12• Klandestin

6.5K 193 0
                                    



HAPPY READING!🎀

•••

Ghailan menghampiri Daksha yang sekarang masih bergulung dibawah selimut, Ghailan berjongkok mensejajarkan wajahnya di depan wajah Daksha, tangannya terangkat untuk mengelus wajah Daksha berniat membangunkan wanita itu.

"Sayangg... bangun"

Tak ada pergerakan sama sekali dari Daksha, Ghailan mendekatkan wajahnya mengecupi wajah Daksha berkali-kali, mulai dari jidat, hidung, kedua pipi dan terakhir bibir mungil Daksha yang sekarang sudah menjadi candunya.

Akhirnya Daksha pun menggeliat sembari mengerang kecil karena perlakuan Ghailan.

"Bangun sayang, kita harus siap-siap pergi ke rumah bunda",

Hari ini mereka akan menghadiri acara yang diadakan dua bulan sekali oleh keluarga besarnya, seperti biasa dimansion keluarga Gautama, yang ditempati oleh nenek kakek , dan keluarga Ghailan saja, ini pertama kalinya untuk Daksha.

Daksha mencoba membuka matanya yang terasa berat sekali, ini semua karena mereka semalam menonton film di home theater hingga larut malam.

Daksha berusaha bangkit dari tidurnya yang dibantu oleh Ghailan, Daksha menggaruk pelipisnya yang tiba-tiba gatal sembari mengerjap-ngerjap menyesuaikan pandangannya.

"Jam berapa sekarang?"

"Jam 10" ujar Ghailan, seketika Ghailan dibuat kaget karena pekikan Daksha yang tiba-tiba.

"KITA UDAH TELAT, KENAPA KAMU GA BANGUNIN AKU!" pekik Daksha panik.

"Hey, hey gaperlu panik gitu, gapapa sayangg, lagipula tadi aku udah bangunin kamu pagi-pagi cuman kamunya ga bangun-bangun"

"Udah sekarang kamu siap-siap, bunda udah nunggu dirumah" lanjut Ghailan menenangkan.

"Bunda marah ga?" tanya Daksha khawatir.

"Mana bisa bunda marah, udah gih sana siap-siap, hati-hati licin" ujar Ghailan sembari menggandeng lengan Daksha menuju kamar mandi.

15 menit kemudian Daksha kembali dengan rambut basah, Ghailan langsung menariknya untuk duduk di meja rias, Ghailan mengambil hairdryer untuk membantu Daksha mengeringkan rambutnya sedang kan Daksha sibuk dengan alat make up nya.

"Tolong catokin" pinta Daksha.

"Iya sayanggg", setelah menikah dengan Daksha, Ghailan menjadi segala bisa dengan kegiatan yang berhubungan dengan perempuan, seperti sekarang menyatok, asalnya Ghailan tak mengerti bagaiman caranya, tapi karena hasil belajarnya akhirnya Ghailan bisa melakukannya untuk membantu sang istri.

Setelah selesai Ghailan memandang pantulan wajah Daksha dicermin yang kini sudah dibaluti make up tipis, dengan memakai dress yang Ghailan sudah persiapkan jauh-jauh hari. Ghailan tersenyum manis lalu mengecup puncak kepala Daksha.

"Selalu cantik"

"Ayo berangkat"

•••

Beberapa menit kemudian mereka telah sampai di kediaman keluarga besar Gautama, sudah banyak kendaraan terparkir disana, karena ini sudah menjadi tradisi di keluarga Gautama, sudah dipastikan semua orang berkumpul disini, terlebih lagi ini adalah kediaman nyonya dan tuan besar Gautama.

KLANDESTIN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang