Suatu hari nanti
Namamu akan kucari
Dalam setiap baris puisi
Dengan mudah didapatiSuatu hari nanti
Hati ini akan kembali
Menyanding sebuah pelangi
Dalam mata yang kukagumiSuatu hari nanti
Kau akan kurengkuh lagi
Tak kurelakan dirimu sendiri
Sampai musim semi datang lagiRayndf
Menenangkan diri, BatuHari ini aku merasakan ada namamu yang menetap di dalam seonggok daging kecil ini. Sudah lama tinggal di sana. Aku masih tak bisa menghilangkan nama itu. Dalam diamku yang selalu memperhatikanmu, ada do'a yang terucap meski tak bersua.
Sudah lama aku menahan rasa ini, mencoba untuk mengabaikan. Tapi tetap saja tak bisa hilang.
Kenapa kau sungguh egois? Hari-hari kau melintas di benakku. Malam-malam sujud terakhir kau terucap di lisanku. Imajinasiku melayang kembali ke arahmu. Kapan kau berhenti menggangguku?
Usahaku melupakanmu ternyata sia-sia. Aku mencoba terus menghindar dari tatapmu, tapi entah mengapa waktu seperti tak mau mengubahku. Selalu ada dirimu di manapun aku.
Saat aku mulai menjauh dan mencoba mengabaikan, kita selalu dipertemukan. Aku benci ini. Aku mendekatimu, tapi kau seperti bintang yang sulit digapai. Aku mulai menyerah, tapi kau seperti matahari dengan gaya gravitasi yang lebih besar. Menarikku untuk tetap di dekatmu.
Kumohon. Kemarin aku ujian, hari ini aku ujian, dan esok masih ujian. Iya, ujian untuk mempertahankan rasa ini tetap terjaga untukmu sampai kau datang padaku untuk melengkapi sebait puisi yang kumiliki bersamamu.
FAA :) (abaikan please!)
Selamat menempuh Ujian Nasional buat yang menjalankan, semoga diperlancar dan mendapat yang terbaik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary Sastra
PoetryKalau pun kata yang sudah dirangkai sebelumnya tak bisa kusampaikan padanya, mungkin ini salah satu jalan agar rasaku sampai pada raga yang kukagumi. rangkaian kata yang terhenti di tenggorokan tanpa pernah lepas, kutuliskan dalam larik sajak ini. s...