Part 26 : Ingin sendiri

5 0 0
                                    

Terkadang,sendiri itu perlu disaat kalian benar benar sulit menjelaskan bagaimana rasa lelah ketika menjalankan hubungan yang berisi janji yang tidak pernah ditepati.

"Nanti kamu latian atau gimana?"

"Kenapa nanya gitu?"

"Kan besok kamu udah berangkat ke SMA Kartika. Sekarang latian masa? Ga cape?"

Rena menggeleng terkekeh,"Sok tau banget."

"Dih! Aku juga kalo mau tanding bola gitu. Dikasih waktu istirahat sebelum hari pertandingan."

Rena mengangguk-angguk mesam mesem. Seakan memahami ucapan Tama. Namun Tama malah paham dengan apa yang Rena responkan.

"Beneran Renaa!!!" Gemas Tama mencubit salah satu pipi Rena.

Rena memegangi tangan Tama dipipinya,"Aduh! Aduh! Iya iya dah. Kan aku ngangguk. Aku paham. Aku ngerti. Salahnya dimana?"

Tama melirik sinis,"Hidih.. ngangguknya ngece."

Rena tertawa puas. Sedangkan Tama kesal dengan sikap Rena. Walau yang dia tampilkan adalah ekspresi kesal,namun sebenarnya hati Tama sangat lega. Bahagia sangat mungkin saat dapat mendengar tawa dari Rena. Begitu juga tawa yang terlihat lepas tanpa beban.

Tama menatap sekeliling. Tidak sekeliling ruangan kelas. Hanya bangku yang dia duduki dan bawah meja.

"Kok bangkunya wangi terus gitu ya?"

Rena terkekeh sombong,"Iyalah. Dudukin aku."

"Hm!"

Tama akui Rena memang mempunya aroma yang khas. Aroma coklat yang pekat. Yang selalu membuat Tama sangat nyaman disampingnya. Aromanya tertinggal. Setelah bersandar ditubuh Tama,aromanya pasti akan tertinggal.

"Coba aja si Sasa pindahnya dulu banget. Awal kita pacaran. Kan aku bisa duduk disini."

Rena mencubit pinggang Tama,"Gitu banget si sama temen."

"Temen dari mana? Temen kamu lah! Bukan temen aku!" Seru Tama tak terima.

"Kalo bukan karena dia ga pindah,kamu ga akan duduk disamping aku terus!"

"Sama aja!!!"

--

Bel pulang sekolah sudah berbunyi nyaring. Tentu dengan hari jum'at yang menurut Rena memang selalu membuatnya kantuk,penghuni Gita Bahari sudah keluar meninggalkan tempat yang menyesakkan. Kini ruangan kelas tertinggal Ava,Uma,Rena,Tama dan Saga.

Saga. Salah satu siswa kelas paling brandal dikelas. Yang selalu dicomblangkan oleh Rena juga Tama paling gemas dengan Ava. Meski Ava menolak mentah-mentah,Rena pastikan suatu saat Ava akan jatuh pula dalam dekapan Saga.

"Ren langsung pulang?"

"Ngapain nanyain Rena? Noh tungguin Saga," jawab Tama cepat menunjuk Saga dengan dagunya. Sedangkan Saga yang ditunjuk menunjukkan senyumnya yang mengembang menderetkan giginya.

Ava bergidik,"Heh! Lo kalo ngomong tuh dijaga!!"

"Dijaga apa? Lo emang mau balik sama Saga kan?" Ucap Tama tidak mau disalahkan.

Ava menatap tajam,"Lo kalo mau balik,balik aja sana! Gausah bacot!"

Tama mengangkat kedua bahunya acuh,"Serah gue."

"Gue mau balik sama Uma," ucap Ava mengoreksi tebakan Tama.

"Bukannya tadi lo bilang balik sama Saga?!" Ucap Uma dengan nada tidak suka.

Kehilangan yang MenemukanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang