part 02 : Tama Erlangga namanya

53 8 4
                                    

Hanya nama. Tapi ternyata berpengaruh pada selanjutnya.

"RAPAPAPAPAPANGGAKASIIIHHHHH!!!!"

"Bangsat sepi banget," gerutu Rena ketika berjalan menyusuri koridor kelas 10-2.

"RAPAPAPAPANGGAKASIIIIHHHHH SIOMAY WOII GC!!!" Teriak Rena sambil menepuk-nepukkan tanganya.

"Woi keluar!!" Teriak Rena yang langsung memasuki ruang kelas Alex dan Rafa.

"Ppsssttt ppsstt," terlihat wajah geram merem melek terpancar dari wajah Rafa Dan Alex hanya menundukkan wajahnya dengan tangan yang mengusap rambutnya dengan gusar.

Rena yang memahami kode dari lirikan Rafa itu langsung menengok kearah samping kanannya.

Bibir dengan polesan lipstik merah yang super tebal merona itu seperti menantang kehadiran Rena. Rena menelan ludahnya susah payah. Matanya tidak lepas dari pandangan tajam didepannya.

Rena sudah tau,setelah ini dia akan mendapatkan telinganya yang terngiang-ngiang karna mendapat sengatan yang menusuk.

Selama tiga bulan ini,dia sering menghadapi satu makhluk ini. Dan Rena tidak akan pernah kehabisan akal dari itu.

"Lah bu Ati? Udah lama disini bu? Apa baru dateng? Lewat mana bu? Pintu kan cuma satu. Ibu dianterin siapa? Wah atau jangan-jangan.."

Rena memicingkan matanya dengan jari telunjuk yang menunjuk kearah bu Ati. Sudah seperti menginterogasi gayanya. Ini sebuah trik Rena agar dia tidak kena semprot untuk kali ini.

"Ibu bisa nembus tembok ya?"

Semua anak dikelas menahan tawanya. Takut jika bersuara,bu Ati menambah kemurkaannya. Sedangkan bu Ati sudah dengan wajah menahan beratnya amarah.

"Renaaa!" Geram bu Ati menatap satu anak ini.

"Ta Akleema Grizelle bu,"

"Ibu beri kamu hukuman.."

"Ga tiga permintaan bu?" Potong Rena cepat.

Bu Ati yang sudah jengah ini memejamkan matanya sambil menunjuk kearah pintu yang terbuka lebar.

"Keluar! Kerjakan semua soal semester satu dan rangkuman materi semester satu!"

"Saya keluar bu?" Tanya Rena.

"Iya." Jawab tegas bu Ati.

"Boleh bawa Alex sama Rafa ga bu?"

"Rena cepat keluar!" Kesal bu Ati.

"Ibu disini? Ga laper? Kan udah istirahat."

Rena hanya ingin mengalihkan amarah yang memuncak dari bu Ati dengan mempertanyakan hal yang tidak seharusnya dipertanyakan. Dia tau bahwa bu Ati tidak akan berteriak jika marah.

Bu Ati yang sudah jengah ini memilih pasrah. Dia menghempaskan nafasnya secara kesal dan menatap seluruh siswa dikelas.

"Kerjakan tugas yang ibu berikan. Besok kumpulkan," Ucapnya bergegas pergi namun tertahan dengan penuturan Rena.

"Bukannya ga boleh ngasih PR ya bu? Tugas sama PR kan sama. Sama-sama dikerjain dirumah."

--

"Lo mau ikut balapan ga Ren?"

"Lah? Gue?"

"Udah deh. Lo suka balap kan?" Tanya Alex.

"Lo tau dari mana?"

"Ig lo nih," jawab Alex sambil menunjukan layar ponselnya.

"Emang ada balap dimana si?" Tanya Rafa.

Kehilangan yang MenemukanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang