Saat aku menutup mata
Kulihat wajah itu
Wajah lama yang kurindukan
Dengan tatapan meneduhkanTetaplah disini, seperti ini
Yang kuharapkan bukan hanya mimpi
Berbagi cerita tentang semua yang terjadi
Menjadi sandaran yang tak letih menemaniEntah sudah berapa lama kau pergi
Tinggalkan segudang kenangan yang dimiliki
Tanpa pernah kembali
Ke rumah yang menjadi sepi iniAku merindukanmu
Lelaki pemilik bahu terlapang
Yang dianugerahi hati tersabar
Meski tak pernah ungkap rasa lewat kata
Tapi semua terucap lewat tatap mataAyah aku merindukanmu
Secepat itukah kau harus berlalu?Temen Rayndf
Muara ilmu, BatuAyah, secepat inikah kau berlalu? Meninggalkan aku yang masih butuh arahanmu. Menatap dunia dengan keadaan sendu.
Ayah. Kini aku sudah besar. Dibesarkan oleh waktu dari dunia yang kejam. Sekarang aku bisa membedakan yang baik dan tidak. Ayah. Aku rindu masa kecilku. Dimana aku bisa bermanja dipangkuanmu, bisa memeluk tubuh kekarmu, berkeliling dalam gendonganmu. Dulu mungkin ayah capek ya ngurusin aku dengan segala permintaanku? Aku minta maaf ya yah? Aku masih belum bisa membalas jasamu.
Tapi disaat aku ingin mulai mencoba, takdir berkata lain. Tuhan ingin ayah kembali pulang lebih cepat dan tak mengizinkanku untuk membahagiakan ayah. Sekali lagi maaf ya yah?
Jujur disini rindu banget sama ayah. Semoga kita bisa disatukan lagi suatu hari nanti. Do'akan ya yah agar anakmu ini bisa menjadi anak yang berbakti.
Untuk ayahku yang tak pernah lelah dengan kelakuanku💖 ku kirim do'a untukmu selalu💞💖
Miss you ayah :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary Sastra
PoetryKalau pun kata yang sudah dirangkai sebelumnya tak bisa kusampaikan padanya, mungkin ini salah satu jalan agar rasaku sampai pada raga yang kukagumi. rangkaian kata yang terhenti di tenggorokan tanpa pernah lepas, kutuliskan dalam larik sajak ini. s...