"Gelisah, Gundah, galau, merana? Bukan karena memikirkan Dia. Tapi Karena kurang mengingat sang maha pencipta!"
🌟🌟🌟
Di malam yang sepi, seorang pemuda berkaos abu polos itu tengah menatap kosong langit-langit kamar. Entah apa yang menganggu malam indahnya itu.
Azka POV
Pagi tadi aku sudah memutuskan Intan, dia entah wanita yang kesekian yang sudah aku permainkan hatinya. Ahh, rasanya aku laki-laki paling kejam di dunia. Aku berniat untuk menyudahi semua ini. Kasihan juga jika semua wanita aku permainkan. Semoga intan adalah wanita terakhir yang aku kasih harapan palsu!
Entah kebetulan atau apa, tadi pagi aku mengerjakan sholat Dhuha di mushola sekolah, terus waktu pulang sekolah, aku juga sholat ashar berjamaah di masjid. Berasa mimpi banget. Entah kemasukan malaikat apa aku hari ini.
Dan ini semua gara-gara cewek berhijab itu. Aku gak sengaja liat dia waktu di mushola, dan entah kenapa hati ku mendadak kepo sama tuh cewek. Sampai-sampai aku ikutin tuh cewek ke tempat wudhu.
"Aaaaaaaa. . ." Sumpah aku kaget banget waktu tuh cewek teriak. Aku berasa seorang penjahat yang mau rampok ibu-ibu!
"Astaghfirullah haladzim, sedang apa kamu disini?" Sumpah aku bingung banget harus jawab apa waktu tuh cewek nanya kenapa aku bisa ada di situ sama dia. Masa aku harus jawab yang sebenarnya "gue kesini mau ngikutin Lo" ya kali aku jawab gitu.
"Em, ee em, gue kesini mau wudhu! Mau sholat Dhuha" Yaudah aku bohong aja. Bilang mau sholat Dhuha sama dia, entah kenapa aku tiba-tiba ingat masa-masa waktu masih di pesantren. Biasanya pagi-pagi tuh aku di paksa buat ngerjain sholat Dhuha sama ustadz.
Waktu aku selesai wudhu, dan mau masuk mushola gak sengaja aku lihat tuh cewek lepas hijab. Sumpah demi apapun tuh cewek cantik banget. Selesai sholat aku langsung cari tuh cewek, tapi ternyata dia udah gak ada.
Sampai akhirnya aku ketemu dia lagi pas selesai sholat ashar. Waktu itu aku sedang makan cilok terus tiba-tiba aku mendengar suara cewek itu. Lalu aku coba cari darimana sumber suara itu, dan ternyata benar. Dia lagi beli cilok di pedagang yang sama dengan aku. Ah mungkin jodoh.
Entah kenapa, hati ku merasakan ada sesuatu yang gak biasa saat melihat wajah tuh cewek. Rasa yang lebih damai.
Akhirnya setelah mengumpulkan keberanian aku nyamperin tuh cewek. "Lo yang tadi pagi ketemu gue di mushola ya?" Langsung aja aku Dejavu sama dia. Masa ia dia lupa sama aku.
Eh, aku kira dia bakal ingat, ternyata dia malah beneran lupa. Dia tuh umurnya berapa sih? Kok kayak nenek ku yang di Bandung ya? Pelupa!
"Lo lupa ya? Gue yang tadi pagi salah masuk tempat wudhu!" Karena melihat dia yang kebingungan, akhirnya aku memilih untuk ngingetin dia kejadian tadi pagi di mushola. Sungguh memalukan! Dan bener aja, dia langsung ingat.
Gak mau menyia-nyiakan kesempatan. Aku langsung ajah ngajak dia kenalan. "kenalin gue Azka!" Aku menyodorkan tangan berniat untuk bersalaman dengan nya, "Saya Hanna" jawabnya sambil menangkupkan kedua tangannya di depan dada.
Aku sengaja menunggu beberapa saat buat dia menerima bersalaman denganku. Tapi kok dia kayak enggak ada niat buat salaman sama ku yah? Aku lihat tangan ku, karena dia kan cewek. Biasanya cewek tuh steril banget. Akhirnya aku cek tangan ku, karena takut kotor. Tapi enggak ah pikir ku, tangan ku bersih kok! Cuma ada sedikit saos cilok.
"Tangan gue kotor ya?" Dia menggeleng cepat menanggapi pertanyaan ku, "Kamu bukan mahram saya, haram hukumnya bagi kita bersentuhan" amazing, aku pikir tipe cewek kayak gitu cuma ada di pesantren. Sungguh cewek yang menantang pikir ku!
***
Sedangkan di kamar yang lain, seorang gadis bergamis biru tosca itu tengah duduk di meja belajar sambil memegang mushaf Al-Qur'an.
Saat ini gadis cantik bergamis itu tengah mengulang hafalan Qur'an nya. Karena dua hari lagi dia harus sudah setor hafalan pada sang Abi.
Saat hampir menyelesaikan Murajaah nya. Tiba-tiba ada yang mengetuk pintu kamarnya. "Assalamualaikum, sayang makan dulu yu" suara sang umi dari luar kamar.
Hanna menyimpan mushaf nya di atas meja. Lalu berjalan menuju pintu kamar, "waalaikumussalam umi" jawab Hanna sambil membuka kenop pintu.
Hanna dan sang umi menuruni satu-persatu anak tangga. Dan sampai lah mereka di meja makan. "Shalehah nya abi, sini duduk samping Abi" Abi menepuk-nepuk kursi kosong di sampingnya.
Hanna duduk di kursi samping Abinya. "Bi, Hanna udah siap setor hafalan" hanna tersenyum lebar pada Abinya.
Keluarga Hanna memang keluarga Hafizh, Abinya syarif Hidayatullah sudah hafal 30 juz Al-Qur'an sejak umur 9 tahun, uminya Fatimah Raudho menyelesaikan hafalan nya saat lulus SD, sedangkan Kaka Hanna, Wildan Muhammad Firmansyah menjadi seorang hafidz saat dia masih duduk di bangku SMP.
Ya, Hanna merupakan yang paling lama menghafal Al-Qur'an di keluarganya. Saat dia sudah hampir lulus SMA namun hafalan nya baru 15 juz.
Hanna memang berbeda. Hanna tak memiliki ingatan yang cukup kuat seperti Abi, umi, dan juga kakaknya. Hanna kesulitan untuk menghafal, dan disaat sudah hafal, hafalan nya itu mudah menghilang. Dulu karena tidak hafal hafal. Hanna pernah menangis pada sang Abi. Dia ingin berhenti menghafal Al-Qur'an. Namun Abi bilang "sayang, menghafal Al-Qur'an itu layaknya kita masuk ke suatu taman yang indah! Abi tanya sama Hanna, kalau Hanna masuk taman yang indah, Hanna mau cepet-cepet keluar, atau mau berlama-lama di taman?" Tanya Abi pada Hanna sambil mengelus pucuk kepala Hanna lembut. "Ya mau lama dong bi, kan indah!" Jawab Hanna polos. Waktu itu hanna masih kelas 6 SD.
"Nah begitu juga dengan menghafal Al-Qur'an sayang, membaca Alqur'an itu dapat pahala, pahala nya banyak lagi." Abi memberi jeda sebentar. "Hanna mau kan dapat banyak pahala?" Hanna mengangguk dengan semangat "ya mau dong bi!"
Abi kembali melanjutkan "nah, kalau Hanna menghafal Al-Qur'an terus tidak hafal hafal, tandanya Allah itu ingin Hanna terus membaca Alqur'an. Supaya hanna dapat banyak pahala!" Hanna tersenyum. "Oh begitu ya bi? Kalau begitu Hanna akan terus menghafal Al-Qur'an bi sampai akhirnya Hanna jadi seorang Hafidzah seperti umi!" Abi memeluk Hanna dengan penuh kasih sayang. Lalu mengecup kening Hanna lembut!
"Mau setor berapa juz?" Abi bertanya antusias. Saat mengetahui hafalan putrinya itu telah bertambah. "In syaa Allah dua juz bi!" Jawab Hanna sambil mengambil piring.
Suasana makan dilewati dengan penuh khidmat. Hanya terdengar suara antara sendok dan piring yang sesekali beradu. Memang sudah menjadi peraturan Abi Hanna. Kalau sedang makan tidak boleh ada yang berbicara.
Selesai makan Hanna pamit lebih dulu untuk kembali ke kamar. Dia ingin melanjutkan Murajaah nya. Kini dia telah duduk di atas kasur empuk dengan seprai berwarna biru itu. Memang kamar Hanna dominan berwarna biru. Entahlah, mungkin biru adalah warna favoritnya.
Saat dia sedang khusu menghafal. Tiba-tiba pikirannya dikejutkan oleh sosok laki-laki yang dia temui di mushola sekolah pagi tadi. "Astaghfirullah haladzim" gumamnya.
Hanna mengelus dada sambil terus beristighfar dalam hati "kenapa aku tiba-tiba teringat dia ya?"
❇️❇️❇️
Assalamualaikum. Aseef ya kalau alur nya masih acak-acakan. Gimana Masih semangat buat bacanya? Jangan lupa vote. Syukron jazilan udah baca 🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Tersentuh Cinta
Spiritualaku hanya seorang peria yang jauh dari kata beriman, yang memiliki masa lalu kelam. tak kan pernah bisa kau banggakan! tapi ijinkan aku untuk berjuang mendapatkan cinta Rabmu, yang akhirnya kita saling mencintai karena-Nya.