Happy Reading!
baca part sebelumnya ya biar nyambung😊Hari Senin pagi yang benar-benar awkward.
Bagaimana tidak. Sekarang Wendy hanya berdua di ruang makan bersama Sehun. Irene belum kembali dari rumahnya karena ada acara yang tidak bisa ditinggal. Bahkan Irene harus ijin tidak masuk sekolah selama seminggu gara-gara acara tersebut. Sedangkan Daniel, pagi-pagi sekali sudah pergi untuk berjalan-jalan sebelum bersiap-siap ke sekolah.
Sudah dua hari sejak kejadian yang tidak ingin Wendy ingat-ingat kembali. Tapi begitu melihat Sehun, ingatan itu mau tidak mau kembali membayangi Wendy. Bahkan Wendy masih ingat dengan jelas detail wajah Sehun yang sempurna. Juga letak bekas luka di pipi yang membuatnya lebih manusiawi.
Mengingat hal itu, Wendy menggeleng-gelengkan kepalanya berusaha menghapus ingatan itu. Membuat Sehun yang dari tadi juga hanya diam dan serius menyantap sarapan pun mendongak.
"Ngapain geleng-geleng?" tanya Sehun dengan nada datar. Sedatar jalan tol.
Sejujurnya, Wendy agak sedikit kecewa mendengar nada tersebut keluar dari mulut Sehun. Mungkin bagi Sehun, kejadian kemarin lusa bukan apa-apa, dan ia tidak menganggap itu hal yang perlu dipikirkan terus menerus.
Hanya saja Wendy tidak tahu apa yang sedang ada dipikiran Sehun sekarang.
Padahal mereka sebenarnya sama saja.
***
Setelah sarapan, Wendy segera menyiapkan barangnya dan pergi ke sekolah. Ia tidak mau berangkat bersama Sehun.
Tapi nyatanya, Sehun dapat menyusulnya dengan gampang.
Mereka berdua berada di dalam lift yang sama dalam keadaan hening. Wendy segera bersandar di dinding belakang lift, sedangkan Sehun berada di tengah-tengah, berdiri dengan tegak dan memasukkan kedua tangannya dalam saku celananya.
Tiba-tiba, dilantai berikutnya lift berhenti dan terbuka, menampilkan segerombolan anak dari sekolah mereka yang berebut memasuki lift.
Mendorong Sehun hingga ke belakang, tepat berada di depan tubuh Wendy yang kecil. Membuat Wendy secara tidak sadar menahan nafasnya.
Tubuh Wendy yang kecil dan kurus tertutup sempurna dengan tubuh Sehun yang tinggi. Wendy tidak bisa melihat apapun selain punggung Sehun. Mungkin orang-orang di lift juga tidak sadar akan adanya seorang Wendy di lift.
Beberapa orang yang bergerak di tempat sepenuh ini, mau tidak mau membuat Sehun risih hingga tanpa sadar ia kembali mundur sampai punggungnya melekat pada sesuatu yang hangat. Sehun melirik kebelakang dan sadar bahwa Wendy sudah terjepit diantara tubuhnya dan dinding belakangnya.
"Permisi." Wendy mendongak melihat suara berat Sehun yang menarik seluruh perhatian orang-orang di lift. Lalu tiba tiba Wendy merasa tangannya ditarik hingga sekarang ia berdiri dihadapan Sehun.
KAMU SEDANG MEMBACA
The School 2019
FanfictionWendy tidak pernah jatuh cinta seumur hidupnya, dan kepindahannya ke Korea merubah segalanya. Tapi, apakah itu yang memang dibutuhkan dan diinginkannya? Let's dive into what's the world prepared for her. starting on February 28, 2019