HAPPY READING!🎀•••
BRAKKK
PRANGG
"Nala, ngapain?" tanya Ghailan yang baru saja datang menghampiri Daksha dengan rambut setengah basah dengan handuk yang bertengger di lehernya dan mengernyit heran ke arah sang empu yang sudah membuat kegaduhan.
Ini masih pagi tapi rumah mewah itu sudah dipenuhi dengan suara gaduh yang dibuat oleh Daksha dari dalam dapur.
"E-eh" Daksha terkejut akan kehadiran Ghailan disana, ia menghela nafas dan mengelus dadanya.
"Ngapain?" tanya Ghailan sekali lagi.
"G-gue mau bikin sarapan" ujarnya menyengir sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Bikin sarapan atau mau hancurin dapur?" tanya Ghailan sembari menatap tajam, pasalnya yang ia lihat adalah dapurnya sudah seperti kapal pecah, alat dapur yang sudah berpindah tempat bukan pada tempatnya, pecahan telur dan kaca yang sudah berserakan dilantai.
Daksha hanya menyengir tanpa rasa bersalah, Ghailan hanya bisa menghela nafas panjang melihatnya.
"Gausah masak, kita sarapan diluar", Ghailan sangat tahu bahwa istrinya itu sebenarnya tidak bisa memasak.
Daksha menatap Ghailan dengan tatapan berbinar, "Serius?", Daksha senang sekali hari ini, karna setelah sekian lama dikurung Ghailan dengan tidak boleh keluar kamar, ia akan keluar menghirup udara segar.
"Sekarang siap-siap, aku tunggu di mobil 10 menit, kalo lebih aku tinggal" ujar Ghailan.
"I-iya tunggu, tapi gue mau beresin ini dulu" ujarnya sembari akan berjongkok membersihkan semua kekacauan yang sudah ia buat, tapi sebelum itu Ghailan menahannya.
"Biar aku aja, kamu sekarang siap-siap" ujar Ghailan.
"Tapi-" ucapan Daksha terpotong.
"Anala!" geram Ghailan menatap tajam Daksha, membuat nyali Daksha menciut, kadang Ghailan sebenarnya heran kenapa istrinya ini sangat keras kepala.
"O-oke" setelahnya Daksha berlari cepat-cepat menuju kamarnya.
"ANALA JANGAN LARI!" teriak Ghailan, tapi Daksha tidak mengindahkan teriakan pria itu, Ghailan lagi-lagi hanya bisa menghela nafas.
•••
Didalam mobil hanya keheningan yang tercipta, tidak ada yang berniat memulai obrolan, Daksha kini tengah memperhatikan jalanan dari jendela disampingnya, sampai pada akhirnya,
"Mau makan apa?" suara berat Ghailan menyapu indra pendengarannya yang membuat Daksha menoleh.
Daksha tampak berfikir, "Eummm, terserah"
Kata itu keluar dari mulut Daksha, kata-kata keramat seorang perempuan, yang membuat Ghailan menggeram tertahan,
Tanpa niat bertanya lagi, Ghailan kembali fokus menyetir.
"KAK STOP!" jerit Daksha spontan yang membuat Ghailan harus menghentikan mobilnya secara tiba-tiba, ia mengerem mobilnya mendadak, yang membuat badan keduanya tehuyung kedepan dan hampir saja kepala Daksha terkantuk ke dashboard jika tidak ada tangan Ghailan yang melindungi jidatnya, untungnya juga dibelakang mobil mereka tidak ada mobil lain,
KAMU SEDANG MEMBACA
KLANDESTIN
Teen FictionCvr by ©pinterest °FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA° ⚠️WARNING [17+] ⚠️ Terdapat banyak kata-kata kasar, adegan kekerasan, dan skinship Harap bijak dalam memilih bacaan. ••• Bagaimana jadinya jika seorang siswi harus terpaksa menikah dengan seseorang yan...