Part 05 : Bertemu Nita.

20 3 0
                                    

Bagaimana jika kamu bertemu dengan seorang wanita yang sangat jelas wajahnya menyimpan duka?

"Apa nanti bukan waktu? Apa besok bukan waktu? Berapa lama waktu yang lo butuhin buat percaya sama gue? Dan berapa lama waktu yang lo pinta supaya gue bisa deket sama lo?"

Semua menjadi hening. Senyap tanpa suara,tanpa deruman nafas seperti biasa. Bibir tipis yang biasanya tiada henti terus mengoceh itu menjadi bungkam. Langkahnya enggan melanjutkan apa yang telah diniati.

Rena diam tidak menjawab ucapan Tama. Tidak bisa membalas ucapan Tama. Rena hanya bisa menoleh menghadap kearah Tama dengan tatapan bersalah.

Bagaimana tidak merasa bersalah? Rena merasa dirinya terlalu menutup siapa yang akan mendekatinya walau hanya sebatas teman.

Seperti sekarang ini,Tama yang belum dia kenal siapa tapi Rena berfikir bahwa Tama ini tidak bisa menjaga kepercayaannya.

Entah itu pemikiran dari mana,entah itu titah dari siapa tapi bagi Rena,Tama memang tidak dapat dipercaya. Walau Rena hanya baru mengenal Tama itu kemarin. Hanya sebatas nama. Dan sekarang hanya sebatas pertolongan.

Tapi Rena tidak memperlihatkan pemikirannya yang menganggap Tama ini tidak dapat dipercaya. Dia tidak akan membuat Tama tersinggung atas ucapannya kemudian.

Apa salahnya jika Rena mencoba menaruh sedikit percaya pada Tama ini? Tama yang mungkin akan menjadi sahabatnya seperti yang lain?

"Maaf," lirih Rena yamg langkahnya perlahan mendekat kearah Tama.

"Apa dari muka gue ini keliatan muka pengkhianat?"

"Bu..bu..bukan. Bukan gitu ko. Bukan gitu," jawab Rena cepat.

"Terus?"

"Iya gitu.." bingung Rena.

"Bener?"

"Ah udah apansi ga jelas," alih Rena pada lain pembicaraan yang langsung membuka novel setelah mendudukkan bokongnya kembali.

"Suka ya sama novel?" Tanya Tama yang melihat bagaimana keseriusan Rena dalam membaca novel.

"Iya," jawab Rena tanpa menatap.

"Banget?"

"Iya."

"Kenapa?"

"Gapapa."

Hening.

Suasana menjadi hening tanpa percakapan. Tanpa ada yang memulai percakapan untuk memecah keheningan.

Setelah ucapan Tama yang menurut Rena itu mengubah suasana menjadi dingin dan senyap. Walau sebenarnya apa yang Tama ucapkan dan apa yang Tama pinta itu tidak ada salahnya.

"Lo suka balap?"

Pertanyaan Tama membuat Rena menghentikan langkahnya yang sudah berada didunia novel. Pertanyaan yang membuat Rena bingung dari mana Tama mengetahui adanya.

Rena tidak mengenal Tama. Dan baru mengenalnya kemarin. Sedangkan Tama? Apa Tama sudah mengetahui Rena sejauh ini? Sampai Tama tau bahwa Rena menyukai balap.

"Ren.."

"Iya. Tau dari siapa lo?" Tanya Rena dengan raut wajah sedikit takut.

"Apa penting?"

Diam. Rena enggan menjawab.

"Siapa yang ga kenal si sama lo? Se-SMA Gita tau siapa lo. Dan luar Gita tau siapa lo. Lo dikenal sama salah satu aktivitas lo. Balap," ucap Tama dengan penekanan pada akhir kalimat.

Kehilangan yang MenemukanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang