14

33 9 0
                                    

Happ reading!!!
Jangan lupa Voment sebelum membaca. Oke!!!!!!
                           💮
                           💮
                           💮
                           💮

Cindy sangat lapar dan kepala nya kini sangat berat. Cindy tak henti - hentinya menangis dan mengeluarkan keringat dingin. Hingga akhirnya ia pun pingsan.
   
                         🌸🌸🌸

              Jessie terus tertawa bahagia,  karna berhasil menghilangkan Cindy. Sekarang ia berada di tempar camping.

             Saat melihat Vicky berbicara dengan Dodit dengan memainkan hp nya. Jessie bersiap untuk memasang muka cemas dan sedih.

"Sandiwara dimulai" ujar Jessie dalam hati.

"VICKY....VICKY....CINDY." Teriak Jessie yang langsung memeluk Vicky.

"Apaan sih....." Geram Vicky melepas pelukan Jessie.

"Cindy mana?" Lanjut Vicky, yang tidak melihat gadis mungilnya itu.

"Hikss Cindy........."

"Mana Cindy ?"

"Cindy......" Jessie menggantung ucapannya.

"Kemana dia Jes? " kali ini bukan Vicky yang bertanya, namun semua orang yang ada disana.

"Cindy hilang"

Deg!

        Jantung Vicky seakan terhenti, kakinya melemas,  tubuhnya pun bergetar. Vicky merasa bahwa dia tidak becus menjaga Cindy.

"Bagaimana ini bisa terjadi?" Kali ini Dodit yang bertanya pada Jessie,  sedangkan Vicky? Ia hanya berdiri mematung.

"Tadi kita ke hutan untuk buang air kecil,  tapi disaat aku balik Cindy udah gak ada. Aku udah muter - muter nyariin dia tapi aku gak ketemu juga. Gimana nih? " kata Jessie memasang raut wajah cemas. Dasar!!!

"Aku harap dia gak dimakan binatang buas disana yah"lanjut Jessie mendekat ke Vicky dan mengelus lengannya.

Plak!

     Jessie tersungkur di tanah dengan memegang pipinya yang ditampar oleh Vicky.

       Yah...jika ini menyangkut Cindy, maka ia tak segan - segan menampar ataupun membunuh seseorang yang menyakiti Cindy. Entah itu pria atau wanita.

" Shit!!" Vicky pun berlari ke hutan untuk mencari Cindy.

         Semua orang disana berpencar untuk mencari Cindy dan tidak mempedulikan Jessie yang duduk di tanah dengan pipi merah bekas tamparan Vicky.

"Apasih spesialnya cewek itu sampek Vicky sama semua orang khawatir? " gumam Jessie pelan.

         Vicky berlari dengan air mata yang terus mengaliri pipinya. Rasa takut, cemas, dan bersalah selalu terngiang dipikirannya.

"Seharusnya gue gak percaya dengan cewek brengsek itu...Dasar bodoh!" Gumam Vicky.

"Maafin aku Cindy" kalimat tersebut memenuhi pikiran Vicky yang tengah berlari mencari Cindy.

"CINDY"

Hening

"CINDY...KAMU DIMANA"

Hening

"CINDY MAAFIN VICKY"

Hening

"Cindy kamu dimana sayang" gumam Vicky pelan dengan mulut yang bergetar.

       Sudah 1 jam Vicky mencari Cindy, namun tidak dapat menemukannya. Vicky lelah dan hampir menyerah. Ia duduk di tanah dan menangis.

        Ia bingung harus ke arah mana. Karena sekarang terdapat dua jalan yang berbeda, terdapat jalur kanan dan kiri. Vicky tetap terdiam dan menangis.

       Entah apa yang menggerakkan hati Vicky. Hingga ia melangkahkan kaki ke jalur kanan.

      Ia berlari menyusuri gelapnya hutan. Hingga ia melihat kaki dibalik pohon disebrang sana.
Vicky pun berlari ke arah itu dan akhirnya.....

"Cindy" ujar Vicky yang telah menemukan Cindy dalam keadaan pingsan.

        Vicky menepuk pipi chubby Cindy agar ia terbangun, Sesekali ia mencium kening Cindy. Dan akhirnya Cindy membuka matanya. Bibir Vicky mengulas senyum saat Cindy sadar. Namun sahabatnya itu kembali pingsan. Dengan cepat Vicky menggendong tubuh mungil Cindy dan membawanya ke lokasi camping.

                       🌸🌸🌸

"Euummm....aku dimana?" Ujar Cindy yang tak sadar dimana ia sekarang.

       Cindy mengedarkan pandangannya. Dan disaat Cindy menemukan sosok Vicky, ia langsung memeluk Vicky.

       Vicky memeluk Cindy erat, memberikan kehangatan pada sahabatnya. Vicky juga menciumi kening dan pipi Cindy lalu memeluknya erat.

        Melihat wajah cemas Vicky,  tangis Cindy pun pecah dan langsung berhambur ke pelukan Vicky.

"Vicky aku takut" lirih Cindy.
Kalimat itu membuat air mata Vicky menetes.

       Ia membiarkan bajunya basah akan air mata Cindy. Dirasa tangisan Cindy telah berhenti, ia melepas pelukannya dan menghapus air mata Cindy dengan ibu jarinya.

         Vicky menangkup pipi Cindy dan memandangi matanya lekat. Memberikan ketenangan terhadap Cindy.

"Jangan takut,  Vicky sudah ada di sini" ujar Vicky.

"Maafkan Cindy.....hikss" kata Cindy yang kembali memeluk Vicky.

"Tidak ini bukan salah Cindy kok....semua ini salah Vicky karna sudah percaya pada orang yang salah" ujar Vicky sembari mengelus lembut rambut Cindy dipelukannya, kemudian menatap Jessie sinis.

                       

                            💮
                            💮
                            💮
                            💮

Hy reader👋👋👋

Tetap tunggu kelanjutannya yah...

Jangan lupa Voment.

13 Maret 2019

      

You're My Best FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang