"Jika phi Perth tau perlakuanmu padaku, jangankan menjadi pacar, mengenalmu pun dia tak akan sudi!"
Alice pun berjalan melewati Bua dan berbisik di telinganya, "Phi Perth itu kakakku. Kamu akan bersujud di kaki ku demi mendapatkan restu dariku."
Bua pun berdiri mematung ditempatnya. Wajahnya menegang dan menjadi pucat pasi. Teman-temannya pun merasa heran dengan perubahan raut muka Bua.
Bua lalu memandang ke arah kepergian Alice dan merutuki sikapnya sendiri dalam hati. Lalu mengajak teman temannya pergi.
---------------------¤¤¤-----------------------
Alice berjalan menjauh dari gerombolan Bua. Dia merasakan pusing yang amat sangat. Akibat dari jambakkan dari Bua dan juga lelah semalaman dalam pesawat.
Dia ingin meminta seseorang untuk mengantarnya pada kakaknya. Tapi dia tidak mengenal siapapun disini. Tiba-tiba pandangan matanya mulai kabur dan gelap. Badannya terhuyung. Sebelum benar-benar pingsan, Alice merasakan seseorang menahannya agar tidak ambruk ke lantai.
"Hei Nong kau tidak apa-apa? Hei Nong sadarlah!" Ucap orang itu. Orang itu ternyata Saint. Dia terlihat khawatir dan menggoyangkan sedikit badan Alice.
Plan, Earth dan Gun pun mendekat kearah Saint yang sebelumnya berlari kearah seorang perempuan. Setelah disamping Saint, mereka kaget karena yang pingsan tersebut adalah perempuan yang digandeng Perth tadi pagi.
"Saint, dia kenapa?" Tanya Earth.
"Aku tidak tau Earth, aku melihatnya memegang kepalanya dan badannya terhuyung. Aku takut kepalanya membentur lantai, Earth." Jawab Saint.
"Ya sudah kita bawa ke klinik fakultas saja," saran dari Plan.
"Biar aku saja Plan yang membawanya ke klinik. Seseorang tolong kabari Phi Perth ke fakultas bisnis. Aku takut dia mencarinya." Saran dari Saint namun wajahnya sedikit sendu.
"Ayo Saint, biar aku antar ke klinik." Tawar Gun. "Baiklah, ayo Earth kita ke fakultas bisnis!" Ajak Plan.
-----------------¤¤¤---------------------
Di sisi lain,
Perth merasakan sedikit khawatir karena membiarkan adiknya berkeliling sendirian. Mau bagaimana lagi, dia ada kelas dan para sahabatnya pun sedang ada kelas.Tiba-tiba pintu kelasnya di ketuk, muncul dua laki-laki manis yang mencarinya. Perth pun izin pada dosennya dan keluar kelas.
"Ada apa kalian mencariku? Kalian kelihatannya bukan anak fakultas bisnis?" Tanya Perth heran.
"Maaf Phi sebelumnya mengganggu waktu kelasmu, namun sepertinya ini berita penting." Jawab Earth sopan.
Perth pun segera mengangguk karena penasaran apa yang akan mereka katakan.
"Perempuan yang pagi tadi phi bawa ke kampus sekarang ada di klinik fakultas ekonomi. Dia pingsan dan dibawa oleh teman kami kesana." Ucap Plan.
Perth yang mendengar adiknya masuk klinik langsung merasa cemas. Dia merasa sangat khawatir dengan keadaan adiknya itu.
Perth pun berlari ke klinik setelah berterimakasih kepada Plan dan Earth. Mereka berdua pun lebih memilih ke fakultas mereka masing-masing setelah mengabari Saint dan Gun lewat chatting.
--------------------¤¤¤----------------------
Alice belum juga tersadar dari pingsannya. Hal itu membuat Saint dan Gun cemas.
"Saint, menurutmu siapa perempuan ini? Bukankah dia sedikit mirip dengan phi Perth?" Tanya Gun memecah keheningan sebelumnya.
"Akupun tak tahu Gun. Tapi benar juga, dia sangat cantik dan sedikit mirip dengan phi Perth." Saint pun menjadi penasaran pada wanita yang ada di depannya. Sedikit raut sendu tergambar di wajah Saint.
"Apakah dia pacarnya phi Perth? Jika benar, pantas saja phi Perth tak pernah menerima semua mahasiswi yang menyatakan cinta padanya." Lanjut Saint sembari memperhatikan wajah Alice.
Keheningan pun kembali hadir diantara mereka bertiga. Tak ada lagi perbincangan diantara mereka hingga-
'Brakkkkk'
Pintu klinik dibuka dengan sangat keras. Saint dan Gun terlonjak dari tempat duduknya dan langsung memandang kearah pintu.
Ternyata Perth dan Mark datang dengan bersamaan dan tidak sengaja mendorong pintu dengan keras. Mereka terengah seperti habis berlari jarak jauh.
Pandangan mereka bertemu secara tidak sengaja. Saint dan Gun tertegun melihat pemandangan dihadapannya. Menurut mereka, Perth dan Mark sangat tampan dengan penampilan yang sedikit acak-acakan.
Perth pun berjalan menghampiri adiknya yang masih terbaring diatas ranjang klinik dengan mata yang terpejam.
"Aku sangat berterimakasih Nong, kalian telah membawa dia kesini dan menemaninya. Aku tak tahu jika dia sedang tidak sehat. Lain kali, izinkan kami untuk mentraktir makan siang sebagai balas budi untuk kalian berempat." Ujar Perth sembari menatap Saint dan Gun.
Saint pun merasakan sangat bahagia mendengar perkataan Perth. Ingin rasanya dia berteriak dan berkata, 'iya phi aku mau'. Namun dia pun merasa sangat malu.
"Sama-sama phi, kami hanya berniat menolongnya tanpa mengharapkan imbalan apapun dari phi." Jawab Gun dengan sopan. Saint merasakan sedikit kecewa namun ia pun tak mungkin protes pada Gun.
"Tapi kita tidak menerima penolakan manis." Ucap Mark sedikit menggoda Gun. Dan orang yang dituju pun merasakan pipinya memanas. Dia menggigit bibir bawahnya karena gugup. Mark yang melihat Gun melakukan itu hanya berusaha menelan saliva nya dengan sulit. Gun terlihat sangat seksi dimatanya.
Sesaat keadaan menjadi hening sampai sebuah kalimat menyadarkan mereka.
"Phi Perth, kenapa phi bolos kelas? Aku tidak apa-apa."
Rupanya Alice sudah bangun. Dia memegang kepalanya yang sedikit pusing. Perth mendekati Alice dan langsung memeluknya.
Saint yang melihatnya merasakan sesak di dadanya. Ia tak mungkin menangis disini. Dia berusaha untuk menahan rasa sakitnya sebentar lagi.
Mark pun ikut mendekat dan memeluk Alice. Mengelus rambutnya puncak kepalanya dengan sayang.
Gun yang melihatnya hanya tersenyum getir. Baru saja ia merasa melayang karena kata kata Mark, namun sekarang ia melihat Mark berpelukan dengan wanita lain didepannya.
"Apa yang kamu rasakan sekarang Nong?" Tanya Mark sambil melepaskan pelukannya.
"Aku baik-baik saja phi, mungkin aku hanya kelelahan karena perjalanan semalaman." Jawab Alice dengan tersenyum.
"Ohiya phi, siapa yang membawaku kesini?" Lanjutnya.
"Mereka yang membawamu kesini Nong, berterimakasihlah pada mereka. Tanpa mereka, mungkin Nong masih tergeletak di tempat tadi." Jawab Perth sembari melepaskan pelukannya.
"Terimakasih banyak phi, aku akan mentraktirmu makan siang besok. Sekalian aku ingin berkenalan dengan kalian😊 Untuk saat ini aku ingin pulang dulu phi. Sekali lagi terimakasih banyak😊" Ujar Alice sopan.
Perth, Alice dan Mark pun berpamitan pada Saint dan Gun. Tak lupa sebelumnya Alice meminta nomor telpon keduanya.
Saint dan Gun merasa sedikit sedih dan bingung. Sedih karena melihat kedekatan mereka namun juga bingung karena Alice terlalu dekat dengan keduanya, jika salah satu dari mereka adalah pacarnya, tapi mengapa terlalu dekat dengan yang lainnya?
Bersambungggggg😂
Galau sebenernya mau lanjut atau udahan aja😂
Aku lagi sibuk ujian soalnya tapi pengen berbagi kehaluan aku sama yang lain😂
Apalagi ceritanya gajelas kayak gini😂Sekian dulu curhatannya😂
Terimakasih yang udah mau bacaaa😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Because My Sister [Discontinue]
RomancePerth Tanapon mempunyai seorang adik perempuan yang sejak lahir tak pernah bertemu dengannya karena mereka tinggal di negara berbeda. Perth yang tidak mau ikut bersama orangtuanya lebih memilih untuk kuliah di negara Thailand sedangkan orang tuanya...