#abaikantypo
((๑✧ꈊ✧๑))
Jennie mendekati lisa yang sedang merenung terduduk mematung di atas kursi roda di taman rumah sakit. Tertawa sedih saat vonis final sang dokter masuk ke gendang telinganya. Penyakitnya semakin gencar menggerogoti tubuhnya, sekarang bahkan cara berbicaranya mulai tak jelas, lidahnya sedikit demi sedikit mengalami paralyze sehingga menyulitkannya berbicara. Memaksanya untuk segera menjalani perawatan ditempat menyesakkan itu.
“lisa?”
Lisa tersenyum saat merasakan sentuhan lembut di pundaknya, menatap jennie yang sedang memasang wajah sendu. “ja ngan m me na ttap ku bbbe gi tu jjen.” Ujarnya terbata, rasanya kesal sekali saat lidahnya terasa berat untuk berbicara, sepertinya dia akan mengalami apashia (kesulitan dalam menggunakan kata-kata) dalam waktu dekat.
Sungguh rasanya sakit sekali melihat sahabat yang tumbuh bersama mu mengalami nasib yang mengerikan seperti ini, jangankan untuk bergerak, bahkan untuk berbicara saja telah sulit bagi sahabatnya itu. Jennie tak sanggup lagi menahan air mata yang sudah berteriak minta dikeluarkan dari tempat persembunyiannya. Dipeluknya erat sahabat kesayangannya itu, menyalurkan emosi yang sudah tak sanggup di sembunyikannya lagi.
“ban tu aa ku jjen.”
“apa lisa?” tanyanya tanpa melepaskan pelukan pada gadis kurus itu.
“cha e ngi”
Jennie melepaskan pelukan mereka, menatap lisa yang sedang bersusah payah menyodorkan jari kelingkingnya dengan gemetaran. Mengangguk mengerti akan maksud sahabatnya itu, jennie menautkan jari kelingking mereka, membuat lisa tersenyum manis.
“baiklah, biarkan aku menanggung dosa bersama mu lisa.” Ujarnya dalam hati.
.
“ck, kenapa lisa tak juga mengangkat telpon ku?”
Park chaeyoung, dari tadi hanya mondar mandir gelisah di dalam kamarnya, sibuk menghubungi seseorang yang tak kunjung mengangkat panggilannya, pasalnya sejak kembali dari jepang, kekasihnya itu tak kunjung menghubungi atau pun mengangkat panggilannya yang tentu saja bikin rose kelabakan.
Rose terus mencoba menghubungi lisa, perasaannya sungguh tak nyaman saat ini. Pada bunyi terakhir panggilannya pun di angkat oleh si penerima.
“hallo li...”
“ah lisa, terus baby, uh faster”
Belum sempat dia berbicara, desahan demi desahan itu menyapa gendang telinganya, membuat gadis manis itu menegang seketika saat perempuan diseberang telpon sana mendesahkan nama kekasihnya. Matanya sudah memanas, wajahnya memerah menahan amarah, dengan kegelisahan yang besar di langkahkannya kaki ke garase mobil, memacu mobil sport kesayangannya menuju tempat kekasihnya berada. Perasaannya campur aduk, satu sisi dia meragukan kekasihnya, di sisi lain dia ingin mempercayai kekasih yang telah berjanji akan berada disisinya sampai mati.
Rose sampai di mansion megah itu, berlari memasuki rumah besar itu tanpa menghiraukan sapaan para pelayan yang diberikan padanya, saat ini tujuan nya hanya satu, mencari keberadaan kekasihnya, ingin membuktikan bahwa pikiran negatifnya salah.
Brak
Matanya membelalak, jantungnya seakan berhenti, hati nya teriris, kaki nya terasa lemas tak bertenaga, saat ini di depan matanya, kekasih yang sangat di cintai nya, kekasih yang sangat di sayangi nya, kekasih yang sangat dipercayai nya sedang bercinta dengan sahabatnya sendiri, bergumul mesra tanpa sehelai benangpun, bahkan tak mempedulikan kehadirannya yang sudah mematung dengan berlinangan air mata.
KAMU SEDANG MEMBACA
precious time 《chaelisa》
RomanceApa yang akan kamu lakukan jika mengetahui umur mu tak akan lama lagi? Bersedih? Menangis? Marah? Berdiam diri? Jika itu aku, maka aku akan menghabiskan waktu ku dengan hal-hal yang tak pernah ku lakukan, agar aku tak menyesal nanti nya di saat tak...