"ketika laki-laki mencintai seorang perempuan, tak perlu memberi harapan tanpa kepastian. Tapi bingkai rasa cinta dengan ikatan pernikahan"
🌟🌟🌟
Hari yang melelahkan, tadi di sekolah aku habis tanding basket, dan sekarang? Aku harus mendorong motor?!! Ahh sungguh sial sekali hari ini.
Saat di jalan. Tadi, ban motor ku tiba-tiba saja bocor, sepertinya terkena paku atau benda tajam lainnya. Yang akibatnya aku tak bisa menaiki motor ini dan harus mendorongnya!
Dan kabar buruknya adalah, jalan dari sekolah menuju rumahku sangat sukar sekali mendapati tukang tambal ban.
Keringat sudah berseluncurran dari ujung pelipis sampai dagu ku! Ahh rasanya ingin sekali aku menampung setiap tetes keringat ini, dan menjadikannya parfum laundry!
Setelah Sangat jauh mendorong motor, akhirnya aku menemukan tambal ban juga, dan berakhirlah acara dorong-dorong motornya. Ahh bahagianya hati!
Sesampainya ditempat tambal ban aku langsung memanggil kang Tambalnya. "Bang! Mau nambal!" Panggil ku sedikit berteriak. Beberapa detik berselang terdengar derap langkah kaki keluar.
"Mana mas yang mau di tambal?" Alangkah terkejutnya diri ini Tuhan! Saat melihat kang tambal itu keluar. Eh ini mah bukan kang tambal. Tapi mbak tambal!
"Mbak tukang tambal nya?" Tanya ku tak percaya pada perempuan yang berdiri dihadapan ku saat ini. Dan Sepertinya dia seumuran deh dengan ku.
"Ia mas!" Jawabnya mantap. Set dah, kok ada ya tukang tambal cantik kayak gini. Aku masih dibuat tidak percaya dengan apa yang aku lihat saat ini.
Perempuan itu dengan cekatan membuka roda motor ku, gerakan tangan yang sigap serta jari lentiknya sungguh lincah memainkan kunci-kunci roda itu. Keren banget!
"Wahh, mas habis aktraksi ya?" Tiba-tiba saja dia bertanya pada ku. "Aktraksi? Aktraksi apa mbak?" Aku bertanya balik padanya.
"Ini kok paku Segede gini bisa nyasar ke ban motor sih?" Dia mengacungkan paku berukuran agak sedikit besar pada ku!
"Lah, jadi yang bikin ban motor saya bocor tu paku mbak?" Aku kembali menjawab pertanyaannya dengan balik bertanya.
Dia mengangguk-anggukan kepalanya tanda mengiakan. "Lah buset, siapa yang nyantet motor gue?" Aku bermonolog. Satu detik kemudian tak pelak telinga ku mendengar perempuan yang sedang menambal itu tertawa.
Melihatnya tertawa seperti itu, aku merasa tak nyaman "mbak kenapa ketawa?" Dia berbalik lalu menatap ku, "pakunya lucu!" Jawabnya singkat lalu kembali fokus menambal ban bocor itu.
"Mbak udah lama jadi tukang tambal?" karena merasa bosan menunggu, akhirnya aku memilih untuk mengajak mbak tukang tambal itu ngobrol.
"Gak usah panggil mbak, kayaknya kita seumuran deh!" Seperti dugaan ku, kami memang seumuran. "Memang mbak umur berapa?".
"Gak tau, gue gak inget! Yang pasti gue masih kelas 12 SMA" mendengar jawabannya yang aneh, jujur saja itu mengundang tawa keluar dari mulut ku. "Hahahaha. . ."
Dia berdiri, lalu menatap ku dengan sinis. "Kenapa?" Melihat ekspresi wajahnya yang nampak lebih konyol dari ucapannya tadi. Justru malah membuat tawaku makin kencang. "Bwahaha..."
"Aww!!!" Tiba-tiba saja dia melemparkan salah satu kunci tepat ke kaki ku! "Kenapa kaki gue di lempar kunci?" Tanya ku sambil mengelus bagian kakiku yang sakit.
"Gak! Tangan gue licin, jadi tuh kunci lepas dari genggaman gue!". Cihh, jawaban yang tak masuk akal. Licin apanya? Jelas-jelas dia melemparkan kunci itu tadi.
"Tuhh, udah beres!" Dia menunjuk kearah motor ku dengan wajahnya. Aku tak merespon perkataannya, jujur saja kaki nyut-nyutan, rasanya sakit banget!
Aku merogoh kantong celana abu-abuku, mengambil uang kertas senilai 10000 lalu memberikannya pada si mbak tukang tambal.
❇️❇️❇️
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Tersentuh Cinta
Spiritualaku hanya seorang peria yang jauh dari kata beriman, yang memiliki masa lalu kelam. tak kan pernah bisa kau banggakan! tapi ijinkan aku untuk berjuang mendapatkan cinta Rabmu, yang akhirnya kita saling mencintai karena-Nya.