17. Azelf Jahat!

45.4K 2.1K 105
                                    

Claritta kaget bukan main, saat membuka pintu kamar mandi, dan ada Azelf berdiri di sana.

Ia menghela napas sambil menyapu dada. "Bikin kaget aja!"

Tak ada tanggapan dari Azelf, kelelahan nampak terlihat di wajah pria itu. Claritta segera keluar dari tempat tersebut, lalu mempersilakan Azelf masuk.

Masih berdiri di depan kamar mandi, ia berpikir seribu kali lipat untuk bisa mengajak Azelf mengobrol.

Hanya ingin mengabarkan tentang teman-temannya yang tahu bahwa mereka pernah berduaan di kantor malam itu. Ia akan memperingati Azelf agar waspada.

Namun, bayangan tentang perempuan lain yang hadir di kantor Azelf tadi siang malah kembali membuatnya bungkam. Pria itu pasti sudah punya urusan lain, ketimbang memikirkan tentang status mereka yang terancam hampir ketahuan ini.

Claritta meninggalkan tempat tersebut, lalu melangkah ke arah lemari. Akan tetapi, tatapannya jatuh pada jas hitam yang dilempar begitu saja oleh si tuan ke atas sofa.

Ada beberapa noda merah terpahat di sana. Ia mendekat, lalu menarik jas tersebut. Dilihatnya lekat-lekat, tidak salah lagi, ini noda lipstick.

Kalau hanya satu tidak masalah, nodanya bahkan sudah sampai ke bagian punggung, dan lain-lain.

Claritta menarik napas dalam. Ini sudah keterlaluan. Ia tak masalah jika Azelf punya pasangan baru, tetapi tidak dengan hubungan senonoh seperti ini. Menjijikan.

Di detik kemudian, suara pintu kamar mandi menarik perhatian Claritta. Ia meletakan jas tadi pelan-pelan ke tempat semula.

"Kenapa belum ganti baju?" tanya Azelf, itu karena Claritta masih mengenakan baju mandi.

Claritta bungkam, tak ingin menjawab pertanyaan Azelf. Pikirannya sudah dikuasai banyak hal negatif sekarang.

"Udah makan?"

Menggeleng. "Gue nungguin lo makan malam bareng," balasnya.

Ini akan menjadi kesempatan untuk dapat mengobrol dengan Azelf.

"Ya udah, ganti baju dulu." Pria itu kemudian keluar begitu saja, tanpa berucap lagi.

Claritta segera menuruti apa kata Azelf untuk berganti pakaian. Ia melakukannya dengan kecepatan kilat, agar pria itu tidak kabur lagi seperti tadi siang.

Claritta cukup tahu bagaimana orang yang sedang jatuh cinta, semua waktu akan tersalurkan pada orang yang dikasihi.

Sama halnya dengan tadi siang, Azelf tak memedulikan kedatangan Claritta dan langsung membawa sang pujaan hati dari hadapannya. Mungkin saja, pria itu takut ketahuan sudah beristri.

Tenang saja, Claritta tak ingin mengganggu hubungan mereka, asal tetap sehat dan tak menjijikan seperti cetakan noda merah di jas tadi.

Setelah membaluti diri dengan pakaian, Claritta segera berlari keluar kamar, lalu menuju lantai bawah.

Di ruang makan, pria itu sudah menunggunya dengan ponsel menempel pada telinga. Sibuk sekali.

"Zelf," panggilnya, Azelf hanya melirik, lalu kembali fokus pada panggilan telepon yang belum diangkat oleh orang di seberang.

Segera tangan Claritta menarik gawai Azelf. Pria itu malah membeku tanpa perlawanan. Sungguh, ini bukan Azelf yang biasanya.

My CEO is My Husband (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang