Moment - 6

805 189 3
                                    

Happy Reading!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading!

Sesuai rencana, Wendy sekarang bersiap ke A Library untuk bertemu dengan Sehun. Semoga saja perpustakaan sepi, jadi Wendy tidak perlu menarik perhatian orang-orang karena bertemu dengan Sehun.

"Wen, lo mau kemana?" tanya Seulgi melihat Wendy yang sepertinya terburu-buru.

"Perpus, duluan ya." jawab Wendy lalu segera pergi. Ia khawatir Seulgi akan ikut ke perpustakaan dan menggagalkan rencananya untuk bertemu Sehun.

Namun sepertinya dewi fortuna tidak berpihak padanya, karena Seulgi dan Jisoo dengan cepat menyusul Wendy yang sedang berjalan ke arah perpustakaan.

"Kebetulan kita juga mau ke perpus nih. Lo mau kerja tugas Sejarah yang di kasih Mr. Jung kan?" tanya Jisoo sambil merangkul Wendy akrab.

Wendy tidak memiliki pilihan lain selain mengangguk. Sebenarnya tidak apa jika Wendy bilang ia akan bertemu Sehun untuk menyelesaikan kesalahpahaman mereka, namun Wendy malas jika harus di interogasi mengenai apa masalah yang sebenarnya terjadi diantara mereka.

Lebih baik Wendy menunda pertemuannya dengan Sehun dan mengerjakan tugas Sejarah bersama kedua teman barunya itu.

Sesampainya di perpustakaan, mereka segera mengikuti prosedur masuk ke dalam perpustakaan lalu mencari tempat duduk. Sialnya, tempat duduk di lantai satu sepertinya sudah cukup penuh. Mereka akhirnya pergi ke lantai dua yang tampak sepi.

"Sebenernya di lantai dua sepi karena biasa yang dateng kesini ya kita-kita ini. Anak-anak lain langsung melabeli lantai dua ini sebagai sarang kelompok kita jadi mereka nggak ada yang mau di lantai dua. Biasanya langsung ke lantai tiga." jelas Jisoo tanpa diminta.

Cukup menjawab pertanyaan Wendy yang bingung mengapa hanya lantai dua saja yang sepi.

"Oh, ada kak Sehun." ujar Seulgi menunjuk ke sofa di ujung dekat jendela. Disana duduklah seorang Sehun yang terlihat sibuk membaca buku dengan raut seriusnya, ditambah alisnya yang menukik tajam tanda ia sedang serius.

Wendy pun mau tidak mau melihat ke arah sana karena reflek menoleh saat Seulgi menunjuk ke arah Sehun duduk.

"Duduk disana aja, yuk. Takutnya kalo duduk sama kak Sehun, malah kita ganggu." kata Wendy lirih. Ia berencana mengirim pesan pada Sehun setelah mereka duduk, sehingga ia tidak perlu melihat Sehun.

"Nggak apa kali, dia pasti mau bantuin kita." jawab Seulgi santai sambil menarik tangan Wendy untuk berjalan ke arah sana.

Langkah kaki yang semakin mendekat rupanya menarik perhatian Sehun dari bacaannya. Matanya segera terarah ke tempat Wendy berdiri. Ia menatap Wendy sambil mengangkat satu alisnya seakan bertanya, "Kenapa ada mereka?"

Namun belum sempat Wendy memberi kode, suara Jisoo sudah mengalun ke permukaan.

"Kita bertiga mau kerja tugas Sejarahnya Mr. Jung, kak. Bantuin ya." katanya. Sehun mengerutkan dahinya sekilas lalu mengangguk ringan. Ia lalu mengeluarkan ponselnya dan tidak lama kemudian ponsel Wendy yang ada digenggamannya bergetar.

Mereka akhirnya duduk, namun sebelum Wendy benar-benar duduk, Jisoo mendorong tubuh Wendy ke arah sofa yang diduduki Sehun.

"Kalo disini semua kan sempit, Wen. Lo duduk disana aja ya, hehehehe." kata Jisoo menjawab kerutan didahi Wendy.

Wendy menghela nafas kecil dan mendudukkan tubuhnya di sebelah Sehun. Ia lalu membuka ponselnya, dan tampaklah satu pesan dari Sehun di akun KakaoTalk nya.

sehunoh : so?

wendyson : errr mrk tau gw mau ke perpus
wendyson : so i told them i want to do assignment

sehunoh : knp nggak bilang ketemuan sm gue?

wendyson : yakali
wendyson : males jelasinnya
wendyson : atur waktu lg

sehunoh : waktu gue berharga

Wendy segera menutup ponselnya kesal membaca balasan dari Sehun. Akhirnya ia memasukkan ponselnya ke dalam tas dan mengeluarkan buku Sejarahnya. Mereka pun mulai mengerjakan tugas mereka, dengan bantuan Sehun beberapa kali.

Namun yang tidak mereka sadari, seseorang memperhatikan interaksi tidak langsung mereka.

***

"Ya udah, kita balik duluan ke unit ya, Wen." kata Seulgi lalu melambaikan tangannya pada Wendy.

Kebetulan sekali Seulgi dan Jisoo memang satu unit, jadi mereka selalu menempel kemana-mana seperti perangko. Sedangkan Wendy sendiri masih membereskan barang-barangnya dengan malas.

Perpustakaan disini terlalu nyaman, ditambah harum dari kertas-kertas buku membuat Wendy yang hobi membaca jadi selalu ingin berada disini.

Sedang menikmati suasana perpustakaan, Wendy dikejutkan saat buku yang mau ia masukkan ke dalam tas tiba-tiba terangkat dan dimasukkan secara paksa ke dalam tasnya. Wendy mendongak dan mendapati Sehun dengan wajah datarnya sedang memasukkan buku-buku Wendy dengan tidak sabaran.

"Biasa aja dong masukkinnya, kak. Kusut semua itu buku gue." sinis Wendy.

Sehun meliriknya sekilas lalu berujar menyebalkan, "Lo lambat." Ia lalu kembali menegakkan tubuhnya dan bersidekap sambil menatap Wendy tajam.

"Mumpung sepi, sekarang aja." kata Sehun. Wendy menolehkan kepalanya kesekeliling dan mendapati jika perpustakaan lantai dua telah kosong. Ia pun kembali menatap Sehun yang jauh lebih tinggi darinya dengan malas.

"Singkat aja sih sebenernya. Kenapa kak Sehun kayak dendam banget ke gue? Gue selalu sadar kakak itu ngeliatin gue tajem banget seakan-akan gue itu musuh kakak yang mau dibunuh, tau nggak? Bahkan Yeri sama Rosé itu tau waktu kak Sehun ngeliatin gue di kantin. Gue kan udah minta maaf, tapi kayaknya kak Sehun tetep nggak terima, ya?" jelas Wendy yang ternyata tidak cukup singkat.

"Segitu lo bilang singkat aja?" pertanyaan Sehun membuat Wendy menghembuskan nafasnya kencang, tanda ia sedang kesal.

"Ck, selalu jawabannya nggak bisa to the point. Jawab aja sih." balas Wendy mulai tidak sabar.

Sehun terlihat terdiam dan menatap Wendy lama, terlihat berpikir. Membuat Wendy lama-kelamaan menjadi salah tingkah karena tatapan tajam Sehun. Biasanya saat Sehun menatapnya tajam, Wendy masih memiliki kegiatan lain yang mendistraksi Wendy dari tatapan Sehun. Namun sekarang mereka sedang berdiri berhadapan, membuat Wendy hanya bisa berdiri dan memainkan tangannya karena salah tingkah.

Tetapi yang terjadi selanjutnya membuat Wendy hanya bisa melongo.

Bagaimana tidak, Sehun tidak menjawab pertanyaan Wendy tetapi malah berbalik dan berjalan meninggalkan Wendy yang masih menunggu jawabannya dengan tidak sabar.

Wendy pun berjalan mengikuti Sehun dan menarik tangan Sehun sampai Sehun berbalik.

"Kok malah pergi, sih? Belom dijawab ini?" tanya Wendy kesal.

Sehun pun melepaskan tangannya dari genggaman tangan Wendy lalu berjalan maju ke arahnya, membuat Wendy berjalan mundur.

"Wa... wae, wae, wae?" tanya Wendy panik karena Sehun kelihatannya sama sekali tidak berniat berhenti.

Tiba-tiba Wendy merasakan tungkainya menabrak sesuatu, membuatnya kehilangan keseimbangan dan hampir jatuh jika Sehun tidak maju dan menyangga punggung Wendy dengan tangannya.

Sehun sendiri kaget melihat gadis mungil dihadapannya kehilangan keseimbangan dan reflek mengulurkan tangannya untuk menangkap pinggang Wendy dengan tangannya.

Mereka tampak bertatapan dengan wajah yang sama-sama kaget. Belum sadar posisi mereka yang bisa membuat orang lain salah paham.

Moment - 6 ends

mulai nih mulai hehehehehe

The School 2019Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang