"Rain, lihatlah acara pensi yang kau tunggu-tunggu akan segera dimulai!!"
Dia yang berteriak heboh hingga mencapai oktav tertinggi itu ialah Rista indriani, panggil saja ia Ita, sahabatku dari sejak aku masih dalam kandungan sang bunda tercinta."Baiklah, aku tak sabar menunggu ia menunjukkan jati dirinya diatas panggung sana" jawabku dengan nada rendah.
setelah aku berbicara demikian, kami pun mendatangi panggung pensi tahun ini di sekolahku.
Oh iya, hei! Kita belum berkenalan sejak tadi, maaf ya aku sampai lupa karena terlalu bahagia tentunya, baiklah perkenalkan namaku Raina Rachel Iqlima, namun aku lebih senang dipanggil Rain, tentunya aku suka hujan! Dan aku sangat menyukai pelajaran seni ehehehehe.
🌦🌦🌦
Setelah acara pensi berakhir dengan berpelukan dan berjabat tangan sebagai penutup acara, aku tidak secepat itu memutuskan untuk pulang, setidaknya aku ingin mendinginkan pikiranku dengan berjalan sebentar di kota penuh kenangan ini, Bandung.
Saat aku berjalan sembari sesekali bersenandung, ada lelaki yang dari jauh sedang berlari entah mengapa, namun ia semakin dekat dan..
bughhh!!
ia menabrakku hingga aku terjatuh dengan beberapa luka memar di lututku.
"maaf, aduh lo gak papa kan? Tadi gue lagi buru-buru" katanya dengan raut wajah yang sedikit cemas.
"apanya yang tak apa? Sudah jelas kakiku kau buat sakit hingga memar, dan kau? Hanya meminta maaf? Lelaki macam apa kau ini? Malam malam menabrak seorang gadis lalu tanpa-" ucapanku ia potong begitu saja, lalu ia berdiri tepat dihadapanku.
"diamlah, gue lagi gak mau berdebat. ayo! Gue antar lo ke klinik!"
ia menarik pergelangan tanganku dan yang lebih menyebalkannya ialah tanpa izin! Brengsek! Memegang lengan gadis sembarangan.
Akupun memberontak minta dilepaskan, siapa juga yang mau dipaksa seperti itu.
"hei gadis bawel! Diamlah" geramnya.
Lelaki ini menyebutku gadis bawel? Dasar ya menyebalkan, semoga saja setelah ini aku tidak bertemu lagi dengan makhluk semacam dia!. -batinku.
****
Terimakasih teman-teman yang sudah membaca cerita yang (mungkin) tidak sekeren apa yang kalian harapkan.
Vote dan commentnya aku tunggu yaaa, see u!
💙💙💙
KAMU SEDANG MEMBACA
Grey
Teen FictionHujan itu ibarat beban yang harus dijatuhkan kapan saja, ia membutuhkan tempat untuk bernaung, hingga ia siap untuk melihat dunia kembali dengan senyuman dan sapaan yang hangat. -Raina Rachel Iqlima. Langit senang jika setiap kali hujan datang dan m...