21. Dibuat Pusing

41.3K 2.1K 118
                                    

Sesuatu yang membuat Azelf segera terbangun dari tidur adalah Claritta yang kini sudah tak ada di sampingnya.

Perempuan itu menghilang, padahal jelas sekali bahwa semalam ia menggendong sang istri dari sofa ruang tamu, untuk tidur di kamar.

Sekarang, Claritta malah tak ada di tempat tidur ini.

"Cla ...," panggil Azelf, lalu melepas selimut dari tubuhnya.

Ia melangkah menuju kamar mandi, lalu membuka pintu yang ada di sana. Kosong. Claritta tak ada di dalam.

Azelf berjalan keluar kamar. Nihil. Claritta tak ada di lantai atas. Ia memutuskan menuju lantai bawah, bertemu salah satu asisten rumah tangga, Azelf segera bertanya.

"Mbak, Claritta mana?"

"Oh, Nyonya lagi keluar, Tuan, katanya mau ke ...."

"Ke mana?" paksa Azelf.

"Ke toko katanya, nggak tahu toko apa," jawab wanita itu.

Azelf menghela napas, lalu memutuskan kembali ke kamar untuk mengambil ponsel.

Akan lebih baik jika ia menelepon langsung Claritta. Terserah jika perempuan itu tak mau mengangkat, yang jelas Azelf bisa tahu bahwa istrinya masih hidup.

Azelf mengerang saat nomor yang ia tuju tak aktif. Sebisa mungkin ia menenangkan diri, jangan lagi mengambil tindakan untuk melibatkan mertuanya ke dalam masalah ini.

Bisa Azelf lihat sendiri, bagaimana Claritta yang mendapatkan perlakuan kejam dari sang ibu mertua. Tidak lagi, cukup sekali.

_______

"Gue nggak mau tahu, cari istri gue! Kalau nggak ketemu, siap-siap gue pecat lo semua!" ancam Azelf pada orang yang ada di seberang. Siapa lagi kalau bukan Raja.

Pria itu paling malas dibuat repot, apalagi mengharuskannya keluar kantor dan mondar-mandir di jalanan. Meskipun mengendarai mobil, tetap saja Raja enggan angkat pantat dari posisi nyamannya.

Azelf memfokuskan diri pada jalanan, tak lupa sesekali menelepon nomor Claritta, meskipun ujung-ujungnya tidak aktif.

"Cla, lo di mana, sih?" tanyanya pada diri sendiri.

Dering ponsel mengalihkan perhatiannya, Azelf menarik benda itu dari dashboard, lalu melihat layar untuk mengetahui siapa yang menelepon.

Nama asisten rumah tangganya terpampang di sana, segera ia menepikan mobil ke pinggir jalan.

"Iya, Mbak?"

"Itu, nyonya baru aja keluar rumah. Pake pakaian rapi, kayaknya mau ke kantor."

Azelf mengangguk. "Iya, makasih, Mbak." Ia akhir panggilan itu, lalu mulai memacu mobil menuju kantor.

Mungkin saja, Azelf akan sampai tepat saat Claritta menginjakan kaki di kantor.

Dering ponsel kembali terdengar. Azelf segera mengangkat panggilan tersebut. Dari Kayana.

"Iya, Kay?" sapa Azelf.

"Ini, Claritta udah di kantor."

"Iya, gue ke sana sekarang," balasnya.

Azelf mengakhiri panggilan tersebut, karena kini gedung kantornya sudah terlihat di ujung hidung.

Saat mobil Azelf masuk ke parkiran. Bisa dilihatnya mobil Clarita yang dikemudikan oleh seorang sopir, kini keluar dari gerbang seberang.

Itu berarti, Claritta sudah ada di dalam, sama seperti apa yang dikatakan Kayana.

Azelf segera memarkir mobil, lalu keluar dari sana. Berjalan cepat menuju pintu depan kantor, Azelf berpapasan dengan Satya di lobi.

My CEO is My Husband (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang