Dan hari pertama masuk sekolah setelah mos, dimulai pada hari ini!!
"Rainnn cantik banget lo! Sumpah deh pangling gue" teriak Ita sambil memutar mutar badan Rain.
Kadang Rain berpikiran apakah benar Ita tuh sehat? Soalnya dia kaya yang kesurupan kalo ngomong.
"apasi ta, pusing nih gue" jawab rain.
Rain pun berjalan melewati Ita tanpa berkata apapun lagi, "woy mak lampir tungguin gue napa, main lewat aja lu" gerutu Ita sembari berlari mengejar sahabat kesayangannya.
Kelas pun dimulai dengan mata pelajaran B.indonesia, sebenarnya hari ini Rain tau bahwa tidak akan belajar, ya paling hanya perkenalan guru guru saja.
Rain duduk dengan Ita dibangku paling belakang, dan seorang lelaki duduk tepat dihadapannya, sudah tahu lelaki itu bertubuh setinggi tiang namun tetap saja tau mau mengalah untuk bergantian tempat duduk dengan Rain.
Tiba-tiba lelaki yang menyebalkan itu membalikkan badannya sembari memasang muka yang rainpun tak mengerti mengapa.
"gue Daniel" ucapnya cepat, akupun terdiam sebentar, tak percaya.
Namun sebelum Rain menyebutkan namanya, lelaki yang mengaku bernama Daniel itu telah membalikkan kembali badannya, ya sudahlah siapa yang perduli bukan?
"dia kenapa Rain?" tanya Ita, sepertinya ita kebingungan.
"entahlah, biarkan saja orang kurang kerjaan seperti dia jangan diperdulikan, dasar aneh." jawabku berbisik.
Rain dengan teman teman barunya yang sudah disatukan dalam satu keluarga yang diberi nama sepuluh ipa 2 itu, kini tengah berada pada keadaan kritis, disebabkan karena kebosanan yang diluar nalar.
Rain melihat sekelilingnya, ada yang bergosip tentang kakak kelas ganteng bin tampan bin rupawan, ada yang makan, ada yang wara wiri mencari keberadaan sinyal yang katanya diumpetin mantan, ada yang pergi ke kantin, dan lain sebagainya. Namun yang membuat Rain bingung, banyak dari mereka yang membicarakan tentang Akash, yang katanya inilah itulah. Namun menurut Rain, Akash itu biasa saja sama seperti lelaki lainnya diluaran sana.
🌦🌦🌦
"Izin masuk, boleh?" suara lelaki terdengar dari luar.
Salah satu lelaki kelas Rainpun membukakan pintu, "silahkan kak"
Saat lelaki tadi dan teman-temannya mulai memasuki kelas X ipa 2, mulailah sorak sorak dan bisikan para siswi terdenger oleh rain, ia tak suka dengan keadaan ini, berisik. Mengganggu konsentrasi.
"aduuhh kak akashhh"
"kak akash ngeliat ke gue tadi woy aduhhh melelehh"
"ganteng bangettt siiii"
"cool banget anjayyyyy"
"woy kak, minta vitamin dong biar gue gantengnya kaya lo anjir ih"
"badannya pelukable banget dahh jdi ingin meluukkk"Yaa begitulah perkataan teman-temannya saat mengetahui Akashlah yang datang, bahkan lelaki juga banyak yang membuka suaranya.
Rain juga mengakui bahwa Akash itu tampan, badannya bagus, cara bicaranya membuat siapapun akan suka meskipun jutek, apalagi lensa hitam pekatnya, Rain suka sekali.
Rain hanya mengagumi dalam diam, tidak lebih.
"hallo adik adik, ada pengumuman sebentar tolong dikondisikan" sapa Rendi selaku salah satu temannya Akash.
Dan salah satu perwakilan dari kelaspun langsung mendiamkan teman-teman yang lainnya.
"jadi gini, kami dari ekskul bulu tangkis akan membuka pendaftaran untuk siapa saja yang akan bergabung bersama kami, terimakasih" lanjut Rendi.
Dan bahkan hampir semua teman sekelas Rain berniat mengikuti ekskul tersebut termasuk Ita yang notabennya fans berat kak Akash, namun Rain tidak.
"baik kami akan membagikan selebaran untuk kalian isi kalo minat" Akash pun membuka suaranya.
Lalu Akash, Rendi dan teman lainnya mulai membagikannya, dan kebetulan Akash membagikan ke barisan Rain, bukannya Rain senang tapi malah takut justru yang kelihatan sangat senang itu Ita.
Saat Akash berdiri tepat dihadapan bangku Rain, Itapun berkata dengan nada sedikit dimanja manjakan.
Aduh itaa! -batin rain
"kak gue mau masuk ekskul bultang dong, minta kertasnya" pinta Ita.
Akashpun segera memberi Ita kertas yang ia minta. Namun Rain malah bengong melihat Akash yang ada dihadapannya, ia bingung mengapa Ita sangat menyukainya.
"lo mau?" suara Akash membuat Rain tersadar.
"ehh emm, ga" jawab Rain sedikit malu karena ketahuan telah memperhatikan Akash.
"kak, gue minta tanda tangan lo dong!" rayu Ita sedikit malu sembari menyodorkan buku serta bolpoin.
Namun bukannya memberi tanda tangan kepada Ita, Akash malah berlalu begitu saja tanpa menghiraukan keinginan Ita meminta tanda tangannya.
"mampus lo!" ledek Rain kepada Ita yang kali ini tengah cemberut.
🌦🌦🌦
"Ash, gila lo gercep amat deketin tuh cewe" ledek Arez.
"iya lu cepet amat gak kaya biasanya, udah bisa buka hati ya lo? Mayan nih dapet jatah bakso teh titin kalo bener dia ntar jadi" celetuk Reza sambil menyenggol Arez.
Akashpun bingung, mengapa dulu ia memilih bersahabat dengan dua lutung ini :(
"apasi, kasian aja gue liat dia keliling nyari orang yang lo suruh" Akash menunjuk Reza.
Bukannya mengerti, arez malah semakin gila meledeki sahabatnya yang sangat anti terhadap cewe ini.
"adooo abang Ash care banget sii, aku juga mauu dongg sayangggg" goda Arez.
Akash sudah biasa dengan godaan seperti itu, jadi santai saja.
"jiji lo anjir bayi musang" celetuk Reza.
"udah lah Ash, buka hati lo aja buat yang baru. lo itu tampan bro! Fans lo segudang mereka lebih banyak daripada fans gue, jangan terus terusan menutup diri kaya gini" sambung Reza menasehati.
Ada benarnya juga kata kata Reza barusan, namun Ash pikir ini belum saatnya. Lagi pula ia tak mau memanfaatkan cewe-cewe yang mengaguminya.
"hm"
"ih si abang cuek banget ah, pusing gue panas aduh pala incess kepanasan aduh radiasi aw aw telapak kaki incess nanti belangg aduuu, inces mau ke kantin dulu ya babay sayangku" pamit Arez sambil memberi cium jauh.
Dosa apa sih gue punya temen kaya mereka, untung temen dah kalo bukan dah gue capit tuh mulut -batin akash
🌦🌦🌦
Karena bel pulang sudah berbunyi maka itu berarti Rain harus cepat pulang siapa tahu bundanya sudah menunggu didepan.
Saat Rain berjalan bahkan sesekali ia berlari, reza datang dan menyapanya dengan senyum khas yang pertama kali Rain lihat waktu itu
"eh Rain ya? Ko lo lari lari, ada apa?"
"iya kak, gak ada apa apa kak cuman takut bunda udah nunggu aja di depan" jawab Rain cepat dan polos.
"aduuhh lucu banget sih lo!" ucap Reza mengelus rambut Rain.
Rain malu sekali, bahkan mungkin kali ini mukanya sudah memerah karena malu dan juga deg degan diperlakukan seperti itu, ia hanya bisa menunduk tanpa ada niatan untuk melihat wajah Reza sedikitpun.
"gue duluan kak!" teriak Rain lalu berlari sambil menunduk.
"loh dia kenapa? Aneh banget tuh anak apa mungkin ketularan virus anehnya si Akash kali ya, aduh Ash lo jangan sebar virus ke doi gue dong" gumamnya.
****
Hallooo gimana gimanaa?
Menurut kalian Rain lebih cocok sama siapa? Comment yaaaa.See u!
💙💙💙
![](https://img.wattpad.com/cover/181903750-288-k320434.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Grey
Подростковая литератураHujan itu ibarat beban yang harus dijatuhkan kapan saja, ia membutuhkan tempat untuk bernaung, hingga ia siap untuk melihat dunia kembali dengan senyuman dan sapaan yang hangat. -Raina Rachel Iqlima. Langit senang jika setiap kali hujan datang dan m...