—————————
Aku berharap kau akan tetap bersamaku dan selalu mengingatkanku disaat diriku melakukan kesalahan.
—————————
Happy reading :)
"Aduh, telat lagi kan gue." Luna menggeprak jidatnya sendiri ketika melihat pintu gerbang sudah tertutup.
Luna berjalan mengendip-endip ketika melihat pak Anton, sang guru BP berjaga di balik pintu gerbang."Luna!" Suara nyaring itu menggema di telinga Luna.
"Sialan! Ketauan," desis Luna. Luna membalikkan badannya, dan melihat pak Anton yang sudah ada di depan matanya sambil berkacak pinggang.
"Iya pak, ada apa?" tanya Luna. Kedua sudut bibirnya terangkat secara paksa. Ia menyengir seolah tidak berdosa.
"Ada apa, ada apa. Kamu tau ini jam berapa?" ketus pak Anton sembari menunjuk-nunjuk jam yang ada di pergelangan tangannya.
Luna melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya. "Jam setengah 8." Jawabnya.
"Makanya beli jam itu yang besaran dikit, biar kamu ngeliatnya itu jelas." Sindir pak Anton.
"Ini udah jelas kok pak, saya nggak rabun."
"Kalo udah jelas, kenapa masih sering terlambat?!"
"Tadi macet pak," alibi Luna.
"Ikut saya ke ruang BP!" Perintah pak Anton pada akhirnya.
Luna memutar bola matanya malas. "Iya," ujarnya malas.
Di ruangan itu terdapat dua orang guru, salah satunya pak Anton. Dan Luna melihat ada seorang pria sedang berbicara dengan salah satu guru tersebut, jelas bukan pak Anton. Karena pak Anton sekarang sedang menyidang Luna.
"Luna, kamu dengerin saya tidak?" sentak pak Anton. Sedari tadi Luna tidak mendengar celoteh pak Anton, dia terlalu sibuk melihat ke arah pria tampan itu.
"Apa dia juga kena hukuman? Ngapain dia masuk ruangan angker ini?" batin Luna.
"Luna!" sentak pak Anton lagi. Luna seakan tersadarkan oleh sentakan pak Anton.
"Iya pak?" tanya Luna. Pak Anton menarik napasnya dalam-dalam dan menghembuskannya kasar. "Luna, sedari tadi saya berbicara kamu mendengarkan atau tidak?" tanya pak Anton.
"Denger kok," ujar Luna berbohong.
"Apa?"
"Emm... Nggak tau," jawab Luna dengan santainya.
Pria disamping Luna melirik Luna sekilas. Dia hanya menggeleng-gelengkan kepala melihat tingkah gadis yang tidak dikenalnya ini.
"Terus apa ini? Rambut, kamu cat warna-warni kayak ekor kuda." Pak Anton menunjuk-nunjuk rambut Luna yang tergerai itu.
"Sengaja pak, biar hidup saya termotivasi," ujar Luna. Semua yang ada diruangan itu hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala mendengar perkataan Luna yang tidak masuk akal. "Lagian ekor kuda mana ada yang warna-warni?" tanya Luna.
"Ada. Kuda uni.. Uni..." Pak Anton terlihat berpikir. "Uni Soviet pak?" sela Luna.
"Bukan, bukan itu," kilah pak Anton.
"Uni..." Pak Anton masih saja memikirkan nama kuda yang memiliki ekor warna-warni. "Unicorn pak," sela pria yang ada disamping Luna.
"Nah itu."

KAMU SEDANG MEMBACA
I'M BAD GIRL
AcakHIATUS! FOLLOW SEBELUM BACA! Ini kisah Aluna Freya Deolinda. Seorang siswi yang terkenal suka membuat onar dan urakan. Dan Nicolas Daniel Pratama. Seorang pria tampan pindahan dari Australia. Yang anti dengan seorang bad girl seperti Luna. Tapi...