20. Dimarahi

42.1K 2.1K 180
                                    

"Gue harus ngapain ...?" keluh Azelf yang kini sedang duduk di tengah-tengah para sahabatnya.

Ia sengaja datang ke rumah Hara demi mendapatkan nasihat rumah tangga, tak lupa pula mengundang Satya dan Raja untuk ikut bersama mereka.

"Emang parah banget, ya?" Pertanyaan itu datang dari Raja.

"Ya, parah, lah, orang ketangkap basah gendong cewek di rumah," balas Hara, "gue udah bilang ama lo, walaupun Claritta belum bisa nerima lo, lo jangan bikin ulah duluan."

Azelf menghempaskan punggung ke sandaran sofa. "Kalau bonyok gue tahu, bisa mampus gue."

"Udah gede, masa masih diatur sama orang tua," ledek Satya.

"Diem lo! Lo mau gue turunin jabatan jadi satpam?" ancam Azelf. Bisa ia lihat, Raja memukul bahu Satya sebagai perwakilannya.

"Gini aja, lo pulang dulu sekarang." Hara memberi saran. "Bicara baik-baik tentang hubungan lo dan Salsa sebenarnya kayak gimana."

Azelf menghela napas. "Claritta minggat dari rumah."

"Minggat?" sahut seseorang yang kini muncul dari belakang, itu Kayana. Perempuan itu tengah membawakan mereka minuman dingin. "Serius dia minggat?"

Kayana mendekat, lalu meletakan nampan ke atas meja.

"Iya, dia nggak hubungin lo, Kay?" tanya Azelf.

Jelas saja ia akan khawatir dengan sang istri. Mertuanya pasti tidak akan percaya dengan apa yang diceritakan oleh Claritta. Apalagi, itu tentang Azelf.

Di mata mertuanya, ia selalu benar, sedang sang istri selalu salah. Sekarang, Azelf merasa bersalah pada mertuanya, terlebih pada Claritta. Ia seperti seorang pengkhianat.

Kayana menggeleng. "Nggak."

"Coba telpon," pinta Hara pada sang istri.

"Eh, nggak apa-apa, nih, masuk ke masalah rumah tangga orang?" Raja bertanya.

"Masalah Claritta, masalah gue juga," ucap Kayana, yang kini telah menempelkan ponsel pada telinga, "lagian, lo juga, sih, pake bawa Salsa ke rumah!"

Azelf merengut. "Gue aja kaget pas dia hubungin, udah ada di rumah. Gue buru pulang buat ngusir dia, eh ... Claritta keburu datang."

"Setidaknya, lo tunggu waktu yang tepat buat bawa paksa Salsa keluar rumah lo," sambung Satya.

Berdecak. "Salsa ketiduran di ruang kerja gue. Nggak mungkin bisa lama-lama lagi di sana, kalau dia bangun terus keluar ruangan tepat Claritta juga ada di luar kamar gimana?"

"Ya, lo tinggal kabur!" kesal Raja.

"Bentar," ucap Kayana, meminta mereka untuk berhenti berdebat. "Cla ...."

"Hm?" Suara perempuan terdengar dari seberang.

"Lo di mana?" Kayana bertanya, lalu menekan speaker agar semua orang bisa mendengar suara Claritta.

"Entah, gue luntang-lantung di jalanan," jawab perempuan itu, yang membuat Azelf mendapatkan tatapan tajam dari Kayana.

"Jalan apa? Biar gue jemput." Istri Hara bicara lagi.

My CEO is My Husband (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang