Happy Reading!
Tidak terasa hari sudah berganti menjadi Jumat. Tepat lima hari sejak Wendy mulai bersekolah di WMS. Hari ini adalah hari kebersihan, dan tugas Wendy adalah membersihkan kaca jendela kelas dan mengepel koridor sekolah bersama beberapa murid lainnya.
Sebenarnya Wendy pikir kegiatan kebersihan ini sangat percuma karena sekolah ini sudah sangat bersih karena petugas kebersihan yang tak pernah absen untuk membersihkannya. Itu juga membuat beberapa murid jadi semakin malas-malasan untuk membersihkannya karena mereka tau jika sekolah sudah membayar banyak untuk petugas kebersihan yang ada di setiap sudut sekolah ini.
Tapi tentu saja Wendy tidak akan protes. Dia bukan anak yang suka melanggar aturan, dia tidak suka keributan, dan tidak suka jadi bahan perhatian. Jika ia sampai melanggar peraturan, sekolah akan menjadi ribut karena ia sebagai anak baru di hukum dan pada akhirnya ia menjadi bahan perhatian.
Oke, lupakan hal itu.
Oh, jika ada yang bertanya tentang masalahnya dengan Sehun, ia juga tidak tau bagaimana nasibnya. Setelah kejadian di koridor unit dimana Wendy marah-marah pada Sehun dengan ucapan ketusnya, mereka sama sekali tidak pernah bertegur sapa. Sampai hari ini pun, dimanapun mereka bertemu, mereka bagaikan sepasang manusia yang tidak pernah saling mengenal.
Dan orang yang paling cerewet akan hal itu pada Wendy adalah Daniel. Bahkan Irene pun lepas tangan dengan keadaan Wendy dan Sehun.
Wendy pun tidak merasa bersalah dengan hal itu, karena ia sudah mencoba bicara dengan Sehun, tapi Sehun malah menghindarinya.
Sedang asik mengelap kaca jendela, Wendy dikejutkan dengan ponselnya yang bergetar disaku roknya. Ia pun segera mengambil ponselnya dan melihat siapa gerangan yang menelponnya pada saat jam sekolah berlangsung.
Daddy is calling...
"Daddy!" panggil Wendy girang di telepon. Baru lima hari berpisah saja Wendy sudah merindukan ayahnya yang ada di Kanada. Ia benar-benar belum terbiasa tinggal jauh dari ayahnya.
"Hi, sweetheart. How's life?" mendengar pertanyaan ayahnya, Wendy segera merengut. Memikirkan masalahnya selama disini.
"Not fine without you, dad. Belum apa-apa, Wendy sudah kangen daddy."
"Kamu harus terbiasa, nggak boleh manja lagi. Kamu kan sudah besar, kamu harus bisa membuka diri kamu pada dunia. Life isn't that bad, is it?"
"I know, dad. But still, I miss you. Kapan daddy ke Seoul?"
"Talking about Seoul, daddy besok akan ke Seoul."
"WHAT?" pekik Wendy tanpa sadar, mengundang perhatian banyak orang. Wendy dengan malupun membungkukkan diri tanda meminta maaf.
"Don't shout, Wendy." tegur ayahnya dari seberang. Wendy hanya bisa meringis kecil walaupun tau ayahnya tidak bisa melihatnya.
"Sorry, dad. Lagian, daddy mendadak banget bilang. Ada acara apa ke Seoul? Apa daddy mau ketemu Wendy?"
"Of course, ke Seoul tanpa ketemu kamu itu nggak ada gunanya."
"Aish, daddy. Bisa aja..."
"Hahaha... okay. Prepare yourself tomorrow, dress nicely. We're going to meet someone."
"New mommy?"
"Nah, your daddy won't marry anyone."
"Understand. Okay, I will dress nicely."
"Great. So, see you tomorrow, sweetheart. Love you."
"Love you, too."
Wendy lalu menutup sambungan telepon dan mengembalikan ponselnya kedalam saku rok. Sambil melanjutkan pekerjaannya, Wendy memikirkan dengan siapa mereka bertemu besok.
Kenapa Wendy menyebut 'new mommy' saat ayahnya bilang mereka akan bertemu seseorang? Karena ibunya telah meninggal sewaktu Wendy berumur 10 tahun. Sejak itu, Wendy hanya tinggal bersama ayahnya di Kanada.
Bukannya Wendy ingin ayahnya melupakan ibunya begitu saja, namun Wendy hanya ingin ayahnya bahagia dan tidak kesepian. Ditambah Wendy sekarang sudah tinggal jauh dari ayahnya. Wendy ingin ada yang selalu menemani ayahnya. Tetapi cinta ayahnya begitu besar terhadap ibunya, sehingga beliau berjanji pada dirinya sendiri dan juga pada Wendy jika beliau tidak akan pernah menikah lagi.
Mengingat hal itu, Wendy hanya bisa menghela nafasnya pasrah.
***
Archery Club
Sekarang jam sudah menunjukkan pukul 1 siang, yang artinya kegiatan ekstrakulikuler akan segera dimulai.
Sebenarnya, Wendy ingin sekali membolos. Tapi, ini adalah hari pertamanya di klub, tidak mungkin ia membolos di hari pertamanya. Bagaimana tanggapan orang-orang nanti.
Dan benar saja, baru saja Wendy masuk ke dalam ruang klub, ia sudah disuguhi pemandangan dari seseorang yang membuat Wendy ingin membolos dari klub itu sedang dikerubungi oleh murid perempuan.
Saat Wendy akan mengalihkan pandangannya dari seseorang yang adalah Sehun, tiba-tiba pundaknya ditepuk dari belakang. Wendy menoleh dan mendapati pelatih klub archery berada di belakangnya sambil menyunggingkan gummy smile nya. Namun, alih-alih ikut tersenyum atau merasa terpesona dengan senyuman itu, Wendy justru merasa aneh.
Mereka tidak sedekat itu sampai si pemilik gummy smile itu harus menyunggingkan senyumnya yang begitu lebar.
"Selamat siang, pak." sapa Wendy singkat, kembali melanjutkan langkahnya yang terhenti. Ia pun segera mencari tempat duduk yang jauh dari keramaian.
Saat melewati kerumunan yang dibintangi oleh Sehun, Wendy tiba-tiba dikagetkan oleh tarikan lembut di tangannya. Ia segera menoleh dan melihat Sehun menarik tangannya dan berjalan keluar dari ruang klub.
Wendy pun hanya bisa terbelalak kaget oleh ulah Sehun. Ia bahkan bisa merasakan aura mencekam di punggungnya yang disebabkan oleh murid-murid centil yang tadi mengerubungi Sehun.
Daddy - 8 ends
kenapa judulnya 'daddy'?
bcs he will lead us to another problem hehehehependek dulu ya besok lanjut lagi.
in case u forget about pelatih klub archery with his gummy smile
KAMU SEDANG MEMBACA
The School 2019
FanfictionWendy tidak pernah jatuh cinta seumur hidupnya, dan kepindahannya ke Korea merubah segalanya. Tapi, apakah itu yang memang dibutuhkan dan diinginkannya? Let's dive into what's the world prepared for her. starting on February 28, 2019