T

43K 7.3K 1.4K
                                    

Bibir Carol mengerucut saat Agni muncul di depan pintu rumahnya.

"Nyai Agni, lo kenapa di sini? Gue udah bilang 'kan, kalau ini limited invitation only?"

Agni mendorongnya minggir. "Thanks buat invitationnya." Lalu masuk ke dalam rumah dengan cuek.

Wawan membuntuti dari belakang, membungkuk sopan pada Carol dan bertanya apakah dia seharusnya menanggalkan sepatu sebelum masuk.

"Wow! Agni?" Selena si suara serak-serak basah datang menyambutnya di ruang tengah. Gadis itu kelihatan cantik dengan rok mini hitam, tank top tipis berwarna serupa dengan tulisan Pink 86, serta rambut poni belah samping. "Glad you came, Darling!"

Rana pura-pura kaget melihat Agni dan Wawan, meski gadis yang hari ini mengenakan kostum ala penjaga perpus yang manis dan innocent serta wig ombre merah jambu-ungu-biru itu, tidak mampu menyembunyikan kekesalannya. "Dateng juga, Ni, ke acara humble kita yang nggak seberapa ini?"

Sissy si tomboy yang barangkali merangkap sebagai algojo mereka, menyilangkan tangan di depan dada, menatap sinis dari balik poni sampingnya yang sebagian menutupi mata.

Wawan sampai gemetar di belakang Agni.

Carol berdiri di tengah-tengah ketiga cewek itu, memperlihatkan pada Agni dan seluruh dunia bahwa dirinyalah dedengkot alias pemimpin geng ini.

"Gue seneng banget lo berubah pikiran dan akhirnya datang," Carol tersenyum palsu. "Semoga lo suka sama pestanya meskipun pesta ini jelas nggak cocok buat lo. Ngomong-ngomong, Ni, lu dress up jadi siapa?"

Agni menunduk mengamati penampilannya yang serba hitam. Kaos hitam, celana jeans hitam, dan sepatu Converse hitam. Lalu ganti mengamati penampilan cantik Carol dengan gaun putih panjang dan mahkota bunga di atas tatanan rambut indah bergelombang. Carol terlihat seperti dewi dari khayangan sementara ia seperti pit hitam.

"Elo sendiri?" tanya Agni.

"Uuuuh," Carol bangga bila seseorang bertanya tentang dirinya. Sudah dandan maksimal, tentu saja harus pamer. "Gue hari ini jadi the one and only goddess of K-Pop, nation's first love and the voice of heaven : Lee Ji-eun, alias IU. Kalau kata orang salon, gue nggak perlu berusaha apa-apa lagi karena wajah gue dan IU literally the same bagai pinang dibelah dua. Setuju, bitches?"

Ketiga cewek di belakangnya mengangguk.

"Kasih tau Agni siapa kalian, girls." Perintah IU versi KW.

"Wah, nggak usah repot-repot karena gue nggak pedu—"

Para dayang-dayang Carol segera memotong Agni.

Selena membusungkan dada bangga. "Gue jadi Bae Suzy Pada Masa-Masa Keemasan Sebelum Miss A Bubar Karena Tidak Tahan Dengan Ke-famous-annya."

"Oke...."

"Gue si gadis lugu sederhana dari Seongnam yang menjadi rebutan setiap idol pria," Rana memilin wig ombre-nya sambil mengangkat dagu. "Kim Da-hyun Twice."

Sementara si tomboy Sissy hanya menjawab singkat. "Amber f(x)."

"Elo, Ni?"

"Oh ini?" Agni menyapu penampilan serba hitamnya dengan tangan. "Sisi Gelap Industri K-Pop di Tahun 2019."

Kening Carol berkerut menahan jijik. "Charming."

"Thanks. Anyway, gue harus berbaur dulu sama keramaian. Bye."

Agni menarik lengan Wawan untuk memasuki rumah Carol lebih dalam lagi. Ruang tamu Carol dipadati manusia-manusia berpenampilan ala K-Pop, beberapa murid dari sekolah mereka, dan beberapa lagi artis-artis muda pemain sinetron. Pesta berlangsung meriah. Lagu K-Pop dengan irama up beat diputar kencang-kencang dan semua orang sibuk berjoget.

Everything [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang