[BAG 10] : Kelicikan Arneeta.

94 19 30
                                    

Aku pernah mencintai seseorang dengan amat sangat, merasa dirinya adalah seseorang yang hebat, seseorang yang datang di waktu yang tepat. Sedikitpun tak pernah ada keraguan. Bahkan aku rela memberikan waktuku yang paling berharga demi dirinya.

Sampai suatu saat aku mengerti, ternyata ada orang lain yang ingin dibahagiakannya selain aku.

***

Hari ini adalah hari keberangkatan Rahman dan Dian kedua orang tua Nakula. Koper berwarna merah maroon yang besar, namun mungkin bisa memuat baju kedua sepasang pria dan wanita itu selama sebulan.

"Kakek dak selu! Mau pelgi, dak mau main sama Than! Than kan gak punya monstel! Di ambil sama Ainun!" Nathan merajuk di gendongan Ayla.

Rahman mendelik mendekati cucunya. "Emm..., sebagai permintaan maaf kakek, bagaimana kalau kakek belikan Seluruh yang bernama Ultramen, mebius, Zero, Kick, Ultramen kinclong juga. "

Nathan terdiam. Ia berusaha berpikir dengan otaknya yang kata Alano otaknya hanya sebesar biji ketumbar. "Kakek, nama Ultlamen kincong dak ada." Nathan menggeleng.

Semua orang tertawa.

Rahman nyegir. "Mau aja kamu di kadalin. " Dian memukul lengan suaminya.

"Udah punya cucu juga masih aja kayak anak muda. Ingat umur, pah. "

Rahman menepuk dadanya bangga. "Umur boleh setengah lebih abad, tapi Jiwa harus muda dong. Ya gak, La?"

Yang Nakula nya sedang berjalan kearah mereka, hanya mengagguk. "Jagain papa mah, yang katanya jiwanya muda bakal eksis hidupnya. "

Dian melirik tajam kearah Rahman yang kikuk. "Pah...?"

"Enggak mah," Rahman menggeleng.

"Enggak salah lagi maksudnya mah. " Nakula semakin mengompori, Ayla terkekeh mencubit pinggang Nathan.

Rahman melotot. Ia mengambil pot bunga yang ada di perkarangan rumahnya. "Melayang pot ini kepala kamu ikut pecah Loh, La. " ucap Rahman mengancam.

"Bapakmu itu Kak, " ucap Nakula menyenggol tangan Faiq yang sedari tadi tidak angkat bicara.

"Bapak lo juga Dasar Kutub!" sembur Faiq langsung memasukkan hpnya kedalam Kantong jasnya.

"Udah-udah sampai malam di lanjut seperti ini sampai Mama nggak bisa pergi sama papa kamu. kebiasaan. " Dian melerai.

"Kakek mau pelgi mana?"

"Singapore. "

"Singapol itu dimana?"

"Dari rumah lurus ke Manhattan, pertigaan jepang belok kanan sampai delhi, nanti nyebrang Delhi lurus sampai ke Irlandia. Sampai irlandia, perapatan Inggris. belok kanan. Sampai Singapore. " sahut Faiq mendapatkan tatapan Tajam dari semua orang.

Faiq nyegir. "Jangan begoin cucu Ayah Fa, Satu-satu ini."

"Satu-satunya tapi gampang di kibulin."

"Berarti begonya Natural." sahut Nakula tetap dengan wajah datarnya.

"Mas... " Ayla menegur.

KEKASIH IDAMAN~KU [Short story 1] SLOW UPDATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang