Sepatah cerita untuk hati yang patah

19 2 0
                                    

Hai, kamu yang sedang membaca ini terima kasih telah membaca sejauh ini.

Apa kamu percaya dengan dorongan semesta? Terdengar bodoh memang, namun saya percaya...
Seperti ketika kamu mengambil langkah tanpa pikir panjang karena tiba-tiba semesta ingin menunjukkan sesuatu.

Boleh saya bercerita? Bakal boring sih sepertinya, tapi besar harap saya kamu mau menemani saya bercerita...
.
.
.
.
Patah, iya begitulah saya menggambarkan diri saya...
Saya hidup tanpa arah, bermimpi banyak hal, bercakap banyak hal, menginginkan banyak hal. Tapi itu hanya angan belaka tanpa bentuk.

Mari bercerita tentang hati, apa kamu pernah jatuh hati? Atau sedang jatuh hati? Saya harap sih bukan dengan saya, tak ada yang bisa dibanggakan dari saya... Hanya kehidupan monoton, percaya lah.

Hati ini telah melangkah jauh
Berusaha mencari rumah untuk menetap
Lelah, tapi mau bagaimana lagi?
Jalani saja, begitu kata mereka

Bahkan untuk berharap
Hati ini sudah tak mampu
Tenang, prinsipnya masih sama
Jalani aja dulu.

Salah ya jika saya ingin dianggap rumah?
Salah ya jika saya ingin menetap?
Tak banyak pinta saya karena sudah terlalu takut
Terima saja apa adanya saya sudah bersyukur

Untuk marah pun saya takut, bagaimana denganmu?
Sudah, kamu tak perlu menjawab, jalani saja keinginanmu.

Pernah dengar lagu dari silampukau?
Judulnya adalah cinta itu, begini penggalan liriknya :

Cinta itu, bukan soal pengorbanan
Dengan tulus, tak akan terasa beban...

Cinta itu, memang tak perlu berbalas
Tak usah, mengemis dan memelas...

Cinta itu, buat kapan-kapan
Kala hidup, tak banyak tuntutan...

Kamu tahu apa yang kudapat dari lagu itu? Belajar menjadi tulus dan bersyukur...
Tapi kadang saya terlaru larut dalam emosi. Tenang emosi yang saya maksud itu bukan cuma marah, emosi ada banyak bukan? Saya tidak galak kok, mari coba berkenalan lagi lebih dalam nanti.

Saya bukanlah orang yang dapat dengan mudah mencintai seseorang.
Beda ya mencintai, menyayangi, dan menyukai.
Suka itu kala dirimu kagum akan orang tersebut, cukup sebatas itu.

Sayang itu kala dirimu menyayangi orang tersebut, dan mau melakukan sesuatu untuk orang itu saat mereka butuh.

Cinta itu kala dirimu bodoh! Iya bodoh banget malahan. Akan ada ego yang tumbuh dan rasa ingin memiliki atau halusnya timbal balik lah. Kejam ya? Ya itulah mengapa keluargamu mengatakan mereka menyayangimu, bukan mencintaimu. Tenang, cinta juga tidak buruk-buruk amat. Ya pastinya ada kepuasan duniawi dan pelajaran dari cinta.

Kembali lagi dengan kisah saya, saya mencintai seseorang.
Bodoh? Iya mereka juga bilang saya bodoh kok, tidak usah diingatkan lagi ya.

Anehnya, ketika ada yang bertanya "kok bisa sih? Kalian lo baru kenal"
Jawaban saya sih begini, " gatau, dari sekian banyak wanita saya tidak tahu mengapa saya berani bersamanya dan mengambil langkah dengannya "

Iya bodoh banget. Ia saja belum tau jeleknya saya atau mungkin bisa dikatakan seperti apa diri saya, ya secara mana ada bagusnya diri saya hehehe...

Kecewa?
Tidak saya tidak kecewa, saya malah bersyukur ada yang mengizinkan saya singgah meski bukan menetap

Apa? Bagaimana dengannya?
Tentu dia kecewa dengan diri saya, mau bagaimana lagi beginilah saya. Memang saya pikir ia akan mengerti.
Iya itu karena ia seorang penyeduh kopi, atau kerennya barista.

Kopi itu hitam pekat nan pahit
Tapi apa kamu tahu faktanya?
Meski pahit,
Masih ada yang dapat menikmatinya

Maaf saya hanya kopi yang pahit
Saya tidak suka dipasangkan dengan gula
Karena beginilah saya
Hanya pahit yang selalu berusaha menemaninya

Saatnya saya menarik kembali hati yang telah lama hancur ini.
Kasian hati ini, sudah cukup hancur dan tajam...
Saya tak mau hati ini membuatnya terluka, cukup saya menanggung ini sendirian dan melanjutkan langkah

Saya boleh minta tolong?
Ego sih, kamu sudah rela membuang waktumu untuk bercerita dengan saya, tapi saya mau minta tolong lagi.

Terima kasih, jadi ini permohonan saya...

Sampaikan padanya,

Terima kasih sudah mengizinkan singgah dan mencoba membangun harapan dengan saya, maaf jika hanya memberi kekecawaan.

Tapi percayalah, saya bukan orang yang dengan mudah memberikan hati ini... Selamat kamu orang yang spesial atau bisa jadi maaf kamu sedang sial karena mendapatkan hati ini.

Saya sangat menyukai, menyayangi, dan mencintaimu. Tidak, saya tidak berharap kamu membalasnya (lagi), cukup doa ini yang menemanimu.

Jangan ragu menghubungi saya kalau ada masalah, tak akan mudah menghapus rasa ini...
Saya harap kamu mau tersenyum lagi, meski itu bukan untuk saya (lagi)...

17 Maret 2019
-Moirae-




Kisah Dalam BenakWhere stories live. Discover now