PROLOG

27.3K 603 1
                                    


HAPPY READING!🎀

•••

"DAKSHA!!"

Seseorang yang tengah duduk sendirian ditengah hiruk pikuk kantin yang sangat ramai seketika tersentak, ya sedari tadi ia tengah melamun, ia mengedarkan pandangannya mencari arah sumber suara yang memanggilnya barusan.

Dan ternyata yang memanggilnya itu adalah ke 3 sahabatnya, mereka berjalan menghampiri Daksha dengan raut wajah khawatir.

"Lo bener-bener ya sha! kita nungguin lo didepan kelas katanya ke kamar mandi taunya udah ada disini" ucap salah satu sahabat dakhsa yang bernama Andini merenggut sebal sambil mendudukan bokongnya tepat di sisi Dakhsa, diikuti kedua sahabatnya yang lain.

"Sorry tadi gue laper banget jadi buru-buru kekantin" ringis Daksha ketika melihat wajah kesal Andini

"Lo gapapa sha? muka lo pucet banget, lo sakit?" tanya Binda khawatir.

"Eh iya astaga muka lo kek mayat sha!" timpal Andini yang langsung memasang wajah khawatir ketika melihat sahabatnya itu pucat pasi.

"Gue gapapa, gausah lebay deh gue cuman ga pake liptint doang makanya keliatan pucet" jawab Daksha sekenanya

"Kalian gakan makan?, mending pada pesen sana daripada liatin gue mulu, perut lo lo pada gakan bisa kenyang kalo cuman liatin gue doang" lanjut Daksha, ia merasa risih ditatap sebegitunya oleh sahabat-sahabatnya itu.

"Din, pesenin kayak biasa" ujar Binda

"Siap nyonya" timpalnya sambil mendelik jengkel ke arah Binda, Binda yang melihat itu hanya terkikik geli.

"Ta lo mau pesen apa?" tanya Andini pada sahabatnya yang sedari tadi diam saja, Gita. Dia memang sahabat Daksha yang paling terkesan cuek dan pendiam tapi juga dewasa diantara mereka semua.

"Samain aja" jawab Gita, setelah itu Andini berlalu pergi untuk memesankan makanan.

Hening sesaat karna mereka sibuk dengan ponselnya masing-masing, sampai akhirnya

"Sha, gimana hubungan lo sama aarav?" tanya Gita yang sedari tadi diam mulai membuka suara.

Daksha yang diberi pertanyaan seperti itu raut wajahnya kembali terlihat murung.

"Ya gitu, udah 1 bulan dia gada kabar sama sekali" ujarnya sambil menghela nafas berat.

"Loh lo ga nyoba nyari dia gitu ke temen-temennya, gakan mungkin kan dia tiba-tiba ngilang gitu aja" timbrung Binda,

"Udah bin, gue udah nyari ke semua temen-temennya, temen tongkrongan, temen gengnya, sampe temen sekolahnya gue tanya tapi mereka semua jawab gatau, udah 3 minggu juga dia ga masuk sekolah, gue gatau dia kemana" ujarnya

"Keluarganya udah?" tanya Gita

Lagi-lagi Daksha hanya bisa menghela nafas
"Dia gapunya keluarga disini, orang tuanya udah tinggal masing-masing diluar negri, dia disini hid-" ucapannya terpotong kala ia merasakan perutnya yang mual seperti diguncang ingin mengeluarkan sesuatu dari dalam sana.

Gita dan Binda yang melihat itu pun langsung panik,

"Sha lo kenapa?!"

"Gue gapap-emphhh" jawabnya tertahan ketika ia lagi lagi merasakan mual yang teramat sangat, ia mencoba menahan dengan menutup mulut, tapi sepertinya ia tidak tahan lalu bangkit berlari dan berniat untuk menuju ke kamar mandi.

Binda yang melihat itu pun ingin berniat menyusul Daksha tetapi ia urungkan ketika Gita menahannya.

"Gue aja yang nyusul, lo sama Andini diem disini makan dulu aja, biar daksha gue yang urus"

•••

Di sepanjang koridor Daksha terus berlari berharap cepat cepat sampai di kamar mandi, tetapi naasnya di tengah perjalanannya ia merasakan tubuhnya yang tiba-tiba menghantam benda keras yang menghalangi jalannya sampai ia jatuh terduduk dan dengan tiba-tiba ia merasakan perutnya yang seperti diremas kuat,

"ARGHHHH PERUT GUEEEE!" pekiknya kesakitan

"DAKSHA!"

Pandangan Daksha tiba-tiba saja memburam, sayup-sayup ia mendengar suara orang-orang yang mendekat, sesaat kemudian pandangannya berubah menjadi gelap.

•••

Daksha mengerjapkan matanya, mencoba pelan pelan memfokuskan penglihatannya yang memburam, ia melihat sekelilingnya benda benda disini di dominasi berwarna putih, dan dengan secara bersamaan ia mencium bau obat-obatan yang menghunus indra penciumannya, sudah dipastikan ia sedang berada dirumah sakit.

"Shhhh-" ringis Daksha ketika ia mencoba bangkit dan merasakan kepalanya yang sangat berat.

"Akhirnya kamu bangun"

Daksha yang mendengar itu pun langsung memusatkan pandangannya pada seseorang yang tengah berdiri disampingnya, seorang laki-laki tampan menggunakan jas putih khas seorang dokter.

"S-saya kok ada disini dok?"

Dokter tersebut mengulas senyum,"Kamu tadi pingsan di sekolah, teman kamu yang bawa kamu kesini" jawabnya

"Terus teman saya kemana dok? kok cuman ada dokter disini?"

"Teman kamu sedang mengurus biaya administrasi di depan, tidak perlu khawatir nanti dia kesini" jawabnya masih dengan mengulas senyum

"Boleh saya bertanya?" lanjut dokter tersebut

Daksha yang mendengar itu pun lantas menganggukkan kepalanya

"Siklus menstruasi kamu lancar?"

"Kebetulan ngga dok, sekarang juga saya udah telat"

Dokter tersebut yang tadinya mengulas senyum tiba-tiba saja menghela nafas,

"Maaf sebelumnya tapi kamu berhak tau apa yang terjadi dengan kondisi diri kamu, kamu sedang mengandung"

•••

JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK💗

KLANDESTIN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang