Part 29: finally together

18.2K 1.1K 13
                                    

Tao meninjakan kaki-nya di sebuah rumah, yang bisa di bilang cukup tua tapi masih layak untuk ditinggali, dan entah mengapa ia merasa nyaman disini dibandingkan di istana. Ia bisa melihat pohon-pohon and burung bernyanyian dengan jelas. 

"Putri silahkan masuk" kata jendral Hugo.

Putri Tao masuk dan melihat pria yang ia cintai terbaring di atas sebuah ranjang bambu, 

"apa yang terjadi?" Kata Tao sambil menangis. 

"Mereka menyiksa pangeran Henry dengan kejam" kata Yun, 

"aku sudah memeriksa pangeran Henry, dia akan baik dalam beberapa minggu" kata seorang wanita parubaya, 

"em...dia adalah nenek Fan, kita akan tinggal dirumah-nya sampai pangeran sudah cukup kuat untuk pulang" lanjut jendral Hugo.

Makan malam kali ini sangat berbeda dengan apa yang putru Tao biasa-nya rasakan, kesan simple dan tidak mewah tapi memberikan rasa nyaman. Nenek Fan memberikan Tao sayur di atas nasi-nya.

 "Jangan malu-malu tuan putri, anggap saja ini rumah-mu" kata nenek Fan sambil tersenyum hangat, Tao hampir menangis mendapatkan perhatian ini, sudah lama ia tidak mendapatkan sebuah perhatian dari seorang ibu. 

"Kalau memang ini rumahku, maka jangan panggil aku tuan putri, panggil aku Tao" kata Tao sambil tersenyum. Jendral Hugo and Yun melihat mereka dengan senyum lebar, mereka lebih terlihat seperti keluarga dari pada atasan dan bawahan.

Keesokan hari-nya, Henry sadar dari tidur panjang-nya. "Sungguh melelahkan" kata Henry dalam hati sambil menutup mata-nya dengan tangan kanan-nya. 

"Kakak sudah bangun" kata Tao yang masuk sambil membawa semangkuk sup. 

"Kau tidak kenapa-napa kan?" Tanya Henry sambil mencoba untuk bangkit,

"aku baik-baik saja" kata Tao sambil meembantu Henry. Tao melihat kearah Henry sejenak, Henry pun membalas tatapan itu.

 "Kenapa?" Tanya Henry,

 "terima kasih....terima kasih karna bertahan" kata Tao dengan senyum lembut dan bisa dibilang senyum paling murni yang Henry pernah lihat selain Anastasia. 

"Kau mengingatkanku dengan Anastasia " kata Henry,

 "Anastasia?" Kata Tao dengan bingung, 

"senyummu mengingatkanku dengan-nya" kata Henry. 

"Anastasia? Ah..jadi rumor itu benar, kau sangat menyayangi-nya" kata Tao dengan wajah cemberut-nya, Henry bertanya-tanya kenapa Tao cemburu dengan Anastasia padahal Anastasia kan adik-nya dan sebentar lagi akan menjadi adik ipar Tao. Henry menyubit pipi Tao, 

"kenapa kau marah?" Tanya Henry,

 "bukan apa-apa" kata Tao singkat, 

"apa dia tidak tau kalau Anastasia itu adikku? Bukan-nya semua kerajaan sudah mengetahui hal ini?"  Kata Henry dalam hati dan sebuah rencana licik muncul di otak Henry, 

"kau tau? Anastasia itu sangat manis dan baik hati, aku hampir saja jatuh cinta-nya kalau tidak ada tembok di antara kami" kata Henry dengan wajah polos, 

"tembok? Aku?" Kata Tao dalam hati, "kalau kau mencintai-nya lalu pergilah dengan-nya dan aku akan pulang kekerjaan-ku" kata Tao dengan marah lalu berdiri, tpai Henry menarik tangan Tao dan memeluk-nya, 

"apa kau tidak pernah mendengar putri Anastasia?" Tanya Henry, 

"kenapa aku harus tau?" Kata Tao sambil memajukan bibir-nya, 

"lucu-nya" pikir Henry.

 "Bagaimana dengan putri Anastasia Warlock?" Pertanyaan Henry kali ini sungguh membuat Tao kesal, 

"tidak aku tidak tau dan aku tidak pedu...Warlock?" Tao yang tadi-nya marah lalu membuka mulut-nya lebar-lebar. 

"Kenapa kau baru sadar?" Tanya Henry, 

"jadi putri Anastasia itu adikmu?" Henry mengangguki pertanyaan Tao,

 "memang kau pikir dia siapa?" Tanya Henry, 

"aku dengar dari para pelayan kalau dia tunanganmu" kata Tao, Henry tertawa sangat keras mendengar perkataan Tao.

Selama Tao dan Henry aman di rumah nenek Fen, kerajaan Jin sekarang sedang dikepung dengan kerjaan Trubalon, pangeran Thomas dan Liam menggambil alih perang. Raja Wang membuka mata-nya besar-besar 

"siapa yang berani memberi tau Trubalon!" Kata-nya dengan marah. 

"Yang mulia mereka bilang, kalau yang mulia tidak menyerahkan pangeran Henry sekarang maka mereka akan mengusur habis kerjaan kita" kata seorang jendral dengan gelisa. 

"Yang mereka mau saja sudah pergi dari sini, dan sekarang mereka berani menijakan kaki mereka disini!?" Kata raja Wang dengan sangat marah dan juga sedikit takut karna jumlah prajurit kerjaan Trubalon sangat lah banyak dan senjata mereka juga lebih bagus dari kerjaan Jin. Raja Wang berpikir dengan amat serius,

 "siapkan pasukan" kata-nya,

"tapi yang mul..."

"AKU BILANG SIAPKAN PASUKAN!"

"Perang dimulai!" Teriak seorang prajurit.

(Guys maaf ya update-nya telat banget, sorry sorry sorry banget, masalah-nya aku banyak tugas terus ujian juga, abis minggu depan aku baru libur. Aduh banyak banget tugas-nya, exam lah essay lah prakter lah presentation lah 😖😫, doain aku supaya dapet nilai bagus ❤️, aku usahain update kalau ada waktu)
-CXxlunaxXC-

The rebirth of RabeccaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang