HAPPY READING!🎀•••
Ghailan menelusuri anak tangga menuju bawah, ditangga terakhir ia menujukan pandangannya pada dapur, Ghailan tersenyum kala mendapatkan Daksha sedang sibuk bergelut dengan peralatan dapur, ia melanjutkan langkahnya menuju Daksha.
"Masak apa hari ini cantik?" tanya Ghailan sembari mencium pelipis Daksha lembut setelahnya Ghailan memilih duduk dikursi meja makan yang berada di dekat Daksha.
"Astaga!, kak bisa ga sih jangan ngagetin mulu, kalo gue jantungan gimana!" ujar Daksha kesal setelah dilanda terkejut karna kehadiran Ghailan secara tiba-tiba.
Ghailan yang mendengarnya terkekeh geli,"Maaf sayang"
"Masak apa hm?"
"Apa aja yang ada di kulkas" jawab Daksha seadanya sembari sibuk mondar-mandir kesana kemari menyiapkan masakan, setelah siap Daksha menyimpan makanannya di meja makan.
Ghailan yang melihat itu beranjak menghampiri Daksha, Ghailan mencekal lengan Daksha lembut ketika wanita itu terus saja sibuk kesana kemari.
"Apasih kak?, gue mau nyimpen ini dulu" ujar Daksha.
"Biar aku aja", Ghailan mengambil alih mangkok ditangan Daksha, setelahnya menghampiri Daksha kembali.
Ghailan menatap wajah Daksha lamat, Daksha yang diperhatikan seperti itupun sedikit salah tingkah.
"Kenapa sih kak? ada yang salah sama muka gue?" tanya Daksha heran sembari meraba-raba wajahnya sendiri.
Ghailan mengulurkan tangannya menuju dahi Daksha, lalu mengelap bulir-bulir keringat yang terpampang disana.
"Gausah masak lagi ya? liat kamu sampe keringetan gini" ujar Ghailan lembut yang membuat Daksha terdiam sesaat.
"Tapi gue suka kak" ujar Daksha.
"Kamu gaboleh kecapean nala, kamu lagi hamil" ujar Ghailan.
"Gapapa kak ini kewajiban gue sebagai seorang istri" ujar Daksha kekeuh.
Entah kenapa ucapan Daksha seketika membuat hati Ghailan berdesir hangat.
"Tapi kak gue mau minta sesuatu sama lo boleh ga?" lanjut Daksha.
"Apapun buat kamu, sayang" ujar Ghailan yang tangannya kini sudah beralih mengusap pipi Daksha yang seketika membuat pipi sang empu memerah, Daksha masih belum terbiasa diperlakukan seperti ini oleh Ghailan.
"Gue pengen kita pindah dari sini"
Ghailan mengernyit heran dengan permintaan Daksha,"Loh kenapa? kamu ga nyaman disini? kamu gasuka rumah ini karna kurang besar, iya?"
Daksha dibuat gelagapan dengan pertanyaan Ghailan yang bertubi-tubi.
"Ngga kak, gue nyaman kok disini, gue suka, rumah ini malah terlalu besar buat kita tempati"
"Trus?" tanya Ghailan dengan menaiki satu alisnya.
"Gue ga sanggup kalo tiap hari harus beres-beres rumah ini kak, kalo masak sih gue masih bisa handle, jadi gue pengen kita pindah ke tempat yang lebih kecil misalnya apartemen mungkin" ujar Daksha menjelaskan, yang membuat Ghailan menghela nafas, hanya karna itu?
"Jadi selama ini kamu juga beres-beres rumah?" tanya Ghailan dengan raut wajah seperti tak suka, Daksha hanya mengangguk menanggapi.
KAMU SEDANG MEMBACA
KLANDESTIN
Teen FictionCvr by ©pinterest °FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA° ⚠️WARNING [17+] ⚠️ Terdapat banyak kata-kata kasar, adegan kekerasan, dan skinship Harap bijak dalam memilih bacaan. ••• Bagaimana jadinya jika seorang siswi harus terpaksa menikah dengan seseorang yan...