Memasuki dirinya yang kini akan melangkah ke jenjang yang lebih tinggi yaitu sekolah menengah pertama atau SMP.
Papahnya Remon sudah mendapatkan pekerjaan, dengan menjadi seorang penjaga warnet, usaha milik tetangga Remon yang di percayai di kelolah papahnya.
Remon kala itu tak mendapatkan sekolah negeri yang di inginkan kedua orang tuanya, karena Remon pada saat test sedang sakit dan sempat muntah.
hingga membuat dirinya drop dan tidak maksimal mengerjakan soal soal test syarat untuk masuk sekolah negeri dan nilainya tak sesuai ekspetasi.
akhirnya dengan terpaksa Remon bersekolah SMP di swasta, masa masa smpnya mungkin tidak terlalu tergambarkan indah atau mungkin bisa di katakan buruk.
Remon yang pada saat smp sering mendapatkan bulyan dari teman teman sebayanya belom lagi pemalakan, hal yang tak pernah Remon bayangkan sebelumnya.
Belum lagi saat itu Remon sering sakit sakitan di kala smp ini, puncaknya saat Remon kelas 2 smp, pada saat itu adalah bulan suci ramdahan, yang mungkin bulan yang kelam untuknya.
Remon tertimpa musibah sakit, entah kenapa perutnya sangat sakit sekali melilit seperti di pelintir pelintir, selama seminggu Remon di diamkan di rumah dengan menahan rasa sakit.
saat itu orang tuanya menanggap ia kena mag atau sakit perut biasa, dan tiba pada saatnya di hari ke 7 sakitnya memuncak mau mati rasanya saat itu, dan kedua orang tuanya, membawa ke klinik untuk di periksa.
dan benar saja, Remon terkena gejala sakit usus buntu, dan harus buru buru di larikan kerumah sakit, untuk di lakukan tindakan operasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjalanan Hidup dan Pesan Untuk Ayah
NouvellesKisah perjalanan Hidup seorang anak bernama remon, mulai masa sulit, sakit hampir mati, masa lagi di atas, hingga sulit lagi, dan sebuah pesan untuk Ayahnya dan ayah ayah lainnya di manapun untuk lebih bertanggung jawab lah kepada keluarga.