Kubiarkan diriku terhanyut akan rasa, yang menjadi nahkoda perjalananku
Kubiarkan diriku terhenti pada suatu titik, yang kuyakini itulah dirimu
Menolak beragam spekulasi yang terkadang lucu untuk ditengok
Menolak rasa yang terkadang membuatku merasa aman dan tentram
Bukan karena aku takut ombak kan menyeretku lebih dalam
Bukan karena aku yakin akan dirimu, namun rasa yang mengalir layaknya sungai
Arah terbendung karena karang yang menjulang bak suatu pulau
Arah yang terbelok setiap kali wajahmu hadir, menenangkan layaknya angin yang berhembus
Harum lautan yang menemani perjalananku dengan sang nahkoda
Harum rambutmu yang menghiasi setiap tegukkan kopiku
Terombang-ambing dalam setiap hentakan ombak
Terombang-ambing dalam kebimbangan hati
Kemanakah rasa ini akan membawaku berlabuh?
Kemanakah rasa ini akan menuntunku untuk melangkah?
Apakah rumah yang akan menjadi perhentian terakhirku?
Apakah dirimu yang akan menjadi pengobat pilu segala luka ini?
Mungkinkah dirimu lah yang dimaksud sebagai rumah?
Mungkinkah dirimu lah yang menjadi jawaban doaku?
Tentu rasa takut itu ada dalam perjalananku, bukan karena ku tak percaya akan nahkodaku
Tentu rasa ragu itu ada dalam perasaan ini, bukan karena ku tak berani mencoba
Tapi karena aku tau, bukan hanya Nahkoda yang menjadi penentu perjalananku
Tapi karena beragam spekulasi yang selalu mempengaruhi perasaan 'Kita'
Terhanyut aku akan rasa tersebut, dan sang nahkoda pun hanya tersenyum dan berlalu
YOU ARE READING
Kisah Dalam Benak
Cerita PendekPermainan kata yang kupilih dalam menyatakan tiap pesan dalam benakku. Mungkin terdengar berantakan, seberantakan hati yang kelam ini. Mungkin kelak hati ini akan terbang lagi, tapi ntah kapan. Maka izinkan aku untuk menikmatinya sejenak.