Apakah pernah kalian melihat bintang? Ramai bukan? Tapi apa kita tahu apa yang bintang rasakan? Apakah sih yang mereka rasakan sebenarnya?
Beberapa pertanyaan yang telah mengusik benakku beberapa hari ini di kala malam mulai menyapa. Malam akan selalu terasa komplit berkat kehadiran para bintang. Namun, kasihan mereka yang tak dapat menikmati cahaya bintang dikarenakan kehiruk pikukan kota. Cahaya yang dihasilan bintang kalah akan cahaya terang gedung-gedung pencakar langit. Gedung-gedung itu selalu curang, mereka dibantu oleh lampu kendaraan yang memadati jalan di kaki langit. Namun, bintang tak pernah mengeluh. Mereka tetap bersinar dan berusaha memberi yang terbaik.
Meski terkadang cahaya lampu kota menghalangi cahaya bintang. Mereka yang menikmati bintang pasti akan berusaha sebisa mungkin untuk melihatnya. Untuk sekedar melepas lelah sehabis beragam aktivitas yang mewarnai hari. Secangkir kopi dan beberapa batang rokok mungkin adalah pasangan yang tepat untuk melihat para bintang. Menikmati alunan alam malam yang dibumbui dengan sedikit rindu yang tak kunjung reda. Bukan karena rindu itu tak mau beranjak, namun karena yang dirindukan telah lenyap ditelan kegelapan malam.
Aku tak membenci malam karena hal tersebut, malah aku menikmatinya. Karena aku yakin selalu ada hal positif dari berbagai hal yang terjadi. Sama seperti malam yang muncul sehabis matahari terbenam. Mungkin itu membuat beberapa orang takut untuk beraktivitas pada malam hari. Namun bagi sebagian orang, itu adalah pertanda untuk berhenti dari kerjaan lalu kembali ke rumah dan beristirahat. Simpel, namun positif bagi mereka.
Kembali lagi ke bintang, mau tahu apa yang selalu kukagumi dari bintang? Mereka tetap bersinar, walau ada yang lebih terang dari mereka. Tanpa lelah menyinari jiwa-jiwa yang selalu menanti kehadirannya. Kesabaran mereka selalu membuahkan hasil. Ketika listrik mulai padam, dan voilaaa mereka akan nampak dengan sangat jelas dan indah. Teruntuk kalian yang sedang mencari pembenaran, jadilah seperti bintang. Tetaplah bersinar, meski ada yang lebih terang. Usaha tak akan menghianati hasil, jangan ragu untuk tetap bertahan. Pasti akan ada waktu dimana kalian akan terlihat. Kapan itu? Tunggu saja.
Bintang selalu beramai-ramai di langit, memenuhi angkasa dan menghiasinya dengan cahaya mereka. Bagi mereka yang kesepian, bintang melengkapi diri mereka. Bukan karena bintang banyak dan selalu ada di malam hari. Tapi karena mereka tau, bintang pun merasa kesepian. Mungkin mereka terlihat banyak. Namun siapa sangka dibalik ramainya mereka, letak mereka berjauhan dan mereka selalu sendiri sebenarnya. Bahkan tak ada makhluk hidup yang sudi menginjakkan kaki mereka pada bintang yang bersinar. Sama halnya dengan mereka yang merasa kesepian. Terkadang mereka beramai-ramai berkumpul bersama kawan-kawan mereka, berusaha mencari pengobat pilu dari rasa kesepian itu. Di balik keramaian itu, sebenarnya mereka tetap sendiri dan kesepian. Bukan karena tak ada yang mau memahami mereka, namun karena sebagian orang hanya menatap selembar kertas yang menjadi tampilan pada wajah mereka. Wajah yang seolah memiliki senyuman yang tak pernah luntur.
YOU ARE READING
Kisah Dalam Benak
ContoPermainan kata yang kupilih dalam menyatakan tiap pesan dalam benakku. Mungkin terdengar berantakan, seberantakan hati yang kelam ini. Mungkin kelak hati ini akan terbang lagi, tapi ntah kapan. Maka izinkan aku untuk menikmatinya sejenak.