bab 8 (revisi)

675 14 4
                                    

Setelah makan malam di rumah radi arka langsung pulang. Namun dia tak langsung pulang ke rumahnya. Melainkan ke rumah icha. Dirinya juga tidak tahu apa alasan dia kesana.

Sedikit lagi arka sampe ke rumah icha namun laju motornya dihentikan oleh seseorang. Arka membuka helmnya dan menuju ke arah wanita yang telah berani menghentikannya. Rahang arka mengeras setelah mengetahui wanita itu adalah naura.

Arka hampir berbalik namun lengannya ditahan oleh naura.

"arka tunggu" ucap naura memohon. Arka menghebuskan nafas dan menoleh pada wanita itu.

"ada apa? " tanya arka dingin. Suaranya dan ekspresi wajahnya seakan mengalahkan dingingnya malam saat ini.

"loe bisa bantu gue ngga? " tanya naura penuh harap

"ngga" meski sudah menduga jawaban arka naura tetap saja bertanya

"gue mohon ar bantuin gue buat minta maaf sama radi" naura menggenggam tangan arka, naura bersyukur tak ada penolakan dari lelaki itu namun tatapannya menyatakan ketidak sukaannya. Naura melepas genggamannya segera.

"loe mau ngga bantuin gue? " tanya naura sekali lagi

"loe serius minta maaf atau hanya mau cari cara buat nyakitin dia lagi?" tanya arka sarkasme

"gue serius mau minta maaf ar, gue sadar gue udah salah banyak sama dia dan juga sama loe" arka mencari kebohongan di dalamnya namun tidak menemukannya. Hanya ada tatapan penyesalan yang ada di mata wanita itu

"gue mohon ar bantuin gue. Cuma loe satu-satunya yang bisa gue mintain tolong" ucap naura memohon

"yah udah ikut gue" arka akhirnya mau membantu naura, mengajak wanita itu menaiki motornya, mengantarnya ke rumah sahabatnya. Dia merasa ini saat yang tepat untuk ketiganya untuk saling memaafkan terlebih radi dan naura. 

Tanpa arka dan naura sadari sejak awal perbicangan mereka ada yang diam-diam melihat, ada yang diam-diam tengah merasa tersakiti.

'ternyata sesakit ini ngeliat ka arka pergi sama wanita lain'

*

Arka kembali memakirkan motornya di halaman rumah radi. Arka turun dan mengetuk pintu rumah itu kembali. Pintu rumah radi terbuka menampilkan sosok radi. Radi menatap bingung pada arka.

"ada yang kelupaan? Atau makan malamnya belum cukup? " tanya radi belum menyadari kehadiran naura

"ada yang mau ketemuan sama loe" ucap arka to the point

Radi melihat ke arah motor arka, disana naura tengah berdiri sambil tertunduk. Jujur dirinya sangat merindukan wanita itu namun dirinya juga benci. Tatapan radi teralih ke arka meminta penjelasan pada sahabatnya itu.

"dia mau ngomong sesuatu sama loe katanya" jawab arka mengerti arti tatapan radi

"ketemu dimana saja dia?"

"di jalan" jawab arka sekenanya toh dia memang tidak berbohong

"kalau gue bilang ngga bisa gimana?"

"itu hak loe tapi saran gue loe dengarin dulu apa yang mau dia katakan, biar nanti loe ngga nyesal" radi tersenyum mendengar perkataan bijak dari arka. Sahabatnya itu selalu bisa memberinya saran yang tepat

"mau ngomong di dalam atau di luar aja?"

"ini rumah loe rad jadi terserah loe mau ngomong dimana. Di genteng juga bisa kalau loe mau" radi terkekeh mendengar ocehan arka yang cukup panjang itu

"yah udah di luar ajah kalau gitu"

Kedua berjalan menuju naura, naura masih saja tertunduk rasanya belum sanggup menatap lelaki yang kini ada di hadapannya.

I Love My CousinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang