HAPPY READING!🎀•••
Terhitung sudah 5 hari sejak kejadian ditaman tempo hari itu, Daksha mati-matian menghindari Ghailan, Daksha mencoba tidak peduli pada keberadaan suaminya, padahal Ghailan sering kali mengajaknya berbicara, tapi Daksha tidak pernah mengindahkan itu, seperti sekarang contohnya,
"Sayanggg" panggil Ghailan, entah mengapa setelah hari itu sikap Ghailan berbanding terbalik tidak seperti biasanya, kali ini sangat manis,
Seperti biasa Daksha hanya menganggap angin lalu panggilan Ghailan, Daksha melewati Ghailan menuju dapur untuk mengambil segelas air minum.
Ghailan yang diabaikan seperti itupun hanya menghela nafas, ia berbalik mengikuti Daksha.
"Mau kamu apa anala?" Ghailan benar-benar lelah kali ini menghadapi sifat Daksha.
"Kamu kayak anak kecil tau ga?!" lanjut Ghailan membuat Daksha yang sedang minum menghentikan pergerakannya, Daksha meremas gelas yang ia pegang lalu menoleh ke arah Ghailan, dengan berani ia menatap Ghailan tajam.
"Anak kecil lo bilang?!" ujar Daksha dengan emosi yang sudah di ubun-ubun.
"Iya, masalah kecil kayak gini kamu gede-gede in" ujar Ghailan, tanpa peka bahwa ucapannya membuat hati Daksha tidak terima, sakit.
Daksha benci sekali kepada orang-orang yang suka menyepelekan hal kecil,
"Lo dipeluk dia itu menurut lo hal kecil?" geram Daksha, yang malah membuat Ghailan menyeringai.
"Kamu cemburu?" tanya Ghailan dengan tatapan penuh arti.
"NGGA PD BANGET LO!" spontan Daksha membentak Ghailan.
Ghailan memajukan dirinya lebih dekat kepada Daksha, masih dengan senyum yang menurut Daksha mengerikan,
"Kalo bukan cemburu trus apa?"
"L-lo mau ngapain?!" runtuh sudah keberanian Daksha, nyalinya menciut ketika menatap Ghailan yang hanya terpaut beberapa centi saja didepannya.
Sebelum Ghailan menimpali perkataan Daksha, dering ponsel Ghailan berbunyi menandakan ada seseorang yang meneleponnya, Ghailan berdecak karna merasa terganggu, tapi tak ayal ia mengambil ponselnya dari dalam saku lalu mengangkat telfon tersebut.
Daksha hanya diam mematung melihatnya ketika Ghailan bersuara,
"Oke, gue kesana sekarang" ujar Ghailan sebelum menutup telfonnya, Daksha yang mendengar itu terkesiap, ini baru pertama kali Daksha mendengar Ghailan menggunakan gaya bahasa seperti dirinya, kenapa dirinya selalu dibuat terkejut dengan sikap Ghailan yang diluar prediksinya.
"Aku pergi dulu" pamit Ghailan sembari mengulurkan tangannya mengusap pipi Daksha lembut.
"Kemana?" tanya Daksha ingin tahu.
"Ada urusan sebentar, lagi mau apa? mau nitip sesuatu waktu aku pulang?" Daksha hanya menggeleng sebagai jawaban,
"Yaudah kamu jaga diri dirumah, kunci pintu sampe aku pulang", Ghailan beranjak mengambil jaket yang ia sampirkan di sofa ruang tamu setelahnya ia pergi menggunakan motor sport yang ia miliki.
KAMU SEDANG MEMBACA
KLANDESTIN
Ficção AdolescenteCvr by ©pinterest °FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA° ⚠️WARNING [17+] ⚠️ Terdapat banyak kata-kata kasar, adegan kekerasan, dan skinship Harap bijak dalam memilih bacaan. ••• Bagaimana jadinya jika seorang siswi harus terpaksa menikah dengan seseorang yan...