Kala itu, sang rembulan menyapa sang bintang cukup hangat
Sebuah pertanda sang surya telah gugur dalam dekapan singgasananya tuk beristirahat
Meski hembusan angin yang cukup membara menghiasi pertemuan keduanya
Keduanya tetap menyapa penuh damai, sangat dekatTanpa peduli akan manusia yang sedang sibuk berbincang tentang akurnya mereka berdua pada dinginnya malam
Manusia mungkin berpikir, dinginnya malam ini menciptakan hasrat agar sang bintang mau sedikit mendekatkan diri dengan sang rembulan kala iniBodoh, manusia hanya larut dalam delusi belaka
Fatamorgana cocoklogi yang hadir kala itu mebasuhi pikiran liar manusia
Apa yang terlihat tak selalu warna asli dari suatu hal
Dekat? Menghangatkan diri? Tak sadarkah dirimu betapa jauhnya jarak bulan dan bintang kala itu?Malam ini terlalu dingin untuk menerima kenyataan, terlarutlah dalam delusi
Bersatu menjadi senyawa padat namun tak dapat digapai
Cukup satu kata saja untuk mewakilkan segalanya, "Nikmati"Tak lelahkah dirimu menampilkan corak senyum layaknya pertemuan hangat sang rembulan dan sang bintang kala itu?
Atau tak lelahkah dirimu mengeluarkan hasrat membara layaknya sang rembulan dan sang bintang?
Atau mungkin dirimu tak pernah lelah untuk memberikan panorama indah kepada mereka yang telah patah?Apa dirimu sadar mengapa dekapan singgasana mentari begitu nyaman untuk disemayami?
Terkadang, sebagai manusia dirimu terhanyut akan perhatian
Membiarkan arus pandang tiap mata yang mengintip membentuk arusmu menuju muars entah berantah dalam hutan pikiran tiap pengintipBahkan mentari butuh istirahat, mentari butuh kesempatan untuk menikmati waktu yang telah berganti tanpa peduli mereka yang berusaha mengubah hukum alam dan berharap mentari bersinar selamanya
Mentari tak pernah terlalu bodoh untuk membiarkan manusia fana menentukan muaranya berada, karena ia yakin ia akan kembali pada singgasana yang tepat
Sadarlah manusia, jalanmu bukanlah jalan yang diciptakan oleh mereka yang berani mengintip keelokan dirimu
"Pesan singkat untuk mereka yang telah hanyut"
-Moirae 01:01 24/04/2019
YOU ARE READING
Kisah Dalam Benak
ContoPermainan kata yang kupilih dalam menyatakan tiap pesan dalam benakku. Mungkin terdengar berantakan, seberantakan hati yang kelam ini. Mungkin kelak hati ini akan terbang lagi, tapi ntah kapan. Maka izinkan aku untuk menikmatinya sejenak.