4. In The Miror Is Not Me

1.3K 229 204
                                    

Anyeong^^

Demi apa ini ngetik niatnya cuma mau 1500 words tapi nggak bisa, imajinasi nana terlalu meluap-luap wkwk...

Baiklah, sebelum next reading nana bakal kasih tau sesuatu yang penting.

Sebenarnya sejak Chapter 1, nana sudah memasukan Teori tentang TXT. Ada yang sudah ngeh? Dan bahkan sampek chapter 3 kemarenpun teori tetap berjalan.

Dan untuk chapter ini akan nana kasih CLUE yang lebih jelas ^^

So, semoga kalian menemukan teori yang nana sembunyikan dalam setiap chapter ^^

.

.

.

Happy Raeding^^

.

.

.

Beberapa saat sebelum insiden perkelahian Yeonjun dengan beberapa murid sekolah lain.

Yeonjun mencoba berargumen setelah dua tamparan berhasil mendarat pada pipi kanannya. Pemuda itu ingin mengutarakan sesuatu yang berhasil membuat hatinya sakit tapi saat kedua iris nya melihat wajah marah sang Ayah Yeonjun kembali menelan bulat-bulat argumennya.

“Kau selalu melakukan hal yang sama. Menamparku” Yeonjun terlihat mengusap sudut bibirnya saat sebuah luka terlihat jelas disana. Seberapa keras tamparan itu sampai meninggalkan luka?

“Jaga ucapanmu!” Ucap Tuan Choi saat melihat Yeonjun mulai melangkah pergi.

“Bagaimana aku bisa menjaga ucapanku saat ayahku sendiri selalu tidak bisa menjaga tindakanya” Yeonjun berhasil menghentikan langkahnya tepat di ambang pintu. Dapat ia lihat Gyu berlari pergi dengan terburu-buru. Sial, pasti dia mendengar semuanya.

“Yeonjun~aa lebih baik kau istirahat lebih dulu, ini sudah malam” Suara Ibu Gyu terdengar khawatir disana.

“Tidak terimakasih. Aku tidak bisa tetap disini jika orang itu-...masih disini” Yeonjun berseru dingin. Bahkan pemuda itu berbicara tanpa memutar tubuhnya untuk menghadap sang ayah.

“Lihat betapa kurang ajarnya anak itu! Dasar anak tidak tau diri!” Itu adalah umpatan terakhir yang Yeonjun dengar sebelum ia benar-benar pergi meninggalkan rumah Gyu malam itu.

👑👑👑👑👑

Yeonjun terus melangkah tanpa tujuan yang jelas. Tatapan tajam dan aura dingin benar-benar kentara saat Yeonjun melalui sebuah gang dengan cahaya cukup temaram disana dan jangan lupakan tudung hoodie yang juga kini menutupi setengah dari wajahnya semakin membuat pemuda itu terlihat dingin.

Langkahnya semakin mendekati ujung gang sebelum tanpa sengaja bahu Yeonjun menabrak beberapa pemuda seusianya. Tidak ada kata maaf ataupun kalimat lain. Yeonjun memilih menoleh dengan sebuah tatapan membunuh dan seruan dingin seperti, “Kau punya mata? Gunakan dengan benar.”

Dan tepat setelah itu perkelahian terjadi disana. Jangan berharap Yeonjun akan menang hanya karena ia berperan sebagai pemeran utama, tidak-....jumlah pemuda yang tengah memukulinya itu jauh lebih banyak dan 1 lawan 4 bukanlah hal yang mudah untuk Yeonjun menangkan.

Sudut pelipis dan bagian sisi wajah lain Yeonjun sukses terdapat luka disana. Bahkan pemuda itu terlihat meludah saat bibir bagian dalam nya pecah akibat sebuah pukulan. Tapi sungguh, sesakit apapun luka yang Yeonjun terima pemuda itu tetap dapat tersenyum miring seolah meremehkan orang-orang yang telah berhasil menghajarnya.

TXT x YeonBin || THE CROWN ANTLERSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang