Rencana Alice (2)

1.1K 147 18
                                    

Suara langkah kaki yang terkesan terburu-buru terdengar jelas memasuki cafe. Ia tak sabar ingin menemui 'adiknya' itu.

"Nong, apa maksudmu?" Tanya Mean pada Alice dengan tak sabar.

Yang ditanya hanya tersenyum geli. Ini reaksi yang dia harapkan.

Plan tertegun melihat Mean dihadapannya, dia mengira Mean akan menemuinya tapi ternyata dugaannya salah. Plan sedikit kecewa dan berniat pergi.

Mean tersadar, seseorang yang dicintainya sedang memandangnya dengan tatapan terluka. Akhirnya dengan mengumpulkan keberanian, Mean menghampiri Plan dan memeluknya.

"Maafkan phi nong, phi tau ini salah tapi phi mohon, jadi pacar phi naaaa." Ucap Mean dengan tidak melepaskan pelukannya.

Plan merasakan kaget, bahagia dan bingung secara bersamaan. Bahagia karena akhirnya ia tahu, perasaannya tak bertepuk sebelah tangan. Tapi mengapa dia meminta maaf dan berkata ini salah?

'Eheemmmm'

Sebuah suara dehaman dari Alice menyadarkan Mean dalam pelukan Plan dan segera melepaskan pelukannya.

"Maaf phi sebelumnya, disini aku yang ditolak btw" Ucap Alice disertai seringaian diwajahnya.

Mean yang tersadar akan perkataannya pada Plan membuatnya menjadi salah tingkah sendiri.

"Apa barusan phi Mean serius?" Tanya Plan sedikit ragu. Dia khawatir Mean hanya main main padanya.

"Maaf nong, phi tau ini tidak romantis. Tapi percayalah, phi benar benar mencintaimu. Jadi pacar phi naaa?" Tanya Mean sembari menatap mata Plan dalam dalam.

Plan dengan senyuman bahagianya hanya mampu mengangguk perlahan. Rasa bahagia sangat tergambar jelas di wajah imutnya.

Kali ini Mean benar-benar memeluk Plan dengan erat seakan-akan takut miliknya akan direbut orang lain.

Alice hanya tersenyum geli, rencananya berhasil dan ini melebihi ekspetasi nya. Ia tinggal menunggu para phi lainnya datang untuk kembali protes padanya.

Tak lama kemudian, Perth, Title dan Mark datang dengan raut wajah yang tak bisa dijelaskan. Mungkin mereka mengira salah satu dari gebetannya menjadi pacar adiknya sendiri. Namun keegoisan menguasai hati mereka. Hingga memberanikan diri memeluk seseorang yang mereka cintai.

Saint, Gun dan Earth kaget karena tiba-tiba seseorang memeluknya sangat erat hingga membuat mereka sulit bernafas.

Terlebih Gun, dia merasakan pundaknya basah. Seseorang yang memeluknya sedang menangis dan menggumamkan sebuah kalimat berulang-ulang.

"Jangan tinggalkan phi, jangan tinggalkan phi Gun, phi mohon." Ternyata Mark menangis. Dia benar benar tak ingin kehilangan Gun.

"Please phi, berhenti berdrama dan berpelukan seperti itu! Disini aku yang sedang patah hati karena ditolak mereka." Ucap Alice sebal pada para phi nya. Namun setelahnya ia terkikik geli. Rencana nya benar benar berhasil dan melampaui ekspetasinya.

Perth, Mark dan Title merutuki sikap mereka dalam hati. Terutama Mark, dia merasa malu setengah mati.

Semua pandangan pun terarah pada Alice, bingung, kesal, bahagia dan segala perasaan bercampur aduk didalam benak mereka. Tak menyangka bahwa ini adalah rencana untuk mendekatkan mereka kembali pada seseorang yang dicintainya.

Alice hanya mengendikkan bahunya lalu berdiri dan merentangkan kedua tangannya. Ia ingin dipeluk atas keberhasilan dari rencana nya itu.

Perth, Mean, Mark dan Title pun langsung menghampiri Alice dan memeluknya. Mereka tertawa bahagia dan sangat berterimakasih pada Alice. Saat pelukan mereka terlepas, Plan langsung bertanya,

Because My Sister [Discontinue]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang