Setelah kakiku selesai diobati oleh dokter di klinik, Rain berniat untuk pulang karena hari sudah sangat larut, gara gara lelaki tadi Rain jadi pulang lebih malam dan pasti bunda memarahiku dirumah arrggghhh.
"gimana kaki lo? Sorry tadi gue dari toilet" lelaki itu mengeluarkan suaranya.
"udah gapapa, aku mau pulang sekarang! aku gak mau ketemu kamu lagi!" sentakku tepat di depan wajahnya.
"gue antar!" katanya dengan tiba-tiba.
Apa!! Aku akan diantar oleh dia? Oh tidak tidak, ini tidak boleh terjadi yang ada nanti aku dimarahi bunda soal ini -batinku.
"tidak usah, aku bisa pulang sendiri" jawabku ketus.
"tapi kaki lo kan masih sakit" senyum sinisnya keluar, aku sedikit takut melihatnya.
"ya kamu pikir aku perempuan lemah gitu?" protes ku dengan lancang.
"terserah lo, sana pulang." usirnya.
Seorang Rain? Diusir oleh lelaki yang bahkan namanya saja ia belum tahu, benci sekali.
Lalu Rain pulang dengan langkah kaki yang gontai dan sedikit pincang, hingga ada titik titik air yang mulai berjatuhan, ini hujan!! Rain senang sekali saat ini hingga ia memutar badan, menari, menengadahkan kepala lalu diam.
"Tuhannn, Rain suka dengan hujan kali ini, seperti dapat melepaskan semua beban yang Rain punya" gumamnya sebari melompat lompat.
🌦🌦🌦
"Bundaaa, Rain pulanggg" teriakku sesampainya dirumah
Sedikit gemetar sebenarnya saat memasuki rumah, namun tak apa, Rain pasti bisa!
Rain menyemangati dirinya sendiri, toh mau disemangati siapa lagi? Kekasih? Aduh Rain tak punya kekasih saat ini, namun ingat ya Rain itu single bukan jomblo!.
"dari mana saja kamu? Pulang selarut ini, tidak mengerti bunda khawatir dengan kondisimu" ucap bunda menahan amarah.
"maaf bunda, tadi Rain di tabrak orang saat ia sedang berlari, jadi Rain pergi dulu ke klinik" aku menunduk.
Ekspersi bunda seperti yang menyelidik, lalu matanya mulai melihat seluruh badanku siapa tahu ada yang luka.
"benarkah? Kau tak apa? Siapa orangnya? Berani beraninya ia menabrak anak bunda, yasudah sekarang kamu mandi, ganti baju lalu tidur ya" katanya sembari mendorongku ke arah tangga.
"iya bunda" jawabku dengan nada serendah mungkin.
Aku menaiki tangga, dan memulai segala rutinitas malamku sebelum tidur, kalau orang lain sih menyebutnya ritual malam, namun aku tak mau menyebutnya dengan kata itu, terdengar seram di telingaku.
Setelah selesai, aku duduk dimeja belajar, membuka buku fisika smpku yang nantinya pasti sudah tak akan ku buka lagi.
"selamat tinggal masa SMP, aku akan merindukanmu, dan selamat datang masa SMA aku akan menantimu hingga hari itu tiba, ah! Sudah tak sabar rasanya" gumamnya sembari menerawang jauh.
Perlahan Rain terlelap dan mulai membentuk segala mimpi dalam isi kepalanya.
🌦🌦🌦
Liburanpun telah usai, waktunya menjadi anak SMA selama 3 tahun!! Dan hari ini ialah hari pertama Rain masuk SMA PILIHANNYA.
"Rainnnnn bangunnn, kau tidak akan sekolah? Lihatlah Ita sudah menunggu didepan tv, ini hari pertamamu masuk SMA Rainnn" suara teriakkan bunda mendengung ditelingaku.
"benarkah? Jam berapa ini? Kok aku bisa telat sih aneh banget! Ah!! menyebalkan" gumamku kesal dan gelisah.
Ia buru buru mandi dan memakai seragam sekolahnya, menuruni tangga dan tak lupa menyapa Ita, kami menyalami bunda dan pergi ke sekolah menggunakan motor yang Ita bawa.
Hari pertama MOS..
"Ta ayoo, kita udah telat" aku khawatir hingga mukaku berubah pucat.
"iya Ra, ayo!!" jawabnya.
Saat kami sedang berlari, kakiku terhadang oleh kayu yang ada tepat di depanku, lalu bugghhh aku terjatuh namun Ita tak menyadari, karena ia sudah jauh dari pandanganku, dasar Ita! Ah! Meninggalkanku begitu saja.
"lo kenapa?" suara berat khas lelaki terdengar di telingaku.
"kamu kan? Yang waktu itu bukan sih? Yaampun sialnya aku, aku terjatuh!" jawabku cepat sembari mengingat-ngingat kejadian saat ia menabrakku.
"oh" katanya.
"bantuin dong ah malah diem aja dasar manusia alam pluto, aneh! kan aku baru saja jatuh sakit tahu" protesku.
Lalu tiba tiba saja dia memajukan kepalanya ke arahku, aku menutup mata karena takut dan sedikit deg degan(?) ehehe.
"yang sopan sedikit bisa? Gue senior lo, nama gue Akash Pradipta" bisiknya tepat di telinga kananku.
Aku sedikit terkejut mendengarnya, hingga kesadaranku hilang beberapa saat.
"oh maaf kak, aku gak tau" balasku cepat setelah tersadar dari lamunanku barusan.
"bangun sendiri bisa kan?" katanya dengan nada dingin, lalu pergi meninggalkanku.
Dasar ya, lelaki gila siapa tadi namanya? Akash? Malas! Jutek banget sih jadi cowo!
****
HALLO!1!1!1!
BAGAIMANA KEADAAN HATINYA? SEMOGA BAIK YAA SEPERTI HATI AKASH YANG SELALU SEHAT TUJUH TURUNAN :(JANGAN LUPA VOTE YAA, COMMENTNYA JUGA AKU TUNGGU, JIKALAU KALIAN INGIN MEMBERI SARAN, KRITIK, ATAUPUN YANG LAINNYA JUGA BOLEH, SANGAT SANGAT AKU TUNGGU!
MAKASIIHH LOH YAAA!!
AKU SAYANG KALIAN💙

KAMU SEDANG MEMBACA
Grey
Dla nastolatkówHujan itu ibarat beban yang harus dijatuhkan kapan saja, ia membutuhkan tempat untuk bernaung, hingga ia siap untuk melihat dunia kembali dengan senyuman dan sapaan yang hangat. -Raina Rachel Iqlima. Langit senang jika setiap kali hujan datang dan m...