02. 'bout soobin

1K 155 11
                                    

"Mamah, Soobin menang"

Dengan segera, Soobin kecil menghampiri mamanya yang masih sibuk dengan ponsel di hadapannya. Tangan kecil milik Soobin menggenggam piala emas dari lomba yang ia ikuti hari ini.

"Mamaaa" panggil Soobin lagi

Mamanya tak menjawab, dia masih sibuk dengan HP-nya.

"Mamaaaaaaaaaa" panggil Soobin sekali lagi. Kali ini, dia sedikit berteriak.

"Soobin, mama lagi sibuk. nanti aja"

"Mamaaaa, sebentar aja"

"MBAK WATIIII, INI SOOBINNNYA JAGAIN DULU. SAYA SIBUK"

Lagi dan lagi, Soobin hanya menatap sendu wanita di depannya. Mamanya seorang workaholic, Papanya pun tak jauh berbeda. Beliau lebih memilih tidur bersama tumpukan kertas daripada di kasur nyaman yang bersemayam dirumah. 

"Den, ayo sama mbak" bujuk Mbak Wati pada Soobin kecil yang menatap sinis mamanya.

Soobin berjalan ke arah mbak wati lalu memeluknya. Soobin tersenyum ketika memeluk mbak wati, tapi di waktu bersamaan juga Soobin menangis. Mbak  Wati segera menggendong Soobin agar berhenti menangis.

Mama Soobin terlihat terkejut saat mendapati anak bungsunya menangis. Wanita itu mengira, Soobin adalah anak ceria yang kuat.

Setelah sekian lama dia punya dua anak. Baru kali ini dia sadar bahwa, anaknya tetaplah anak manis yang butuh perhatian.

"Mbak, lepasin Soobinnya bentar"

Mbak wati menurut, dia hendak menurunkan Soobin dari gendongannya, tapi Soobin malah memberontak.

"Den, turun yah, itu mama mau main sama den Soobin"

Bukannya berhenti, tangis Soobin malah makin menjadi.

"SOOBIN GAK SUKA MAMA"

Well, she knows it. She doesn't deserve any love from her son.

next?

note — semoga tidak ada yang typo, saya agak enggan membenahi

Who Am I ? - SoobinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang