Part 21: Meeting her

22.2K 1.5K 25
                                    

Henry sedang dalam perjalanan bertemu dengan raja Wang, ia memasuki sebuah ruangan dengan pintu emas di depan-nya. Ia bisa merasakan kesan glamor saat memasuki ruangan itu, warna emas, merah dan hijau itu sudah menjadi kesan tersendiri untuk Henry. 

"Hormat kami yang mulia Pangeran Henry" teriak semua orang dalam ruangan itu. Henry sedikit terkejut karna tak menyangka mereka akan berteriak sekuat itu. Ia tetap memasang muka berkarisma-nya supaya tidak terlihat bodoh.

 "Hormat saya pangeran Henry" sambut raja Wang, yang hanya di balas anggukan dari Henry. Raja Wang sudah tau kalau Perilaku Henry akan sama dengan raja Steve jadi ia tidak terkejut lagi kalau Henry tidak mengiraukan-nya. 

"Maafkan saya karna tidak bisa menyambut anda kemarin" kata raja Wang di atas singah sana-nya. 

"Tak usah dihiraukan, aku tau kau memiliki urusan mendadak kemarin" kata Henry. Raja Wang tertawa senang mendengar jawaban Henry "Haha, sajikan jamuan-nya" kata raja Wang dengan senyum.

raja Wang yang dikenal sebagai raja yang lebih bijaksana dibandingkan dengan raja sebelum-nya, ia menjadi raja di usia-nya yang baru menginjak 23 setelah raja sebelum-nya meninggal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

raja Wang yang dikenal sebagai raja yang lebih bijaksana dibandingkan dengan raja sebelum-nya, ia menjadi raja di usia-nya yang baru menginjak 23 setelah raja sebelum-nya meninggal. Dia memiliki 4 adik perempuan yang selalu menemani dan membantu-nya melindungi taktha kerajaan, tapi hanya putri keempat yang tidak pernah keluar dari istana, oleh karna itu ia sering di lupakan oleh rakyat dan ketiga putri pertama-lah yang terkenal di penjuru dinasti Jin.

 "Hormat hamba yang mulia, para putri telah sampai" kata seorang pelayan. Pintu ruangan itu terbuka lagi, dna terlihat satu persatu putri memasuki ruangan, hiasan, hanfu dan wajah mereka membuat seisi ruangan membeku, tidak dengan Henry, ia malah menggerutkan dahi-nya, raja Wang yang melihat itu menjadi bingung, ia menggira Henry akan terpukau dengan kecantikan adik-adik-nya tapi ia malah terlihat seperti kehilangan sesuatu.

 "Hormat kami yang mulia raja Wang, pangeran Henry" kaat ketiga putri sambil menunduk. 

"Ada apa pangeran Henry" tanya raja Wang, semua orang melihat kearah Henry.

 "Bukan-kah kau memiliki 4 adik? Kenapa hanya ada 3 dari mereka?" Tanya Henry, seisi ruangan itu membungkam, dan melihat satu sama lain, raja Wang menyipitkan mata-nya 

"bagaimana anda bisa tau kalau kerajaan ini memiliki 4 putri?" Tanya raja Wang.

"Aku pernah melihat-nya, ia terlihat seperti bukan dari golongan rendah, wajah dan warna kulit-nya bisa menunjukan kalau ia golongan kerajaan" kata Henry.

"Benar, dia adalah adik bungsu-ku" kaat raja Wang sambil meminum arak-nya.

"Kenapa dia tidak ada disini?" Tanya Henry, raja Wang berhenti minum dan meletakan gelas-nya.

"Saya rasa ia tidak akan datang" kata raja Wang

"Kalau begitu panggil dia, aku ingin bertemu dengan-nya" kata Henry sambil menaikan alis kanan-nya. Raja Wang terlihat seperti bingung dan Tatapan Henry membuat-nya makin gugup.

 "Panggil putri keempat, ini tintah-ku sebagai seorang raja" kata raja Wang kepada salah seorang pelayan-nya. 

"Tapi yang mulia..." kata-kata pelayan itu terpotong saat melihat wajah raja Wang yang serius. 

"Hamba mengerti yang mulia" kata-nya lalu pergi meninggalkan jamuan itu.
Pelayan itu berjalan kesebuah tempat yang di penuhi dengan bunga sakura. 

"Aku ingin bertemu dengan putri keempat" kata-nya kepada seorang pelayan wanita. Lalu terlihat Seorang wanita keluar dengan hanfu merah polos, rambut di ikat satu dan kain menutupi separuh wajah-nya. 

"Hormat hamba yang mulia" kata pelayan itu. "Apa ada masalah?" Suara lembut itu keluar dari mulut-nya.

 "Raja Wang memerintahkan saya untuk membawa anda ke acara jamuan bersama pangeran Henry." Jelas-nya. "Jamuan? Aku tidak bisa, kata-kan pada kakak kalau aku merasa tidak sehat" kata putri itu. 

"Tapi yang mulia ingin anda datang sebagai seorang putri dari dinasti Jin, dan kalau anda tidak datang raja Wang pasti akan sangat malu didepan pangeran Henry dan hamba akan di hukum" kata pelayan itu dengan takut. Putri iru melihat kearah langit, ia sangat tidak ingin datang ketempat yang di penuhi dengan banyak orang, tapi kalau ia tidak datang apa yang akan dikatakan oleh pangeran Henry. 

"Beri aku 10 menit, aku akan datang kesana" kata-nya, lalu masuk ke dalam ruangan-nya lagi, pelayan itu tersenyum senang. Didalan aula mereka sedang berbincang tentang kerajaan dan masalah lain-nya. 

"Pangeran, ijikan saya menuangkan teh ini untuk anda" kata putri pertama, putri Liao Wang. Ia menuangkan teh itu dengan perlahan dan karisma tinggi. 

"Putri Liao memang sangat dewasa dan bertingkah dengan sangat baik" sanjung seorang mentri, raja Wang tersenyum mendengar perkataan itu, tiba-tiba pintu ruangan terbuka, disana terlihat seorang wanita dengan hanfu merah dan kain merah di separuh wajah-nya memasuki ruangan, orang-orang melihat-nya dengan senang, Henry pikir orang-orang akan terlihat tidak senang selama putri keempat adalah aib kerajaan. 

"akhir-nya putri bungsu dinasti Jin menghadiri pesta jamuan" kata seorang kakek dengan senyum lebar, 

"benar, kamu sangat merindukan mu putri" kata yang lain-nya lagi, mereka mulai tersenyum lebar dan entah kenapa, Henry juga tersenyum melihat kebahagian mereka, ia melihat putri itu, 

"hormat saya yang mulia raja Wang, pangeran Henry" kata-nya sambil menunduk. 

"Aku tidak menyangka kalau kau akan datang" kata raja Wang sambil tersenyum, diikuti dengan para putri. 

"Duduklah disini" panggil putri kedua, putri Meng Wang, ia bergeser dan menyediakan sebuah tempat duduk di samping pangeran Henry.

 "Dia adalah adik bungsu-ku, putri Tao Wang" kata raja Wang.

The rebirth of RabeccaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang