Dua Senja

12 3 1
                                    

Hari ini kulihat senja yang indah
Tenggelam dibalik cakrawala
Entah karena fenomena
Atau kulihat ia dengan kau di sampingku

Seperangkat lensa sudah kusiapkan
Untuk memotret senja sesaat
Senja harfiah yang tak bisa ku miliki
Dan sesaat bisa kunikmati

Kupeluk erat senja disampingku
Agar tak tenggelam dalam kegelapan
Kau senja yang bisa dimiliki
Bukan hanya potret diri
Tapi semua yang kau miliki

Semoga kau senja terakhir
Yang menemaniku
Saat tua nanti
Saat menatap senja untuk kesekian kali

Rayndf
Orang spesial, Batu

Senja. Kulihat ia bersamamu. Awan berarak menemani senja yang tenggelam.

Kau duduk disampingku. Kusandarkan kepala di bahumu yang tegar. Kau genggam erat tanganku. Seakan kau takut aku ikut tenggelam bersama senja.

Ku ambil lensa, kuabadikan kenangan kita. Bersama senja, meski harus redup tapi akan selalu kembali dengan cahaya baru mentari.

Semburat senja di depanku memberi kesan jingga. Megah. Kini senja disampingku, membiaskan cahaya pelangi dari matanya. Apakah ini tidak aneh? Pelangi muncul di sore hari. Dua keindahan yang selalu aku sukai.

Tetaplah seperti ini. Menjadi pelangi yang menemani akhir hari. Tanpa harus pergi dan membuatku menunggu lagi.






























































































Jadilah seperti ini dan tak melunturkan bulan sabit lagi. Semua selalu ada sisi baik. Karena matahari akan terbit, juga senyummu.




















Titip rindu buat FAA :)
Sampaikan aksara tanpa suara ini padanya. Yang menjadi pelengkap cerita meski mungkin tak bisa jadi realita.

Diary SastraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang