencicit, Dasar Nakula si kulkas presser seenak hati kalau ngomong dan  mau menang otak sendiri.

"Dosa lho yah, Dosa! Haram seperti itu! Mau makan apa gue!"

KEKASIH IDAMAN~KU [Short story 1] SLOW UPDATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang